Saya akan buat cerita ini pendek. Saya harus melarikan diri
dari negaraku. Saya melarikan diri. Membutuhkan waktu 6 bulan dari tempat
asalku untuk mencapai bagian Eropa dimana aku dapat tinggal dengan aman untuk
mendapatkan status. Saat saya berada diluar negara asalkupun aku mulai
mengabarkan mengenai Islam. Saya berusaha membawa orang-orang kedalam Islam
dikarenakan ada imbalan besar jika kamu dapat meng-Islam-kan orang lain masuk
Islam.
Setelah itu aku mendapatkan kesempatan untuk bertemu dan
mengenal keyakinan lain. Di negara asalku aku tidak mengenal agama lain, yang
aku tahu adalah keyakinan Islam, suatu keyakinan dimana aku dibesarkan
didalamnya. Lebih aku mengenal keyakinan lain maka lebih kuat lagi keyakinanku
didalam Islam dikarenakan aku akan mengajukan pertanyaan dari Kitab Islam yang
mana mereka tidak dapat menjawab pertanyaanku. Dan aku akan memberikan jawaban
kepada mereka dari Kitab Islam, dari Quran.
Karena rahmat Tuhan aku dapat mencapai Kanada, mendapatkan
status pengungsi di Kanada. Di Kanada aku menemukan keyakinan Mormon, Menonite.
Hal yang sama, aku menghadiri pertemuan mereka dan mengajukan pertanyaan.
Mereka tidak menantang pertanyaan-pertanyaan itu. Saya tidak dapat menemukan
jawaban apapun juga, maka aku selalu menjelaskan kepada mereka dan meyakinkan
mereka bahwa Islam adalah agama yang terbaik.
Saya menjumpai seseorang yang selalu membantu diriku dan
keluargaku dan saya menanyakan kepada dirinya, “Siapa yang kamu percayai ?”
Kemudian dia menjawab, “Tidak ada seorangpun. Tidak ada Tuhan. Saya hanya
percaya kalau kamu melakukan kebaikan, maka kamu akan mendapatkan kebaikan
juga.” Kemudian aku mengatakan, “Ya, itulah permasalahanku, saya telah
bergantung kepada suatu kekuatan Tuhan. Aku mengharapkan kekuatan dari Tuhan
yang sepertinya tidak terlihat. Kamu mungkin benar. Kamu melakukan kebaikan dan
tidak percaya kepada Tuhan manapun juga.” Kemudian aku mulai mengarah kepada
pengertian itu. Saat itu aku merasa begitu tertekan, ada peperangan didalam
diriku. Bagaimana ada yang mengatakan bahwa tidak ada Tuhan. Didalam diriku mengatakan,
“Mestinya ada Tuhan, coba dicari lebih dan lebih lagi.”
Pada waktu itu saya bertemu dengan sekelompok yang terlihat
bahagia. Kemudian mereka mengajakku ke suatu biara dan itu adalah biara Budha.
Pertama kalinya saat saya sampai disana, seorang pendeta Budha mendatangiku dan
mengatakan kepadaku mengenai kehidupanku. Pendeta Budha (seorang wanita) itu
mengatakan kepadaku, “Kamu telah dilahirkan sebelumnya dan kamu sebelumnya
adalah seorang laki-laki.” Kemudian saya berkata, “Oke, cukup masuk akal bagiku.
Saya melakukan kewajiban sebagai tulang punggung keluarga yang seharusnya
dilakukan oleh seorang laki-laki. Saya seorang yang berani, suka berterus
terang, dan hal-hal seperti itu.” Kemudian pendeta wanita Budha itu mengatakan,
“Kamu telah membunuh seseorang [dalam kehidupan sebelumnya] dan kamu tidak
mendapatkan hukuman. Kemudian kamu lahir kembali sebagai seorang perempuan, dan
mengalami penderitaan ini.” Saat itu saya katakan, “Itu masuk akal bagiku.
Sebab aku selalu mengatakan … mengapa ? Kenapa aku mendapatkan begitu banyak
penderitaan ?”
Sejak saat itu aku menjadi seorang pengikut ajaran Budha
sementara waktu. Melakukan ritual agama Budha. Lagi-lagi ada suara didalam
hatiku. Pada saat aku membeli buah-buahan seperti apel dan jeruk untuk
dipersembahkan kepada patung-patung. Sesuatu didalam diriku mentertawakan
diriku, “Lihatlah dirimu, kamu ini seorang yang bodoh.” Dan saya tidak dapat
meneruskan ritual Budha itu juga.
Setelah itu saya mulai terserang penyakit, yaitu tulang
belakangku terasa begitu sakit. Suatu hari posisi tulang belakang saya begitu
melengkung dan tidak bisa bangun tidur. Jadi tubuh saya tertekuk dengan rasa
sakit yang luar biasa. Saya mengunjungi banyak rumah sakit untuk penyembuhan.
Itu adalah sesuatu yang menyakitkan. Saya selalu berteriak dikarenakan terapi
penyembuhan yang sakit. Jika saya bisa bangun, maka saya hanya bisa minum obat
dan tidur kembali. Saya waktu itu hanyalah seperti sebongkah daging yang
bernafas. Tidak ada lagi Tuhan yang bisa aku cari. Saya telah mencoba banyak
keyakinan. Apa yang pernah saya lakukan selama hidup ini adalah melakukan
kebaikan kepada semua orang. Menjaga keluargaku dan melakukan banyak hal yang
aku tahu dengan kebaikan kepada orang lain.
Saya pernah melakukan percobaan bunuh diri akan tetapi usaha
itu tidak berhasil. Kemudian aku kembali mengkonsumsi morpin [narkoba] lagi.
Hal itu menjadi lebih buruk lagi disebabkan aku tidak menikah. Saya tidak
mempunyai keluarga. Tidak mempunyai anak. Saya tidak mempunyai waktu untuk
memulai kehidupanku. Semua hal didalam hidupku adalah mengenai mengurus sanak
saudaraku, negaraku.
Saya menantikan bahwa suatu hari nanti aku akan memulai
kehidupanku sendiri, seperti menikah, mempunyai anak. Ketika mereka mengatakan,
“Kamu tidak mati.” Akan tetapi diriku mengatakan, “Lihatlah dirimu sendiri,
kamu seperti ‘sebongkah daging’.”
Saya saat itu berada dalam kondisi yang parah, bahkan tidak
tahu bagaimana memposisikan diri kedalam mobil. Dikarenakan saya tidak dapat
duduk, atau berbaring, karena tubuhku tertekuk dengan rasa sakit yang masih
berlanjut.
Saya membutuhkan bantuan, dikarenakan tempat tinggal yang
saya sewa begitu berantakan. Saya membutuhkan seseorang yang dapat membuang
sampah, atau pekerjaan rumah tangga lain. Maka saya pergi keluar mencoba
mencari seseorang, dan saya melihat seorang laki-laki yang merupakan pecandu
narkoba. Saya katakan kepadanya, “Saya membutuhkan bantuan, jika kamu dapat
masuk kedalam rumah dan melakukan pembersihan rumah maka aku akan memberikan
kepadamu uang.” Dan dia mengatakan, “Saya bisa melakukan itu dan sebungkus
rokok akan cukup sebagai imbalan.” Kemudian saya katakan, “Oke.” Maka ia
membantuku memasuki rumah kontrakanku. Kami saat itu melewati suatu bangunan
kecil, dan dia mengatakan, “Apakah kamu suka menari ?” Dan saya katakan, “Saya
suka menari.” Dia melanjutkan berkata, “Kamu tahu, orang-orang itu sering
menari dan itu gratis, kamu bisa masuk kesana dan mereka menari pada hari
minggu.” Saya katakan, “Oke.” Dan saya pergi kesana pada hari minggu.
Saya masuk ke tempat itu dan mereka menari, menyanyi dan
melakukan penyembahan. Seseorang menyambutku datang ke gereja itu. Saya
bertanya, “Apakah ini sebuah gereja ?” dan mereka mengatakan, “Ya.” Kemudian
saya bertanya, “Dimana peralatan-peralatan itu jika ini gereja.” Saya bertanya,
“Dimana patung-patung kamu.” Saya belum pernah melihat gereja seperti ini
sebelumnya. Ini seperti ruangan besar dimana orang-orang menari-nari. Saya
memperkenalkan diri pertama kalinya. Saya memasuki gereja itu dan tentu saja
saya tidak dapat menari, saya hanya duduk di lantai. Pada akhir dari
penyembahan itu, saya bertanya kepada Tuhan, “Tuhan, [saya tidak tahu
namanya]”, akan tetapi aku sebut Tuhan. Saya hanya berkata, “Tuhan, inikah
akhir dari kehidupanku. Jika Engkau ada, maka tunjukkanlah kepadaku. Dan jika
tidak ada, maka selesailah sudah. Saya sudah menyerah. Saya sudah mencoba
banyak keyakinan di dunia ini. Saya sudah ke dokter dan lain sebagainya. Saya
hanyalah sebongkah daging. Apakah tujuan dari semuanya ini ?” Kemudian aku
hanya bisa menangis diatas lututku. Dan secara tiba-tiba saya melihat cahaya.
Cahaya itu begitu terang, begitu terang. Dan saya mengatakan, “Siapakah ini ?
Siapakah ini ?” Dan kemudian Dia berkata, “Aku adalah Yesus.” Dan kemudian saya
mulai menepuk-nepuk diriku, “Oh, selama bertahun-tahun didalam hidupku aku
mendengar namaMu. Akan tetapi aku begitu bodoh, dan ternyata Engkau begitu
nyata. Engkau adalah nyata.” Dia mengatakan, “Akulah kebenaran. Akulah
kebenaran.” Dan kemudian dia menyentuh diriku. Dia meletakkan tanganNya diatas kepalaku.
Dan aku merasakan sesuatu sampai ke ujung kakiku. Saat itu aku tidak tahu apa
yang terjadi pada diriku. Saat itu saya hanya bisa mengatakan, “Ampunilah
diriku. ampunilah diriku karena tidak mempercayai Engkau. bahwa Engkau adalah
nyata.”
Ketika saya tersadar, ada seorang perempuan memegang diriku.
Saya tidak menyadari ada orang-orang disekitarku saat itu. Mereka menciumku dan
mengatakan, “Apakah kamu baik-baik saja ?” Saya jawab, “Ya. Ya.” Kemudian
mereka berkata, “Itu adalah senyuman yang indah, dan itu senyuman berasal dari
Tuhan.” Kemudian aku berkata, “Aku melihat Dia.” Dan kemudian mereka membantu
aku untuk berdiri. Kemudian aku bisa berdiri dengan tegak, dan saya tidak
merasakan sakit apapun. Dan aku dapat berdiri dengan tegak. Dan semenjak itu
aku tidak pernah lagi ke rumah sakit selain pada saat melahirkan anakku.
Aku berjalan ke rumah dan aku tidak mau lagi tidur di
ranjangku lagi. Saya hanya mau berdiri dan melakukan banyak hal. Dan saya
mempunyai kehidupan yang baru. Kemudian saya melihat diriku di cermin, dimana
aku bisa berdiri dengan tegak. Wajahku berbeda, saya terlihat begitu berbeda.
Setelah itu saya tidak tahu apa yang terjadi selama seminggu.
Saya pikir saya menjadi gila. Dan kemudian banyak hal jelek mulai terjadi
didalam hidupku, seperti rumahku kebakaran dan lain sebagainya. Dan saya
teringat saya berdiri di depan cermin dan berkata, “Saya telah melihat Dia.”
Saya tidak akan kembali [ke keyakinan lama]. Saya telah melihat Dia, saya telah
disembuhkan. Saya telah disembuhkan, saya bisa berjalan lagi dengan tidak
merasakan sakit. Tidak ada operasi, dan saya merasakan begitu sehat. Saya
merasakan kesehatan yang sangat baik didalam diriku. Sebelumnya, setiap bagian
dari tubuhku terasa sakit, bahkan hatiku juga sangat terluka, emosi dan semuanya.
Saya sekarang mempunyai pengharapan baru. Saya mempunyai kehidupan kembali.
Saya telah dilatih menggunakan senjata. Akan tetapi hal yang
terjadi selanjutnya adalah lebih berat daripada perang psikologis. Banyak orang
datang, profesor dari perguruan tinggi, orang-orang Muslim. Tiba-tiba saja
banyak orang-orang Muslim disekitarku, dan mereka mencoba menghentikan diriku
untuk bersaksi / berbicara mengenai mujizat ini. Selama 2 tahun aku berjuang ke
gereja, dikarenakan mereka mencoba dengan segala cara untuk menggagalkan saya
untuk dibabtis. Saya telah melihat Dia dan ini adalah kebenaran.
Saya tidak pernah merasa kesepian lagi setelah itu. Saya
mendengar suaranya. Saya mempunyai rasa sukacita dan damai yang luar biasa.
Saya juga mempunyai semangat lagi didalam menjalani hidup ini.
Tuhan menyuruhku untuk mengunjungi saudaraku dan memberikan
kabar ini setelah 2 tahun dalam doa. Dan dalam 1 bulan keluargaku mendapatkan
penglihatan dari Yesus Kristus dan mereka datang kepada Tuhan Yesus. Ibuku,
saudara laki-laki dan perempuanku.
Hal ini membuatku sadar bahwa ini adalah suatu anugerah yang
besar mengingat kehidupan masa lalu saya yang memprihatinkan. Bagaimana
kehidupanku yang menyedihkan dimasa lalu sebagai seorang Muslim. Bagaimana
menyedihkan saat menjadi Muslim, saya pikir dahulu adalah suci karena melakukan
puasa dan doa, akan tetapi kenyataannya tidak ada pengharapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar