Shalom,
Awal aku
belajr sebagai pemimpin pujian digereja aku bersama jemaat merasakan kehadiran
Tuhan sangat dahsyat meskipun baru pertama belajar namun jemaat bilang bahwa
aku seperti orang yang sudah biasa tampil sehingga aku diberi lagi pelayanan.
Setiap hari
aku selalu latihan bernyanyi meskipun diangkot dikamar mandi atau sedang
masakpun aku hafalin lagu yang akan aku bawakan di ibadah nanti. Ketika aku naik
kepanggung, memimpin pujian lagi, aku merasakan sesuatu yang tidak beres dari
saya, pujian dan penyembahan yang naik sepertinya sangat berat bahkan aku
sampai melantur saat berkata – kata hal
ini membuat aku merasa tidak ada kehadiran Tuhan di ibadah ini. Selesai ibadah,
aku pulang dengan begitu lemas, aku malu, aku menyesal, aku merasa bersalah.
Aku mulai
mengeluh sama Tuhan karena bagiku pelayanan ini begitu berantakan. Dalam rasa
bersalah dan penyelesaian aku tidak henti – henti minta ampun sama Tuhan. Bahkan
aku bilang sama Tuhan. Aku malu Tuhan , tapi bukan malu melayani engkau,
melainkan aku malu karena aku sebagai anak tidk memberikan yang terbaik buat
engkau sebagai Bapa-KU.
Aku mulai
disadarkan Tuhan akan kesalahanku sehingga semua bisa jadi seperti itu. Aku
bertelut dikaki Tuhan sambil menangis lalu Tuhan berkata kepadaku.
“ Nak … Aku
berkenan atas semua pelayanan-mu. “
Meski Tuhan
mengatakan Dia berkenan akan pelayanan hari ini namun aku masih merasa bersalah
dan terus menyesal. Lalu Tuhan berkata lagi kepadaku.
“Nak …
sebuah pelayanan yang rapi kalau tanpa perkenaanku maka semua sia – sia.”
Perkataan
Tuhan begitu menguatkanku. Aku seketika tersungkur dihadapan Tuhan, aku bilang
sama Tuhan.
“Bapa bawa
aku dalam hadirat-MU, aku mau menyembah Engkau dihadapan tahta-MU.”
Saat itu
akupun dibawa Tuhan hingga Tahta-NYA. Aku menyembah Tuhan beberapa saat
lamanya, lalu Tuhan membawaku turun kebagian awal kerajaan Surga yaitu pangkuan
Abraham atau Firdaus. Aku melihat sebuah tempat penampungan besar disana. Dan menikmati
keindahan Firdaus, sambil melihat jiwa – jiwa yang ada disana.
Aku Tanya sama
Tuhan,
“ Tuhan …
Mereka disini bosan tidak … ?”
Tuhan
bilang sama aku, “Mereka rindu keatas.”
Setelah Tuhan
mengatakan demikian, kami naik ke surga tingkat kedua aku diperlihatkan banyak
rumah yang megah disana, rumah yang sudah pasti milik orang –orang yang selesai
melakukan pelayanan yang Tuhan percayakan sedang ada rumah itu belum
menyelesaikan tugas yang Tuhan berikan dibumi.
Ada pohon –
pohon yang buahnya unik dan sangat lezat, ada Taman – Taman yang begitu indah,
dalam sebuah perjalanan aku bersama Tuhan Yesus disurga tingkat kedua.
lalu
saya bertanya sama “ Tuhan dimana
rumah-KU .. ?”
Lalu jawab
Tuhan kepada-ku,
“Nak … Aku tidak memberimu rumah”
Lalu kataku
lagi kepada Tuhan,
“Aku melayani Tuhan tapi tidak diberikan rumah lalu aku tinggal dimana…?”
Jawab Tuhan
kepadaku,
“Nak …
dimana Aku berada disitu engkau berada bukankah engkau telah kuberikan kehendak
untuk memilih dan engkau memilih dekatku.”
Saat itu
aku baru ingat ketika aku di Ruang Maha Kudus Tuhan, aku disuruh untuk memilih
tempat didekat Tuhan. Aku dan Tuhan kembali ke Ruang Maha Kudus, lalu aku
menyembah lagi dengan puji – pujian, roh yang ditaruh Tuhan didalam mulutku
untuk beberapa saat lamanya, lalu Tuhan berkata lagi kepadaku.
“Bangunlah…
Aku mau memperlihatkan sesuatu untukmu”
Saat itu
aku dibawa lagi kea lam maut (Neraka). Aku melihat seorang yang diikat kaki
dan tangan lalu digantung seperti daging sapi yang digantung – seperti dipasar –sebab
orang ini merupakan saudagar, ia tidak bertobat, ia lebih mencintai
pekerjaannya dan tidak peduli dengan apapun sehingga saat meninggal, dia
diperlakukan seperti binatang yng dikupas kulitnya.
Aku melihat
lagi seorang bayi kecil yang ari – arinya masih membelit ditubuh kecilnya, bayi
ini ada dalam ruang yang sangat gelap, keberadan bayi ini disana disebabkan
hubungan gelap hingga tidak bertanggung jawab dan dibuang ibunya. Dia tidak
tahu apa – apa namun karena dosa orang tuanya. Merupakan kutuk yang sifat dosa
itu diwariskan makanya anak ini menderita disana, lalu aku melihat malaikat mau
membawa seorang langsung diseret kedalam sebuah ruangan itu, api langsung
menyambarnya membuatku gemetar saat melihatnya saat itu tiba – tiba aku ingat
keluargaku yang belum bertobat, aku minta Tuhan, aku mau pulang.
Lewat kesaksian
saya ini, aku berdoa kepada semua orang yang membaca agar siapapun, lebih
sungguh – sungguh mengasihi Tuhan dan mencintai Tuhan agar anda tidak berakhir
dalam api neraka yang mengerikan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar