Saya
dilahirkan tahun 1949 di Cleveland, Ohio.
Saat
itu malam agustus yang panas, saya dan empat pria lainnya akan melakukan terjun
parasit yang merupakan suatu rutinitas. Keadaan cuaca tidaklah bagus,
sehubungan dengan panas dan tingkat kelembaban yang tinggi. Say tidak begitu
kuatir, saya adalah seorang penerjun professional dan ini adalah demontrasi
saya sebelum dilihat oleh ribuan orang nantinya. Semenjak melihat olah raga
terjun payung di sekolah itulah saya mencintai olah raga ini. Tidak terhitung
lagi uang dan waktu yang saya habiskan, sampai pada akhirnya saya bisa bersama
melakukan terjun payung bersama penerjun terbaik dunia.
Malam
itu pesawat penuh dengan enam orang, pesawat lepas landas, melintas bagus pada
kecepatan 100 mil per jam. Tiba-tiba, tanpa peringatan, mesin pesawat mati.
Pilot berteriak kepada saya : ‘Kita akan jatuh’. Kemudian pesawat jatuh, sayap
mengenai tanah terlebih dahulu. Wajah saya terbentur keras ke interior dalam
pesawat yang keras, terluka dan syok, tiga penerjun keluar dari bangkai
pesawat. Penerjun keempat kaget, dia melihat ke saya dan pilot bergerak dan
mengira saya dan pilot akan keluar juga. Ketika dia keluar dari pesawat,
seketika pesawat terbakar. Bahan bakar memacu kebakaran dan terjadilah
kebakaran besar. Kemudian penerjun keempat berusaha menolong saya ketika saat
itu saya terbakar dari kaki sampai kepala, tetapi kaki saya tersangkut.
Saya
merasa putus asa, kobaran api dari kepala sampai kaki saya, dan saya terjebak
di reruntuhan pesawat. Kemudian penolong kedua saya berhasil mengeluarkan saya
dari dalam bangkai pesawat, kemudian dia menggulingkan saya di tanah dan
berusaha memadamkan api yang menyala di badan saya. Kemudian api yang berkobar
di badan saya akhirnya padam juga. Tetapi malang bagi si pilot, dia terbakar
sampai mati.
Terbaring
di tanah, terluka parah. Kulit di tangan dan lengan saya terbakar dan jatuh ke
tanah seperti ayam goreng. Muka saya juga terluka parah. Ketika saya menanyakan
kepada mereka bagaimana kondisi saya diantara kepulan asap di tubuh saya,
mereka tidak dapat menjawabnya. Kemudian paramedi datang dan memotong pakaian
dan sebagian kulit dan daging saya yang menempel di pakaian saya. Mereka
mengetahui bahwa saya menderita luka bakar yang sangat parah. Hampir ¾ Badan
saya terbakat. Meskipun saya atletis dan kuat tapi mereka mengatakan bahwa saya
tidak mungkin selamat.
Berhari-hari
dan berminggu-minggu kemudian tubuh saya terinfeksi, Berat badan saya turun
dari 167 pound menjadi hanya 90 pound. Sangat kurus dan kering, dan ada luka
menganga sehingga tulang saya kelihatan. Bagian belakang tumit saya membusuk
dan tangan saya terinfeksi parah dan mereka menyarankan untuk diamputasi.
Sakitnya
luar biasa. Perut bagian dalam saya mengalami kerusakan parah, banyak cairan
yang keluar dari perut saya. Hal ini menyebabkan pendarahan internal yang parah.
Tiga perempat tenggorokan saya mengalami kerusakan, sehingga minum air saja
tidak bisa. Darah saya terkontaminasi oleh mikro bakteri dan darah saya
berkurang sebanyak 10 pints – hampir menyamai volume total darah manusia. Juga
kepala saya terluka parah sehingga merusak sebagian otak saya.
Tubuh
saya berperang dengan maut, tapi akhirnya kalah. Tiap komplikasi yang saya
alami cukup membuat seorang meninggal. Mata kanan saya buta. Tubuh saya rapuh.
Saraf kedua kaki mati. Otot mengerut dan kaki menekuk
Semua dokter
telah berusaha sekuat tenaga, sampai akhirnya mereka menyerah dan mengatakan
saya akan mati.
Selama
waktu itu saya mengalami peristiwa yang mengubah kehidupan. Secara tiba-tiba
dunia fisik menghilang dan roh saya keluar dari dalam tubuh fisik saya. Saya
tidak lagi berada di ruang rumah sakit, saya memasuki dunia roh. Seketika saya
menyadari dua hal : bahwa dunia roh adalah nyata dan waktu seperti tidak
berjalan.
Sangat
mencengangkan ! saya menjelajah ke suatu tempat dan saya tidak dapat
mengendalikannya.
Tiba-tiba,
ada sebuah pintu yang akan tertutup. Kegelapan seketika mulai menutupi
sekelilingku, dan saya mulai menyadari bahwa ada titik pemisah. Datang melalui
ruang yang hampir tertutup adalah suatu cahaya putih yang belum pernah saya
lihat sebelumnya. Saya menyadari apabila pintu itu benar-benar tertutup, maka
saya akan terpisah dengan sinar putih itu selamanya.
Saya
mengalami ketakutan dan ke-putus-asa-an yang luar biasa. Saya tidak ingin
terpisah dengan cahaya itu dan sampai akhirnya saya menangis kepada Tuhan.
Sebelumnya
saat dibawa kerumah sakit setelah kecelakaan, saya ditanya : ‘Apakah kamu
seorang kristen ketika peristiwa ini terjadi ?’. Malam pada saat saya
dimasukkan kedalam ruang UGD, meskipun saya tidak ingat, saya meminta ibu saya
untuk mengirim pendeta yang saya kenal. Ia datang ke sisi saya, memberi saya
minyak dan mendoakan saya.
Pertobatan
terjadi pada saat itu. Saat saya terbaring disana, terluka parah, sakit hampir
mati. Saya berteriak “Tuhan, maafkan saya. Berilah aku kesempatan kedua”. Saya
tidak tahu bagaimana berdoa dan aku meminta ampunan Tuhan.
Ketika
pintu itu mau tertutup, saya takut kegelapan. Kemudian saya berteriak : “Tuhan,
saya mau hidup ! Maafkan saya ! Tolong beri aku kesempatan lagi”…
Kemudian
Tuhan mulai memperlihatkan kepadaku kejadian-kejadian dimasa datang. Saya
melihat saat-saat, detik, hari-hari, minggu, bulan dan tahun berlalu didepanku
– semuanya tersambung. Saya melihat waktu – Saya tidak tahu bagaimana Tuhan
melakukan ini, tetapi Dia punya kemampuan. Saya melihat diri saya sendiri
melihat orang-orang yang saya tidak tahu seakan-akan saya tahu mereka, seperti
saya sedang menonton televisi. Ketika saya melihat diri saya sendirimelakukan
sesuatu yang bodoh, saya berteriak : “jangan lakukan itu”. Tetapi saya tidak bisa
berbuat apa-apa karena saya hanya bisa melihat. Kemudian saya melihat sesuatu
yang lainnya lagi.
Kemudian
Tuhan mengatakan kepadaku bahwa saya akan kembali ke bumi. Tuhan tidak
berbicara kepada saya dalam bahasa yang saya gunakan sekarang, tetapi dalam
kesadaran dan pengetahuan bahwa saya akan dikirim kembali. Kemudian saya
kembali kepada kehidupan saya dan masuk kedalam badan jasmani saya. Tiba-tiba
saya dapat mendengar dan melihat dengan mata dan telinga fisik saya.
Kemudian
saya tersadar. Saya menyadari bahwa saya berbicara dalam suatu bahasa yang
indah, dan bingung apa yang terjadi. Segera setelah saya pikir bahasa itu
berhenti, saya menyadari bahwa saya masih hidup. Suhu 106 derajat sudah
menurun, kemudian saya tertidur untuk pertama kalinya semenjak terjadinya
kecelakaan itu. Ketika saya terbangun beberapa jam kemudian saya merasa sakit
karena sprei lengket dengan keringat dan darah saya, tetapi suatu istirahat
didalam kedamaian untuk pertama kalinya didalam hidup saya, itu adalah
kedamaian yang benar-benar damai.
Dokter
tidak memahami pengalaman saya dan tetap menunggu kematianku – tetapi saya
tidak mati ! Saya masih sangat sakit dan sepengetahuan mereka, seharusnya saya
sudah mati. Tetapi tiap hari keadaan saya semakin membaik. Meskipun syaraf di kedua
kaki saya mati, dan dokter mengatakan bahwa saya tidak akan dapat berjalan
kembali.
Selama
beberapa tahun saya mengalami 75 sampai 100 operasi. Saya tidak tahu bagaimana
pengalaman spiritual itu terjadi pada diri saya.
Kaki
kanan saya mulai sembuh dan dapat digerakkan tetapi kaki kiri saya masih
membandel tidak mau bergerak. Tetapi setiap hari saya memerintahkan kaki kiri
saya untuk bergerak ‘Ayo .. Ayo …Jalan’ , dan sampai pada akhirnya suatu hari
kaki kiri saya dapat bergerak dan saya dapat berjalan. Kemudian say a buang
penyangga kaki saya dan tidak pernah saya sentuh lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar