Translate

Minggu, 17 Januari 2016

PALESTINIAN GIRL SAW THE SON OF GOD AND TOUCHED BY HIM  -  KHALIDA


Saya seorang gadis Palestina yang lahir di Betlehem. Saya dilahirkan dalam agama Islam. Aku mencintai Islam, Aku mencintai kaum Muslimin. Saya sangat yakin kepada keyakinanku. Saya percaya kepada Muhammad. Aku percaya kebaikan yang telah diajarkan Muhammad. Saya percaya kepada Quran. Pada saat kecil saya menutup rambutku pada usia 9 tahun. Saya percaya akan hal itu dan saya mencintai semua orang dengan kepercayaan yang sama.





Kita bersatu, kita percaya saling mengasihi satu dengan yang lainnya. Aku menghormati ayah kami, budaya kami, dan keyakinan Islam yang mengajarkan perempuan harus bekerja keras, dan sangat menghargai ayah, dan kepada saudara.
Saya melakukan sholat 5 waktu, aku puasa di bulan Ramadhan, aku pergi ke Mekkah, pernah Umroh dan pernah bergelar Hajjah. Aku membaca Quran berulang kali. Aku mencari Tuhan didalam Quran, dan aku mencari jawabannya. Aku menemukan sesuatu yang membawa kesatuan didalam hidupku. Aku mencintai Alloh, aku mencintai Islam secara luar biasa.
Aku pernah menikah selama 9 tahun, dan aku mencintai rumah dan anak-anakku. Tapi ada kekosongan didalam hatiku. Itu adalah masalah yang terjadi yang juga didalam pernikahan. Aku mengakhirinya dan meninggalkan mantan suamiku. Kutemukan diriku menjadi gelandangan orang yang tidak punya rumah, karena keputusan yang telah aku buat. Aku ingat sedang berjalan di emperan jalan, dimana aku bisa melihat seorang wanita. Dia memiliki sebuah toko. Aku merasa ada sesuatu yang menarik perhatianku. Aku merasa seperti ada ada seseorang yang punya kuasa diatasku, yang menginginkan aku masuk kedalam toko tersebut. Dan hal itu aku lakukan. Aku berjalan masuk kedalam toko tersebut.
Saat aku masuk kedalam toko tersebut, dia begitu penuh kasih dan sangat menyenangkan. Dia menghampiriku dan memelukku. Aku penuh tanda tanya, Aku sangat kuatir tentang apa yang diinginkan wanita ini dariku. Aku belum pernah bertemu dengan dirinya sebelumnya. Aku tidak tahu namanya. Tak ada hubungan apapun antara kami. Aku tidak tahu apa yang diinginkan wanita ini dariku. Jadi aku merasa sedikit takut. Haruskah aku percaya dia, bicara dengan dia. Mungkin ini bukan ide yang bagus. Mungkin sebaiknya aku pergi. Tapi aku tidak bisa, aku merasa bergitu ditarik untuk tinggal. Aku lihat mukanya, lalu aku katakan aku disini untuk mencari pekerjaan. Dia menjawab, “Aku tahu dan akan aku berikan apa yang kamu mau. Ayolah, kita langsung bekerja! Apa yang bisa kamu lakukan, pekerjaan macam apa yang bisa kamu lakukan ?” Sejujurnya aku tidak punya keahlian. Keahlian yang aku miliki adalah memasak. Jadi aku katakan kepadanya, “Aku bisa memasak bagimu. Aku bisa melakukan tugas bersih-bersih bagimu.” Kemudian dia menjawab, “Bagus kalau begitu, Aku butuh orang yang bisa memasak untukku, aku butuh orang yang bisa bekerja bersih-bersih.” Aku disana merasa lebih baik dan ia mempekerjakan aku.
Dia membayarku dengan upah yang baik untuk kewajiban yang aku kerjakan di tokonya. Kami memulainya dengan membangun hubungan. Dan hubungan itu makin dekat dan dalam. Ada sesuatu didalam wanita itu yang membuatku bertanya-tanya. Aku tidak mengerti. Kenapa dia harus menyayangi aku ? Ia tahu aku adalah gelandangan. Dalam sekejap apa yang dia lakukan adalah memindahkan aku ke rumahnya. Ia mempunyai 3 orang anak laki-laki. Dan suaminya datang membawaku dan anakku. Mereka menyediakan aku makanan, dan memberikan kami sebuah kamar di rumah mereka. Dan dia tidak memintaku untuk menyewanya. Dia tidak meminta aku bekerja apapun padaku, padahal aku bekerja untuknya di tokonya. Dan ia membantuku menempatkan barang-barangku dan anakku. Selang kemudian aku mendaftarkan anakku ke sekolah.
Dan hubungan itu berlanjut dan bertumbuh. Aku mulai dengan memberinya pertanyaan kepadanya. Dan dia menjawabnya bagiku. Dia mulai menceritakan kepadaku mengenai keyakinannya. Aku menolak apa yang dia ceritakan kepadaku. Kukatakan kepadanya, “Anda salah, anda salah, Muhammad adalah kebenaran. Quran adalah kebenaran. Muhammad adalah Nabi terakhir. Ia katakan kepadaku bahwa Tuhan punya anak.” Kemudian aku katakan, “Oh tidak, tolong jangan katakan Tuhan punya anak. Apa yang salah dengan dirimu ? Bagaimana mungkin Tuhan punya Anak ? Tahukan anda ini sangat tidak masuk akal ? Kalian sangat bodoh. Quran kami katakan kalian akan masuk neraka atas apa yang kalian percayai. 
Apa yang kalian percayai adalah kesalahan. Kami adalah agama yang benar. Setiap orang harus datang kepada Islam. Dan setiap orang harus percaya kepada Muhammad karena dia adalah Nabi terakhir. Dan disamping itu Tuhan tidak punya anak. Ini adalah tidak masuk akal. Quran kami mengajar bahwa Tuhan tidak lemah, bahwa Tuhan perlu anakNya dan perlu orang lain untuk menolongNya. Dia dapat menolong diriNya sendiri. Ia telah menciptakan. Ia Allah, dan Ia punya Nabi terakhir. Tak ada perkataan lain yang meyakinkan untuk diucapkan.” Dia hanya menjawabku, “Tidak apa-apa, tidak masalah kamu percaya ke jalan itu. Aku hanya ingin berbagi yang kumiliki denganmu. Bisakah aku berbagi denganmu ? Bisakah aku berbagi kepercayaanku ?” Dan aku mulai memberinya kesempatan. 
Kemudian aku katakan, “Ya, anda dapat ceritakan lagi tentang Yesus. Dan dia mulai menceritakan kepadaku tentang Yesus. Aku akan kembali dan maju mundur, dan bertanya, akan tetapi aku tetap menolak. Kukatakan kepadanya, ini tidak masuk akal bagiku.” Dia selalu meninggalkan aku dengan satu kalimat, yang selalu dikatakannya. “Tidak masalah jika kamu tidak percaya dengan apa yang kupercaya. Itu tidak akan mengubah siapa Yesus. Jika kamu percaya, Dia akan menolong kamu. Ini akan membuat hidupmu lebih baik.”
Aku pulang kerumah, dan aku lakukan Sholat 5 waktu dan aku membaca Quran. Aku mencari Alloh dengan sepenuh hatiku. Dan aku ingin itu … Aku ingin Alloh mengubahku menjadi nyaman seperti dirinya. Tapi aku tidak bisa. Jadi aku heran apa yang dia miliki yang tidak aku miliki. Dan mulai aku katakan, “Oke, apapun yang ia dapat, aku juga akan memilikinya juga. Aku ingin apa yang dimiliki oleh perempuan itu untuk datang kepadaku didalam hidupku.” Karena aku lihat dia memilikinya. Itu bukan karena dia punya uang, atau karena dia punya kecukupan. Dia memiliki imannya. Dan imannya itu menjadikan dirinya orang yang sangat unik. Dan sangat membantu setiap orang yang datang kepadanya. Setiap orang yang masuk ke tokonya, disambutnya dengan senyuman dengan sepenuh hati, dan dengan senyuman dan rangkulan. Dia adalah wanita yang penuh kasih dan baik dan aku menginginkan hal itu. Aku ingin menghentikan dia. Aku mulai memikirkan perasaanku sendiri. 
Kutemukan diriku sangat marah kepada keluargaku. Aku punya sesuatu yang tak termaafkan. Aku tidak merasakan kasih sayang. Aku benar-benar bernasib buruk. Karena saat aku pulang ke rumah aku selalu menangis. Dan aku selalu berpikir sendirian. Aku merasa tidak nyaman. Tapi wanita ini tidak jauh berbeda denganku. Dia juga pulang ke rumah. Dia juga punya masalah. Masalah keuangan. Tapi dia tidak selalu mempermasalahkannya. Ia berkata, tiap hari dengan tantangan baru tapi dijalaninya dengan senyuman dan dengan imannya.
Lalu setelah dua tahun aku bersama dengan wanita ini, Aku menginginkan sesuatu seperti itu. Aku mulai banyak berpikir banyak dan mencari lebih banyak cara untuk mencari tahu keyakinan yang dimilikinya. Aku sangat lapar akan hubungan intim dengan Tuhan. Aku lebih banyak berdoa dan berpuasa. Itu adalah doa-doa secara Islamku. Aku mulai lebih banyak berusaha dan menyibukkan diri dengan doa-doa. Dan sungguh-sungguh meminta Tuhan untuk menunjukkan sesuatu. Aku ingin … Tuhan jika Engkau benar mengapa Engkau tidak mendatangiku ? Dan membuktikan Engkau sebenarnya.
Suatu hari kukatakan hal itu, “Yesus, Yesus … Jika Engkau sungguh Anak Tuhan, Datanglah, turunlah kebawah dan tunjukkan bahwa Engkau Anak Tuhan. Karena hal ini tidak masuk akal.” Aku berada di toko dan memikirkan urusanku sendiri. Bekerja di ruang belakang. Aku ingat berkata kepada diriku sendiri: “Ah … ini tidak akan bekerja / berhasil.” Tidak ada yang terjadi pada saat itu. Aku tahu aku bekerja mencari uang. Tapi aku sangat frustasi dan hampa tidak tahu harus melakukan apa. Aku tidak tahu apa itu kebenaran. Dan aku ingin tahu kebenaran itu. Aku ingat sesuatu terjadi didalam kamar dimana aku berada. Secara tiba-tiba aku melihat seseorang. Seperti seseorang lain yang berdiri didepanku. Mempesona namun berbeda dari siapapun yang pernah kulihat. Lalu aku bertanya kepadaNya, “Siapa dirimu ?” Suara itu menembus dinding, suara itu lembut dan datang diwaktu bersamaan. Begitu kuat. Bahkan aku tidak mampu menggambarkannya dalam kata-kata. Dia berkata kepadaku, “Aku adalah Yesus. Aku adalah Anak Tuhan.” Dan saat itu aku mulai sadar akan apa yang aku pikirkan selama ini. Aku tidak jatuh di lantai, akan tetapi aku mendengarkan-Nya. Aku langsung berlutut. Aku hanya memandang pada-Nya. Dia begitu indah. Dia begitu penuh dengan kemuliaan. Dia adalah terang. Seperti terang didalam terang dan didalam kekuasaan-Nya. Aku langsung berkata, “Tuhan … Engkau Tuhan …” Lalu Dia menjawabku : “Ya, Aku adalah Yesus. Aku adalah Orang yang kamu tolak selama bertahun-tahun lamanya. Aku adalah Orang yang bukan kamu sebut Anak Tuhan. Aku adalah Anak-Nya, Aku datang untuk menyelamatkanmu. Aku datang untuk menempatkanmu di tanganku dan membuatmu menjadi lebih baik. Orang yang bersuka cita. Itu adalah anugerah-Ku sehingga kamu selamat. Kamu tidak perlu berbuat apapun. Kamu tidak perlu merancang apapun. Kamu hanya harus tahu bahwa Aku mengasihimu.” Aku kemudian bertanya, “Apakah hanya itu yang Engkau ingin aku lakukan ?” Ia berkata, “Ya, percayalah kepada-Ku.” Dan tak lama setelah itu seakan aku pergi ke sekolah selama 1 tahun. Aku menyelesaikan semua ujian, dan meraih semua itu dalam sehari. Yesus membuatku masuk akal / mengerti. Semua keraguan dimana aku bertumbuh didalam Islam, lenyap. Semua kebingunganku telah hilang. Hatiku telah sembuh. Aku merasa rasa sakit itu hilang meninggalkanku. Hatiku sudah lagi tidak merasa benci, marah, galau, dan tidak mengampuni. Semasa kecil sebagai seorang gadis muda, orang Palestina, tidak punya tanah.
Aku merasa jadi korban dari setiap situasi yang pernah terjadi padaku. Aku ingat berkata kepada Yesus, “Aku memerlukan-Mu. Aku ingin kau datang dan menolongku. Aku butuh Engkau menolongku berjalan.” Kemudian aku bercerita kepada temanku itu. Kuceritakan padanya bahwa aku baru saja menerima Yesus sebagai juruselamatku. Lalu dia berkata, “Kapan kamu lakukan itu ?” Aku mengatakan, “Baru saja.” Kemudian dia bertanya lagi, “Mengapa kamu katakan baru saja ?” Kujawab, “Aku tidak tahu kenapa hal ini terjadi. Aku baru saja mengalami sesuatu dibelakang, dan kuceritakan padanya apa yang terjadi denganku.” Aku berpikir bahwa rasanya hatiku telah berubah. Hatiku telah disembuhkan, aku tidak sedih lagi. Aku merasa aku kuat. Sekarang aku mampu menghadapi hidup. Dan sekarang aku bisa menghadapi tantangan yang datang dihadapanku. Ada kebebasan yang tidak pernah aku alami di agama Islam. Sehingga itulah yang dapat dibuktikan Kekristenan didalam hidupku. Memberikan kebebasan, dan memberiku cinta yang telah aku tunggu selama 29 tahun sebelum aku menjadi seorang Kristen.


Tidak ada komentar: