Shalom sobatku..
Tuhan menunjukkan jalan-Nya kepada saya. Saya melihat duri (jalan sempit). Saya melihat saudara² yang berjalan di atas duri. Mereka hampir menyerah; beberapa telah lelah dan dengan kaki tertusuk dan menangis, orang lain melihat jalan itu, mereka bahkan tidak mau berjalan. Mereka menyerah sebelum mencoba.
Kelompok yang lain orang ini menempuh jalan yang penuh dengan bunga(Lebar) dan tidak berduri, orang-orang ini senang. Mereka berjalan, tetapi mereka tidak tahu apa yang menunggu mereka di ujung jalan itu. Saya bisa melihat ukuran jurang api yang ada di depan. Saya berteriak agar mereka tidak mengambil jalan itu. Ada jurang di akhir, tetapi tidak ada yang mendengarkan saya.
Tuhan berkata kepada saya,
"Mereka tuli secara rohani,
mereka tidak mendengarkan. Orang-orang ini adalah mereka yang telah mendengar
firman-Ku tetapi Mereka tidak mau menghargai Aku, mereka maunya terus mengikuti
jalan malapetaka dan kegelapan.
Jalan-Ku sulit untuk dilalui, bagi
orang yang mengambil jalan itu akan berjalan menuju kepada kehidupan yang
kekal. Di ujung jalan itu siapa pun yang sampai di sana akan memasuki kerajaan
surgawi-Ku dan akan di mahkotai."
****
Matius 7 : 13-14
"Masuklah melalui pintu yang
sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada
kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan
sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang
mendapatinya."
Jalan sempit dengan pintu yang sesak. Jalan ini pastinya susah dilalui. Selain itu akan ada kesepian disana, karena jalannya sempit tidak bisa dilalui beramai-ramai. Ini jalan yang tidak populer. Ini jalan yang tidak enak. Tidak menghasilkan kekayaan, dan apapun yang secara duniawi dihargai. Tidak ada tepuk tangan, tidak ada jutaan likes dan followers. Karena memang jalan ini sempit, sepi.
Berada di jalan yang sempit dengan pintu yang sesak, “kehidupan” bukanlah tujuan akhir. Namun “kehidupan” adalah sesuatu yang akan dijalani oleh orang tersebut. Berada di jalan itu, saudara, saya atau siapapun juga akan melihat wajah Tuhan dan tidak mati. Akan ada hubungan pribadi yang dekat dengan Tuhan. Karena di jalan ini tidak ada dosa atau penghalang untuk melihat wajahNya. Ia tidak terhalang oleh kekayaan duniawi, tidak ada hiruk pikuk popularitas yang mengalihkan perhatian kita dari diri Nya. Di jalan ini, saat kita merasa sepi, seolah tidak ada yang mengerti jalan pikiran dan kehidupan kita, kita akan lebih menyadari kehadiran-Nya yang berjalan bersama dengan kita.
Yang memilih jalan sempit akan
melihat wajah Tuhan secara nyata dalam bentuk orang-orang yang mereka tolong,
murid-murid yang miskin, orang dengan disabilitas, anak jalanan, korban
kekerasan, korban ketidak adilan, dan lain sebagainya.
Selain itu di jalan ini, orang juga
akan merasakan kehadiranNya secara spiritual. Ia hadir ketika kita memilih
jalan doa dibandingkan berkeluh kesah dan marah karena kehidupan. Ia hadir
dalam setiap kata dari Firman yang kita baca ketika kita meninggalkan jalan
kepalsuan yang menawarkan hiburan sesaat. Dan dalam situasi ini, yang
terbaik
ialah, Ia melayakkan kita untuk
berada dalam “kehidupan”, yakni bertatapan dengan-Nya tanpa adanya pembatas
suatu pengalaman, yang mungkin memang “hanya sedikit orang yang mendapatinya”.
Terpujilah Bapa Yesus dan Bapa Roh
Kudus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar