MBOK
IYEM – MENGUNJUNGI SURGA
Mujizat
ini terjadi di kota Surabaya. Bukan zaman rasul-rasul, bukan zaman John Wesley,
bukan zaman Smith Wigglesworth, bukan zaman Kathryn Kuhlman, tapi zaman
internet. Suatu mujizat yang menggemparkan kota yang banyak melahirkan
hamba-hamba Tuhan berkaliber. Tapi mujizat ini dialami oleh seorang pembantu
rumah tangga. Jadi bukan hanya hamba Tuhan di Afrika yang bisa mengalami
keajaiban, di Indonesia juga, jumlahnya juga banyak. Mbok Iyem ini salah
satunya.
Saudara,
karena Tuhan kita adalah Tuhan yang sama, Amin.!
Ada
seorang pembantu rumah tangga yang mati selama delapan jam. Sebut saja ibu ini
dengan nama Mbok Iyem. Mbok Iyem ini bekerja di panti rehabilitasi yang
bekerjasama dengan kami. Entah mengapa, mendadak Mbok yang rajin ini sakit
keras. Ia tidak sempat meminta ijin sakit karena mendadak sangat tidak enak
badan. Ia pun masuk ke kamarnya dan membaringkan tubuhnya.
Dalam
beberapa menit saja, matanya terbalik dan tubuhnya membiru. Dan tidak lama
kemudian dia meninggal. Sewaktu dia meninggal, pembantu yang lain, seorang
laki-laki melihat tubuhnya sudah kaku, dipanggil-panggil namanya tidak
menyahut, diperhatikan tubuhnya tidak bergerak sama sekali. Setelah mendekati
dan memastikan kecurigaannya benar, iapun memanggil kepala panti. Kepala panti
rehabilitas.
Mbok
ini adalah pembantu rumah tangga yang berasal dari kaum Kedar. Dia baru
bertobat menerima Tuhan Yesus beberapa tahun ini. Dulu sebelum bertobat dia
adalah pembantu rumah tangga yang terkenal galak dan kejam, Saudara. Rupanya
saking kejamnya dia, pernah ada pembantu yang lebih mudah dan lebih kuat saking
tidak tahan melihat kelakuannya mendorongnya dari lantai dua di tempat kerjanya
yang lama. Jadi sebelum bekerja di panti ini. Akibatnya kakinya patah. Dan
jalannya menjadi terpincang-pincang karena tidak mendapatkan perawatan yang
benar.
Tidak
ada yang mau menerima seorang pembantu rumah tangga yang pincang, tetapi
seorang ibu bersedia menampungnya di panti rehabilitasi yang dikelolanya.
Akhirnya, Mbok ini dijamah oleh Roh Kudus dan hatinya mau terbuka terhadap
Tuhan Yesus dan mengubah hidupnya. Yang dulu terkenal galak dan kejam, sekarang
ramah dan lemah lembut. Allah kita sanggup mengubah hati setiap orang yang
keras menjadi lemah lembut, Amin..!!
Nah,
Mbok Iyem ini meninggal. Matinya mendadak, tidak sempat meninggalkan
pesan-pesan apapun. Pemilik panti yang hidupnya bergaul dengan Tuhan
membicarakan peristiwa aneh ini bersama beberapa tukang yang sedang memperbaiki
bangunan yang juga pengikut Kristus. Mereka semua bersepakat bahwa kematiannya
tidak wajar. Karena selama ini Mbok Iyem tidak pernah mengeluh sakit atau ada
tanda-tanda penyakit di dalam tubuhnya. Ia sehat walafiat sebelum tiba-tiba
meninggal. Mereka tidak tahu harus melakukan apa, sementara – ini uniknya –
mereka memiliki keengganan yang sama untuk tidak memanggil dokter. Jadi bukan
hanya perasaan sugesti satu orang saja. Padahal saya tahu persis mereka punya
rekanan dokter. Tiba-tiba mereka terpanggil malahan untuk berdoa dan menyembah.
Mereka pun taat. Mereka mulai berdoa menyembah, berdoa menyembah, berdoa
menyembah, berdoa menyembah, begitu saja.
Di
dalam hadirat Tuhan, tidak terasa beberapa jam sudah mereka berdoa dan menyembah
Tuhan. Tiba-tiba di tengah-tengah doa itu tubuh Mbok Iyem yang tadinya kaku
bergerak-gerak dan tersedak bangun. Mbok Iyem yang sudah meninggal hidup
kembali..!!! Disaksikan oleh pemilik panti, tukang-tukang, dan
penghuni-penghuni yang berdoa dan menyembah bersama-sama. Ooh, jangan pernah
meremekan kuasa doa kelompok atau doa komunitas ini, Saudara.
Mbok
Iyem tadi minta minum. Setelah diberi minum untuk menenangkan dirinya, ia terus
saja dicecar pertanyaan seperti para wartawan saja,”Mbok, tadi waktu Mbok mati
ke mana Mbok…?”
“Tadi
waktu saya mati saya lihat sesuatu lepas dari tubuh saya…,” Nah, itulah yang
namanya roh. Kadang-kadang orang dunia yang sombong dan tidak percaya adanya
roh. Tapi nanti kalau ajalnya tiba, barulah kesombongan hilang seketika. Saya
tidak pernah menemukan orang mati dengan sombong. Artinya ketika ajalnya tiba,
pesan terakhirnya adalah, “Nih lihat ya, aku mati untuk membuktikan bahwa Tuhan
tidak ada, setan tidak ada, surga tidak ada, neraka tidak ada. Aku mati untuk
memberitahu bahwa kalian adalah orang-orang fanatik bodoh yang ditipu oleh
pendeta.”
Tidak
pernah. Kalau seorang tidak mati ketakutan dengan alam roh yang dilihatnya
karena yang menjemputnya adalah malaikat maut, berarti ia meninggal dengan
tenang dan damai karena ia mengenal siapa yang menjemputnya, yaitu malaikat
surga ataupun Tuhan Yesus sendiri.
“…dan
saya melihat tubuh saya terbujur kaku dan saya menembus plafon rumah ini.
Begitu sampai ke atas, saya masuk ke suatu tempat. Tidak ada tempat lain yang
lebih indah dari tempat itu. Saya tahu itulah tempat tempat yang sering Pak
Pendeta khotbahkan. Yang namanya surga. Surga itu bukan cerita, tapi surga itu
nyata..!! “ Ya, berikan kemuliaan yang paling meriah bagi Allah kita.!
Nah,
ceritanya tidak berhenti sampai di sana. Bahkan sebenarnya kalau diceritakan
lebih lengkap bisa jadi satu buku. Misalnya waktu di sorga, Mbok Iyem bertemu
dengan Tuhan Yesus dia spontan berbicara dalam bahasa aslinya, “Gusti Yesus
kulo kenopo? (Tuhan Yesus saya ini kenapa?)”
“Lho,
Jeng sampean itu sampun sedo (Loh, Anda itu sudah meninggal).”
Wah,
rupanya Tuhan Yesus juga bisa berbahasa Jawa, Saudara. Tuhan itu mengerti
segala bahasa, termasuk bahasa air mata. Sampai di sini, Mbok Iyem tidak bisa
menahan air matanya menitik. Sungguh indah pengalaman bertemu dengan Yesus.
Baru di dalam hadirat Tuhan saja, kita bisa meneteskan air mata, apalagi kalau
memandang wajah kemuliaanNya. Milikilah pengharapan yang demikian, Saudara,
supaya Anda tidak mudah disimpangkan Iblis.
Sambil
meneteskan air mata mengenang perjumpaannya dengan Yesus, Mbok Iyem meneruskan
ceritanya, “ Saya disambut Tuhan Yesus dan Tuhan Yesus berkata begini kepada
saya. “Jeng sudah di surga, engkau sudah berbahagia. Ayo, Jeng saya tunjukkan
surga kepadamu.”
Untuk
Anda ketahui, Mbok Iyem ini bekerja di panti itu setelah bertobat bukan hanya
pembantu rumah tangga saja, Saudara. Dia juga melayani. Pelayanannya sederhana.
Panti itu mengadakan kebaktian khusus bagi para pemulung, tunawisma lain,
supir, pembantu rumah tangga, baby sitter, dan sebagainya di kota Surabaya.
Yang hadir sekitar delapan puluh sampai seratus orang. Nah, sebelum mereka
memulai kebaktian itu, dialah yang menyapu, mengepel tempat kebaktian itu,
menyiapkan kursi-kursi, menyiapkan minum bagi hamba Tuhan dan sebagainya.
Hampir tiga tahun dia menjalani itu, Saudara.
Tapi
kesaksian Mbok Iyem meneguhkan Firman bahwa Tuhan tidak melihat jenis pelayanan
kita. Tuhan melihat kesetiaan dan ketekunan Anda di dalam pelayanan Anda. Tuhan
bukan memperhitungkan apakah Anda melakukan pekerjaan baik saja, tapi apakah
Anda melakukan pekerjaan itu dengan baik menurut Tuhan ?
Lakukanlah
segala pekerjaanmu dalam kasih! (1 Korintus 16:14).
Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang. (Ibrani 6:10).
Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang. (Ibrani 6:10).
Aku tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmu maupun imanmu, baik pelayananmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak dari pada yang pertama. (Wahyu 2:19).
Begitu Mbok Iyem dibawa berkeliling keluar dari tahta Allah yang maha suci, ternyata di sekeliling surga itu ada real estate, Saudara. Kompleks perumahan. Tempat tinggal. Jadi rupanya roh kita tidak keluyuran di surga. Sudah ada kaplingnya masing-masing. Anda sudah memastikan kapling tersedia untuk Anda ? Kalau belum minta pada Tuhan Yesus.
“Janganlah
gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah
Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya
kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila
Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang
kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada,
kamupun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ.” (Yoh 14:1 –
4).
Dan Mbok Iyem pun mulai bercerita dengan mata yang berbinar-binar tentang real estate yang ia lihat. Ia masuk ke sebuah tempat. Rumah itu besar sekali. Jauh lebih besar dari rumah tuannya ini. Dan ia bertanya begini (sebetulnya percakapannya dalam bahasa Jawa, tapi sudah saya terjemahkan ke bahasa Indonesia supaya lebih mudah), “Gusti Yesus, ini rumahnya siapa ?”
Tuhan
Yesus menjawab, “Ini rumah Jeng di surga.”
Mbok
Iyem terperangah kaget, “Hah, besar banget Gusti ?”
Tuhan
Yesus menjawab kekagetan Mbok Iyem, “Ya, Jeng telah melakukan di dunia ini
pekerjaanKu, Aku memberikan upah bagi engkau sesuai apa yang engkau lakukan.”
Ooh, berikan kemuliaan yang meriah bagi Allah kita yang memberikan upah dengan
adil pada kita..!
“Sebab
Aku, TUHAN, mencintai hukum, dan membenci perampasan dan kecurangan; Aku akan
memberi upahmu dengan tepat, dan akan mengikat perjanjian abadi dengan kamu.”
(Yesaya 61:8).
“Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” (Ibrani 11:6).
“Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” (Ibrani 11:6).
Tiba-tiba Mbok Iyem – sebagai pembantu rumah tangga yang setia ini – ingat sesuatu. Pada saat itu ia teringat kepada anak majikannya. “Gusti Yesus Sinyo sama Noni belum dikasih makan.” Lho, bayangkan Saudara. Sudah di surga masih ingat bahwa anak majikannya belum dikasih makan. Ini baru tipe pembantu yang luar biasa. Dan lebih lanjut Mbok Iyem berbicara seperti ini, “Gusti, saya mau kembali saja, Gusti.”
“Ya,
kembalilah.”
Kalau
memang waktu Anda belum tiba, pasti Anda akan diperintahkan kembali ke dunia.
Biasanya setahu saya orang yang ke surga justru ogah balik, meskipun waktunya
belum tiba karena begitu indahnya keadaan surga. Tetapi bayangkan, ini yang
minta adalah Mbok Iyem sendiri gara-gara ingat anak majikannya belum makan.!
Begitu
Tuhan selesai berbicara kembalilah ia ke tubuhnya, Saudara. Rohnya kembali ke
tubuhnya dan hidup kembali.
Yang
lebih mencengangkan saya, sebelum ia mengalami seperti itu, Mbok Iyem ini buta
huruf. Tidak pernah bersekolah. Tapi setelah mengalami diubahkan oleh Tuhan,
apalagi mengalami kematian dan hidup kembali, sekarang ini Mbok Iyem bisa
membaca. Uniknya ia cuma bisa membaca Alkitab. Setelah Alkitab ditutup lalu
mencoba membaca majalah wanita, membaca koran, atau membaca yang lain tidak
bisa. Buta huruf lagi. Jadi praktis ia cuma bisa membaca Alkitab.
Anda
tahu, Mbok Iyem sekarang diundang berkeliling pelayanan, memberikan kesaksian
tentang pengalamannya yang ajaib di mana-mana. Sampai ke Amerika sampai ke
Jerman. Tidak kalah sibuk dengan hamba Tuhan, Saudara.
Kemarin
saya sempat bertemu dengan Mbok Iyem. Dalam kesempatan yang langkah itu saya
berkata, “Mbok Iyem kapan ke Balikpapan ? Ayo bersaksi di tempat saya.”
Anda
tahu apa jawabannya ? “Ooh, maaf, Pak Pandeta..?” saya kaget kenapa. Apakah ia
tidak berkenan melayani di tempat kami ? lalu ia melanjutkan “Jadwal saya bukan
saya yang atur, tapi nyonya yang atur.” Wah, hebat sekali. Di rumah, Mbok Iyem
adalah pembantu, tetapi di luar rumah, nyonyanya adalah sekretarisnya.
Berikan
kemuliaan bagi Allah kita .! Haleluya.! Sungguh luar biasa perbuatan Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar