Shalom, Perkenalkan nama saya Claudia soplanit lahir pada tanggal 15
Agustus 1993. Saya dibesarkan dalam keluarga takut akan Tuhan, nenek dan mama
saya selalu mengajarkan untuk mencintai Tuhan Yesus. Saya anak yang pintar dan
rajin ke sekolah minggu berdoa, baca dan suka dengar lagu rohani.
Beda dengan anak abg lain-nya yang sudah kenal cinta –
cintaan.. saya lebih suka menghabiskan waktu bersama Tuhan Yesus. Pulang sekolah
dan malam hari berdoa sambil menangis. Waktu nenek saya jatuh dan patah tulang,
saya yang duduk di SMP Methodist cepat – cepat kerumah nenek saya dan mendoakan
nenek saya dengan tumpangan tangan.
Waktu kelas 2 dibulan Desember 2009, saya suruh mama untuk
buka open house natal dirumah saya. mungkin saya ada firasat ini adalah natal
terakhirnya. Tetapi mamanya tidak menangapinya. Mama saya mendapat penglihatan
dimimpi, melihat Claudia terbaring dipeti mati. Tapi mamanya saya rasa itu
hanya bunga tidur.
Beberapa hari sebelum malam tahun baru, saya sakit demam dan
muntah – muntah. Waktu mau ke gereja dimalam tahun baru, saya muntah. Saya telepon
mama, tantenya minta didoakan suara dia yang lemah itu masih terngiang – ngiang
ditelingga saya.
Tante doakan saya, saya sakit muntah – muntah. Saya sudah
lemas. Tante saya bilang ya nanti saya doakan.
Setelah berdoa, saya pun tertidur. Saya mula mimpi kegelapan
total terus rasanya jantungku mulai ditarik. Kupikir tidak kenapa – napa saya
mati malam mini. Tapi sebelum saya mati, mama saya doakan saya. jadi didalam
mimpi aku katakan.
“Tuhan Yesus tolong sembuhkan Claudia,… tolong sembuhkan Claudia
.. !”
Terus saya tertidur, besok pagi saya bangun dan tidak terjadi
apa – apa. Tanggal 1 januari 2010, saya di opname. Tanggal 2 januari 2010,
mamaku dan papaku datang membesuk saya. aku kasih dia perjamuan kudus dan
berdoa dengan minyak urapan. Tanggal 4 januari 2010, siangnya tiba – tiba aku
benci lihat phon natal dan hiasan – hiasanya. Saya bingung kenapa saya tiba –
tiba tidak suka pohon natal, biasanya kami simpan pohon natal itu tanggal 31
januari 2010.
Sorenya kakakKu laura telepon Rumah sakit mengatakan kalau claudia
mengigau dan ngomong gak beres, sesak nafas, dll. Kembali ke rumah sakit bawa
perjamuan kudus dan minyak urapan. Kudoain dia lagi tapi sewaktu claudia minum
anggur/darah Yesus, saya muntahkan anggurnya. Saya tahu ini ada tidak beres. Terus
claudia dibawa keruang ICU. Mereka semua kumpul mau berdoa. Aku tidak bisa doa
rame – rame. Biasa saya berdoa sendirian. Jadi saya pulang kerumah sekalian kemudian telepon sepupuku Pdt. Brigitta punia
untuk doakan Claudia. Selesai doa, saya kaget dapat kabar bahwa Claudia sudah
meninggal sekitar 7.30 malam.
Terus saya telelpon brigita kasih tau dia soal Claudia. Dia langsung
telepon ke kakak laura dan minta supaya handphone didekatkan ditelingga Claudia.
Terus brigitta berdoa.
“ KEMBALI KAMU CLAUDIA ! KUPERINTAHKAN ROHMU UNTUK MASUK
KEMBALI KETUBUHMU SEKARANG. DALAM NAMA YESUS. “
Terus brigitta berbahasa Roh cukup lama, tetapi Claudia tetap
meninggal setelah berdoa. Brigitta kasih tau ke kakakku via handphone. Dia melihat
roh Claudia sewaktu dipanggil untuk kembali masuk ketubuhnya. Claudia lihat
kami semua. Orangtuanya, nenek, kakek, tantenya… tapi dilorong ujung sana Claudia
melihat terang menderang kemuliaan Tuhan yang luar baisa indahnya. Dan Claudia melangkah
dengan pasti menuju terang itu. Aku Tanya brigita apa benar Claudia sudah ke
surga. Roh dia merasa tertekan dibumi.
Tapi saya tetap tidak terima, kenapa Claudia meninggal. Aku pendoanya.
Tuhan harus kasih tahu jawabanya mengapa Tuhan ambil Claudia…. ?
Tiga hari saya tidak bisa makan sampai Tuhan jawab. Tuhan
suruh saya baca ibrani 12 : 23 disitu tertulis “Jemaat anak – anak sulung yang
namanya sudah terdaftar.”
Claudia anak sulung dan sudah dipilih Tuhan. Aku pernah baca
dibuku Pdt morris cerullo bahwa ada perawan – perawan pilihan Tuhan untuk
menjadi pengiringnya selama – lamanya di surga. Mereka itu orang – orang yang
hidupnya berbeda dengan orang dunia ini. Baru aku terima kepergian Claudia.
Saya pernah baca sebuah kesaksian seorang anak yang sakit dan
dibawa Tuhan Yesus ke surga, dia berjumpa dengan cik Claudia yang duduk semeja
dengan Tuhan Yesus waktu acara makan. Kata anak itu.
“Claudia otoritas lebih tinggi, sewaktu mamaku dibawa terbang
oleh 2 malaikat. Mama saya selalu dekat dengan Tuhan Yesus seperti menjadi
pengiringnya. Dan Tuhan Yesus duduk di kursi emas. “
Inilah sukacita kami bahwa suatu hari kami, kelak akan
bertemu kembali lagi.
Tuhan Yesus memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar