PALESTINIAN GIRL SAW THE SON OF GOD
AND TOUCHED BY HIM - KHALIDA
Kita bersatu, kita percaya saling mengasihi satu dengan yang
lainnya. Aku menghormati ayah kami, budaya kami, dan keyakinan Islam yang
mengajarkan perempuan harus bekerja keras, dan sangat menghargai ayah, dan
kepada saudara.
Saya melakukan sholat 5 waktu, aku puasa di bulan Ramadhan, aku
pergi ke Mekkah, pernah Umroh dan pernah bergelar Hajjah. Aku membaca Quran
berulang kali. Aku mencari Tuhan didalam Quran, dan aku mencari jawabannya. Aku
menemukan sesuatu yang membawa kesatuan didalam hidupku. Aku mencintai Alloh,
aku mencintai Islam secara luar biasa.
Aku pernah menikah selama 9 tahun, dan aku mencintai rumah dan
anak-anakku. Tapi ada kekosongan didalam hatiku. Itu adalah masalah yang
terjadi yang juga didalam pernikahan. Aku mengakhirinya dan meninggalkan mantan
suamiku. Kutemukan diriku menjadi gelandangan orang yang tidak punya rumah, karena
keputusan yang telah aku buat. Aku ingat sedang berjalan di emperan jalan,
dimana aku bisa melihat seorang wanita. Dia memiliki sebuah toko. Aku merasa
ada sesuatu yang menarik perhatianku. Aku merasa seperti ada ada seseorang yang
punya kuasa diatasku, yang menginginkan aku masuk kedalam toko tersebut. Dan
hal itu aku lakukan. Aku berjalan masuk kedalam toko tersebut.
Saat aku masuk kedalam toko tersebut, dia begitu penuh kasih dan
sangat menyenangkan. Dia menghampiriku dan memelukku. Aku penuh tanda tanya,
Aku sangat kuatir tentang apa yang diinginkan wanita ini dariku. Aku belum
pernah bertemu dengan dirinya sebelumnya. Aku tidak tahu namanya. Tak ada
hubungan apapun antara kami. Aku tidak tahu apa yang diinginkan wanita ini
dariku. Jadi aku merasa sedikit takut. Haruskah aku percaya dia, bicara dengan
dia. Mungkin ini bukan ide yang bagus. Mungkin sebaiknya aku pergi. Tapi aku
tidak bisa, aku merasa bergitu ditarik untuk tinggal. Aku lihat mukanya, lalu
aku katakan aku disini untuk mencari pekerjaan. Dia menjawab, “Aku tahu dan
akan aku berikan apa yang kamu mau. Ayolah, kita langsung bekerja! Apa yang
bisa kamu lakukan, pekerjaan macam apa yang bisa kamu lakukan ?” Sejujurnya aku
tidak punya keahlian. Keahlian yang aku miliki adalah memasak. Jadi aku katakan
kepadanya, “Aku bisa memasak bagimu. Aku bisa melakukan tugas bersih-bersih
bagimu.” Kemudian dia menjawab, “Bagus kalau begitu, Aku butuh orang yang bisa
memasak untukku, aku butuh orang yang bisa bekerja bersih-bersih.” Aku disana
merasa lebih baik dan ia mempekerjakan aku.
Dia membayarku dengan upah yang baik untuk kewajiban yang aku
kerjakan di tokonya. Kami memulainya dengan membangun hubungan. Dan hubungan
itu makin dekat dan dalam. Ada sesuatu didalam wanita itu yang membuatku
bertanya-tanya. Aku tidak mengerti. Kenapa dia harus menyayangi aku ? Ia tahu
aku adalah gelandangan. Dalam sekejap apa yang dia lakukan adalah memindahkan
aku ke rumahnya. Ia mempunyai 3 orang anak laki-laki. Dan suaminya datang
membawaku dan anakku. Mereka menyediakan aku makanan, dan memberikan kami
sebuah kamar di rumah mereka. Dan dia tidak memintaku untuk menyewanya. Dia
tidak meminta aku bekerja apapun padaku, padahal aku bekerja untuknya di
tokonya. Dan ia membantuku menempatkan barang-barangku dan anakku. Selang kemudian
aku mendaftarkan anakku ke sekolah.
Dan hubungan itu berlanjut dan bertumbuh. Aku mulai dengan
memberinya pertanyaan kepadanya. Dan dia menjawabnya bagiku. Dia mulai
menceritakan kepadaku mengenai keyakinannya. Aku menolak apa yang dia ceritakan
kepadaku. Kukatakan kepadanya, “Anda salah, anda salah, Muhammad adalah
kebenaran. Quran adalah kebenaran. Muhammad adalah Nabi terakhir. Ia katakan
kepadaku bahwa Tuhan punya anak.” Kemudian aku katakan, “Oh tidak, tolong
jangan katakan Tuhan punya anak. Apa yang salah dengan dirimu ? Bagaimana
mungkin Tuhan punya Anak ? Tahukan anda ini sangat tidak masuk akal ? Kalian
sangat bodoh. Quran kami katakan kalian akan masuk neraka atas apa yang kalian
percayai.
Apa yang kalian percayai adalah kesalahan. Kami adalah agama yang
benar. Setiap orang harus datang kepada Islam. Dan setiap orang harus percaya
kepada Muhammad karena dia adalah Nabi terakhir. Dan disamping itu Tuhan tidak
punya anak. Ini adalah tidak masuk akal. Quran kami mengajar bahwa Tuhan tidak
lemah, bahwa Tuhan perlu anakNya dan perlu orang lain untuk menolongNya. Dia
dapat menolong diriNya sendiri. Ia telah menciptakan. Ia Allah, dan Ia punya
Nabi terakhir. Tak ada perkataan lain yang meyakinkan untuk diucapkan.” Dia
hanya menjawabku, “Tidak apa-apa, tidak masalah kamu percaya ke jalan itu. Aku
hanya ingin berbagi yang kumiliki denganmu. Bisakah aku berbagi denganmu ?
Bisakah aku berbagi kepercayaanku ?” Dan aku mulai memberinya kesempatan.
Kemudian aku katakan, “Ya, anda dapat ceritakan lagi tentang Yesus. Dan dia
mulai menceritakan kepadaku tentang Yesus. Aku akan kembali dan maju mundur,
dan bertanya, akan tetapi aku tetap menolak. Kukatakan kepadanya, ini tidak
masuk akal bagiku.” Dia selalu meninggalkan aku dengan satu kalimat, yang
selalu dikatakannya. “Tidak masalah jika kamu tidak percaya dengan apa yang
kupercaya. Itu tidak akan mengubah siapa Yesus. Jika kamu percaya, Dia akan
menolong kamu. Ini akan membuat hidupmu lebih baik.”
Aku pulang kerumah, dan aku lakukan Sholat 5 waktu dan aku membaca
Quran. Aku mencari Alloh dengan sepenuh hatiku. Dan aku ingin itu … Aku ingin
Alloh mengubahku menjadi nyaman seperti dirinya. Tapi aku tidak bisa. Jadi aku
heran apa yang dia miliki yang tidak aku miliki. Dan mulai aku katakan, “Oke,
apapun yang ia dapat, aku juga akan memilikinya juga. Aku ingin apa yang
dimiliki oleh perempuan itu untuk datang kepadaku didalam hidupku.” Karena aku
lihat dia memilikinya. Itu bukan karena dia punya uang, atau karena dia punya
kecukupan. Dia memiliki imannya. Dan imannya itu menjadikan dirinya orang yang
sangat unik. Dan sangat membantu setiap orang yang datang kepadanya. Setiap
orang yang masuk ke tokonya, disambutnya dengan senyuman dengan sepenuh hati,
dan dengan senyuman dan rangkulan. Dia adalah wanita yang penuh kasih dan baik
dan aku menginginkan hal itu. Aku ingin menghentikan dia. Aku mulai memikirkan
perasaanku sendiri.
Kutemukan diriku sangat marah kepada keluargaku. Aku punya
sesuatu yang tak termaafkan. Aku tidak merasakan kasih sayang. Aku benar-benar
bernasib buruk. Karena saat aku pulang ke rumah aku selalu menangis. Dan aku
selalu berpikir sendirian. Aku merasa tidak nyaman. Tapi wanita ini tidak jauh
berbeda denganku. Dia juga pulang ke rumah. Dia juga punya masalah. Masalah
keuangan. Tapi dia tidak selalu mempermasalahkannya. Ia berkata, tiap hari
dengan tantangan baru tapi dijalaninya dengan senyuman dan dengan imannya.
Lalu setelah dua tahun aku bersama dengan wanita ini, Aku
menginginkan sesuatu seperti itu. Aku mulai banyak berpikir banyak dan mencari
lebih banyak cara untuk mencari tahu keyakinan yang dimilikinya. Aku sangat
lapar akan hubungan intim dengan Tuhan. Aku lebih banyak berdoa dan berpuasa.
Itu adalah doa-doa secara Islamku. Aku mulai lebih banyak berusaha dan
menyibukkan diri dengan doa-doa. Dan sungguh-sungguh meminta Tuhan untuk
menunjukkan sesuatu. Aku ingin … Tuhan jika Engkau benar mengapa Engkau tidak
mendatangiku ? Dan membuktikan Engkau sebenarnya.
Suatu hari kukatakan hal itu, “Yesus, Yesus … Jika Engkau
sungguh Anak Tuhan, Datanglah, turunlah kebawah dan tunjukkan bahwa Engkau Anak
Tuhan. Karena hal ini tidak masuk akal.” Aku berada di toko dan memikirkan
urusanku sendiri. Bekerja di ruang belakang. Aku ingat berkata kepada diriku
sendiri: “Ah … ini tidak akan bekerja / berhasil.” Tidak ada yang terjadi pada
saat itu. Aku tahu aku bekerja mencari uang. Tapi aku sangat frustasi dan hampa
tidak tahu harus melakukan apa. Aku tidak tahu apa itu kebenaran. Dan aku ingin
tahu kebenaran itu. Aku ingat sesuatu terjadi didalam kamar dimana aku berada.
Secara tiba-tiba aku melihat seseorang. Seperti seseorang lain yang berdiri
didepanku. Mempesona namun berbeda dari siapapun yang pernah kulihat. Lalu aku
bertanya kepadaNya, “Siapa dirimu ?” Suara itu menembus dinding, suara itu
lembut dan datang diwaktu bersamaan. Begitu kuat. Bahkan aku tidak mampu
menggambarkannya dalam kata-kata. Dia berkata kepadaku, “Aku adalah Yesus. Aku
adalah Anak Tuhan.” Dan saat itu aku mulai sadar akan apa yang aku pikirkan
selama ini. Aku tidak jatuh di lantai, akan tetapi aku mendengarkan-Nya. Aku
langsung berlutut. Aku hanya memandang pada-Nya. Dia begitu indah. Dia begitu
penuh dengan kemuliaan. Dia adalah terang. Seperti terang didalam terang dan
didalam kekuasaan-Nya. Aku langsung berkata, “Tuhan … Engkau Tuhan …” Lalu Dia
menjawabku : “Ya, Aku adalah Yesus. Aku adalah Orang yang kamu tolak selama
bertahun-tahun lamanya. Aku adalah Orang yang bukan kamu sebut Anak Tuhan. Aku
adalah Anak-Nya, Aku datang untuk menyelamatkanmu. Aku datang untuk
menempatkanmu di tanganku dan membuatmu menjadi lebih baik. Orang yang bersuka
cita. Itu adalah anugerah-Ku sehingga kamu selamat. Kamu tidak perlu berbuat
apapun. Kamu tidak perlu merancang apapun. Kamu hanya harus tahu bahwa Aku
mengasihimu.” Aku kemudian bertanya, “Apakah hanya itu yang Engkau ingin aku
lakukan ?” Ia berkata, “Ya, percayalah kepada-Ku.” Dan tak lama setelah itu
seakan aku pergi ke sekolah selama 1 tahun. Aku menyelesaikan semua ujian, dan
meraih semua itu dalam sehari. Yesus membuatku masuk akal / mengerti. Semua
keraguan dimana aku bertumbuh didalam Islam, lenyap. Semua kebingunganku telah
hilang. Hatiku telah sembuh. Aku merasa rasa sakit itu hilang meninggalkanku.
Hatiku sudah lagi tidak merasa benci, marah, galau, dan tidak mengampuni.
Semasa kecil sebagai seorang gadis muda, orang Palestina, tidak punya tanah.
Aku merasa jadi korban dari setiap situasi yang pernah
terjadi padaku. Aku ingat berkata kepada Yesus, “Aku memerlukan-Mu. Aku ingin
kau datang dan menolongku. Aku butuh Engkau menolongku berjalan.” Kemudian aku
bercerita kepada temanku itu. Kuceritakan padanya bahwa aku baru saja menerima
Yesus sebagai juruselamatku. Lalu dia berkata, “Kapan kamu lakukan itu ?” Aku
mengatakan, “Baru saja.” Kemudian dia bertanya lagi, “Mengapa kamu katakan baru
saja ?” Kujawab, “Aku tidak tahu kenapa hal ini terjadi. Aku baru saja
mengalami sesuatu dibelakang, dan kuceritakan padanya apa yang terjadi
denganku.” Aku berpikir bahwa rasanya hatiku telah berubah. Hatiku telah
disembuhkan, aku tidak sedih lagi. Aku merasa aku kuat. Sekarang aku mampu
menghadapi hidup. Dan sekarang aku bisa menghadapi tantangan yang datang
dihadapanku. Ada kebebasan yang tidak pernah aku alami di agama Islam. Sehingga
itulah yang dapat dibuktikan Kekristenan didalam hidupku. Memberikan kebebasan,
dan memberiku cinta yang telah aku tunggu selama 29 tahun sebelum aku menjadi
seorang Kristen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar