Translate

Jumat, 16 Oktober 2015

Aku Melihat Surga oleh Sadhoe Soendar Singh

Lahir pada bulan September 3, 1889 di Ludhiana Rampoer, India dan Meninggal tidak diketahui tetapi dipercaya pada tahun 1929 Himalayas, serta pendidikan Anglican College, Lahore, sebagai sadhu.

Agar dapat menilai suatu pemwahyuan atau pesanan nabi, kita perlu juga mengetahui mengenai sang nabi itu. Tepat sekali apa yang dikatakan Prof. Berkhof: “ Tidak setiap orang yang berbicara dalam roh itu adalah seorang nabi, tetapi hanya bila cara hidupnya serupa dengan cara hidup Tuhan kita. Cara inilah yang membedakan nabi yang benar dan nabi palsu.”

Sedangkan F. Sitwell menulis : “ Batu penguji pertama tidak boleh kita abaikan yakni mengenai watak orang yang mengira memiliki karunia Roh Kudus”. Demikianlah pula halnya dalam soal pribadi SOENDAR SINGH.

RIWAYAT HIDUP SINGKAT SADHOE SOENDAR SINGH
Soendar Singh dilahirkan di Rampoer – India, pada tanggal 3 September 1889 dalam keluarga kaya dan ternama. Dia bersekolah di Sekolah Kristen dan di situ dia belajar mengenai KITAB SUCI PERJANJIAN BARU. Dia tidak mau tahu tentang orang Kristen. Permusuhannya dengan orang Kristen demikian besarnya, sehingga pada usia 15 tahun dia membakar Kitab Suci. Namun pribadi YESUS KRISTUS begitu menguasai dia, sehingga beberapa hari kemudian dia mengalah. Pertobatannya mirip Santo Paulus. Dia sendiri bercerita sebagai berikut : “ Saya sendiri berpendapat, dengan membakar KITAB SUCI saya telah melakukan perbuatan baik, padahal semakin hari hati saya semakin gelisah, tidak tenang dan dua hari sesudah membakar Kitab suci itu saya merasa tidak bahagia sama sekali. Hari ketiga, saya tidak bisa menahan diri lagi. Saya bangun pagi-pagi jam 03.00 dan berdoa. Semoga Allah menunjukkan DIRI kalau Dia betul Ada. Saya berniat, kalau masih terus gelisah, maka saya akan pergi meletakkan kepala saya pada rel kereta api yang akan lewat jam 05.00 pagi hari itu dan menghabiskan nyawa saya. Saya terus berdoa mula1 Dalam sekejap saja, kamar saya menjadi terang benderang dan dalam terang cahaya itu saya melihat sesosok manusia. Saya mengira beliau adalah Budha atau Kresna atau orang kudus lainnya yang saya panggil. Lalu saya mendengar suara :” Berapa lama kau masih memburu-buru Aku? Saya sudah wafat untukmu, saya sudah menyerahkan hidup-Ku demi engkau.” Lalu pada sosok manusia itu saya melihat ciri-ciri Kristus, Kristus sebagai manusia dewasa yang dahulu hidup di Palestina lalu wafat dan menghilang………….Sekarang IA berada dihadapan saya……………Begitu hidup……….Saya melihat wajah-Nya berseri-seri. Walaupun dua hari sebelumnya saya sudah membakar KITAB SUCI, namun Ia sama sekali tidak marah. Diri saya berubah sama sekali, saya mengakui DIA sebagai Kristus yang hidup Juru Selamat dunia. Kemudian saya bersungkur dihadapan-Nya dan saya merasa damai, yang tidak dapat saya temukan dimanapun. Inilah kebahagiaan yang telah lama saya cari. Inilah SURGA itu sendiri.

Sesudah itu tibalah saat yang sulit, kaum keluarga berusaha untuk mengembalikkan dia kepada kehidupan agamanya yang lama, namun tidak berhasil, lalu ia tidak boleh mewarisi apapun bahkan dikejar-kejar untuk dibunuh. Soendar Singh harus melarikan diri untuk bertemu dengan umat Kristen. Pada tahun 1905 pada hari ulang tahunnya dia dibaptis. Tiga puluh tiga hari sesudah pembaptisannya, dia bernadar untuk menjadi Sadhoe (seorang yang selalu mengenakan pakaian khusus, menjalankan latihan rohani atau berkeliling negeri sambil mewartakan kabar baik tanpa uang, tanpa milik apapun, dia hanya hidup dari belas kasihan orang lain).

Soendar Singh memberitakan Injil dengan cara ini, di tempat-tempat yang belum dimasuki agama Kristen. Mula-mula di daerah Afganistan dan Tibet, kemudian lebih ke selatan di Madras. Di situ dia bekerja dengan cukup berhasil bertahun-tahun lamanya. Seringkali dia hampir mati dikejar musuh-musuhnya, namun dia selalu luput dan kadang-kadang luput secara ajaib. Sebuah cerita yang bagus tentang ini ialah pengalamannya di Tibet., di kota Rasar, Soendar diadili oleh Lama (pemimpin Tibet) karena dia memasuki negeri itu untuk memberitakan Injil. Dia diputuskan harus dilemparkan ke dalam perigi. Pakaiannya ditanggalkan, lalu dibuang ke dalam lubang itu Dalam perigi itu terdapat beberapa mayat. Disitu dia sangat menderita, badannya luka, tidak ada makanan atau minuman. Lalu dia mengucapkan DOA GURUNYA “ ALLAHKU, MENGAPA KAU MENINGGALKAN AKU?’. Malam ketiga datanglah bantuan. Dia mendengar tutupan perigi yang terbuat dari besi itu dibuka dan didorong, kemudian terdengarlah suara yang berkata kepadanya supaya memegang tali yang diturunkan. Dia merasa seperti dipenuhi hidup baru dan dia bersyukur kepada ALLAH yang mengatur hidupnya. Dia mengetahui bahwa seperti Petrus dia diselamatkan. Lalu hari berikut dia pergi berkotbah lagi. Dia ditangkap lagi dan diantar kepada para pembesar kota untuk menjawab semua pertanyaaan mereka. Dia menceritakan apa yang telah terjadi. Lama (pemimpin Tibet) yakin bahwa kunci perigi itu dicuri orang, namun ketika diselidiki ternyata kunci itu masih tetap berada di tempatnya semula. Lama menjadi takut lalu memerintahkan agar Sadhoe meninggalkan kotanya supaya ALLAH Yang Maha Kuasa itu tidak menghukum Lama ataupun kotanya.

Sejak tahun 1912 dia sering mendapat Visiun (penampakan). Dia mulai terkenal sejak itu dan atas ajakan beberapa temannya dia berkeliling di Eropa. Pertama dia berkunjung ke Palestina lalu ke Mesir, Swiss, Jerman, Norwegia, Denmark, Belanda dan Inggris. Sadhoe sangat kecewa akan ketiadaan tenaga rohani untuk umat Kristen di Barat, walaupun ada beberapa yang dia jumpai, namun hal itu masih sangat terkesan di hatinya. Setelah kembali, dia memulai lagi peziarahannya untuk berkotbah dan memimpin Sekolah Guru yang didirikannya. Dia juga berusaha lagi untuk mewartakan Injil di Tibet. Tahun 1929 dia menghilang dalam perjalanan misinya itu. Usaha mencarinya sia-sia, orang mengira dia mati kedinginan di Himalaya.

KATA PENGANTAR DARI PENULIS
Di dalam buku ini saya mencoba menulis beberapa penampakan yang ALLAH berikan kepada saya. Seandainya saya mengikuti keinginan hati saya sendiri, tentu hal ini tidak akan terjadi untuk dipublikasikan sewaktu saya masih hidup. Akan tetapi beberapa kenalan saya yang nasehatnya sangat saya junjung tinggi mendesak untuk mempublikasikan hal ini agar dapat memberikan bantuan rohani kepada orang-orang yang membacanya. Demi penghargaan terhadap keinginan kenalan-kenalan saya itu maka buku ini dipersembahkan kepada para pembaca.

Di Hotgark, empat belas tahun yang lalu sewaktu saya sedang berdoa mata saya dibuka untuk melihat Surga. Saya melihat semua dengan jelas sehingga mengira saya sudah mati dan jiwa saya sudah memasuki kemuliaan Surga itu. Tahun-tahun sesudahnya sampai saya menurunkan tulisan ini., penampakan tersebut tetap memperkaya hidup saya. Saya tidak mampu mendatangkannay sesuka saya, tetapi biasanya kalau saya tenggelam dalam doa kusyuk, kadang-kadang delapan sampai sepuluh kali dalam sebulan, mata jiwa saya dibuka untuk melihat Surga selama satu atau dua jam. Saya berjalan bersama Yesus Kristus dalam Surga dan bercakap-cakap dengan Malaikat-Malaikat dan Roh-Roh. Jawaban-jawaban yang mereka berikan atas pertanyaan saya sudah saya bukukan untuk diterbitkan.

Pesona Surgawi dalam persekutuan dengan mereka ini sudah saya alami sebelum saya masuk ke sana untuk selamanya. Mungkin ada yang mengira penampakan-penampakan ini semacam Spiritisme, namun saya mengatakan bahwa hal ini sangat berbeda. Spiritisme mencoba mendapatkan berita-berita dan tanda-tanda dari roh kegelapan, yang biasanya kabur dan tidak dimengerti, kalau tidak dikatakan menipu, sehingga orang-orang itu menjauh dari kebenaran, BUKAN menuju KEBENARAN.

Saya melihat dalam penampakan-penampakan ini jelas sekali kemuliaan dunia Roh-Roh, saya mengalami secara nyata persekutuan para Kudus di tengah-tengah kemuliaan dan suasana yang mulia dalam dunia Roh-Roh itu. Saya tidak menerima kabar yang tidak jelas dari Malaikat-Malaikat dan para Kudus itu tetapi saya melihat hal-hal yang jelas sebagai jawaban atas masalah dan hal-hal yang menekan saya, yang membingungkan saya. Kontak dengan para Kudus ini adalah hal yang sangat riil pada masa pertama Gereja, sehingga mendapat tempat utama dalam faal iman sehingga dimuat dalam syahadat (SYAHADAT)
 SYAHADAT PARA RASUL
Pada suatu penampakan, saya bertanya kepada Orang Kudus itu suatu bukti dalam Kitab Suci mengenai persekutuan para Kudus ini. Saya mendapat jawaban yang jelas bahwa hal ini dapat ditemukan dalam Zakharia 3: 7 – 8 bahwa di sana yang ada bukan Malaikat atau manusia dari daging dan darah, melainkan para Kudus dalam kemuliannya. Janji Allah kepada Yosua dengan persyaratan bahwa bila dia memenuhi permintaan Tuhan maka dia akan masuk kedalam persekutuan para Kudus. Mereka ini adalah sahabat-sahabatnya yakni jiwa-jiwa manusia yang telah disempurnakan dan kepada mereka itu dia dapat bercakap-cakap.

Dalam tulisan saya ini berulang-ulang disebut Roh-Roh, para Kudus, Malaikat-Malaikat. Saya ingin menjelaskan perbedaan antara mereka yaitu bahwa Roh-Roh itu ada yang baik ada yang jahat, yang berada diantara Surga dan Neraka sesudah kematian mereka. Para Kudus adalah mereka yang sudah melewati tingkat ini dan masuk ke alam dunia rohani yang kepada mereka itu dipercayakan suatu tugas khusus. Malaikat-Malaikat adalah wujud yang diterangi dan diserahkan segala macam tugas dan antar mereka itu ada juga banyak orang kudus dari dunia lain dan dari dunia kita yang hidup bersama sebagai keluarga. Mereka saling melayani dalam cinta dan berbahagia kekal dalam kemuliaan Allah. Dunia roh-roh adalah tingkat antara disana Roh-Roh tinggal sesudah mereka meninggalkan tubuh. Didalam dunia roh, ada semua wujud rohaniah mulai dari tingkat kegelapan yang terdalam sampai ke tahta Allah yang terang benderang.

Soebatha, Juli 1926
Sadhoe Soendar Singh
I. HIDUP DAN MATI
HIDUP :
Hanya ada satu sumber hidup, hidup batin, hidup yang berkuasa memberi daya cipta kepada semua yang hidup, segala mahluk hidup dalam Dia dan mereka akan tinggal dalam Dia dan mereka akan tinggal dalam DIA sampai kekal. Hidup ini menciptakan banyak macam hal yang berbeda dalam jenis dan tingkat perkembangannya. SATU diantaranya adalah Manusia, yang diciptakan menurut GAMBARAN ALLAH, agar supaya mereka berbahagia senantiasa dan tinggal tetap DIHADIRATNYA.

 MATI :
Hidup boleh berubah tetapi tak pernah dimusnahkan walaupun peralihan dari adanya disini dan adanya di sana disebut “ mati “, itu bukan berarti kematian adalah akhir dari atau bertambah atau berkuangnya sesuatu. Tetapi hanyalah suatu peralihan dari yang satu ke yang lain. Sesuatu yang tidak dapat kita lihat belumlah berarti bahwa itu musnah tetapi mulai hadir secara baru dalam bentuk baru. Manusia tidak musnah. Tidak ada sesuatupun di jagat raya ini yang dimusnahkan karena Sang Pencipta tidak pernah menciptakan sesuatu untuk dimusnahkan. Kalau Ia mau memusnahkan maka IA takkan pernah mau menciptakan. Kalau tidak ada yang dimusnahkan, betapa pula manusia yang adalah mahkota ciptaan dan CITRA ALLAH akan musnah. Dapatkah ALLAH memusnahkan CITRANYA, atau dapatkah satu mahluk lain membuatnya? Tidak pernah!! Kalau manusia tidak akan musnah lewat kematian, maka timbul pertanyaan, dalam bentuk apa adanya manusia sesudah mati? Saya akan menguraikan secara singkat sesuai penampakan yang saya terima, biarpun tidak mungkin melukiskan semua yang saya lihat dalam dunia Roh-roh, sebab bahasa dan gambaran dunia ini tidak cukup untuk dapat mengungkapkan sepenuhnya. Sebab ungkapan kemuliaan yang saya lihat ke dalam bahasa biasa sehari-hari dapat menyebabkan salah tanggap. Karena itu saya hanya menceritakan kejadian-kejadian sederhana yang penuh arti dan dapat ditangkap, sedangkan yang sangat rohani dan membutuhkan ungkapan bahasa rohani juga, saya tidak menulisnya. Masing-masing kita suatu waktu akan masuk ke dalam dunia Roh-Roh ini, maka akan sangat berharga bila kita sudah mengetahuinya sedikit.

II. APA YANG TERJADI WAKTU MENINGGAL
 Pada suatu hari ketika saya sedang berdoa tiba-tiba saya dikelilingi sekelompok besar Roh-Roh atau tepatnya tiba-tiba saya berada ditengah mereka waktu mata rohani saya terbuka, dengan sambil berlutut saya berada di depan perkumpulan para Kudus dan Malaikat yang terpandang dan terkemuka itu.

Pada permulaan saya agak ragu ketika saya membandingkan diri saya yang sangat sederhana dengan mereka yang disinari kemuliaan…..Namun dalam sekejap saja saya sudah terbiasa karena cinta sejati dan keramahan yang luar biasa dari mereka. Saya merasa damai dihadirat ALLAH sudah saya alami, namun berada dalam persekutuan dengan para Kudus ini memberi saya sukacita luar biasa. Sementara saya bertemu mereka, saya mendapat jawaban apa pertanyaan tentang masalah-masalah saya.

Pertanyaan pertama adalah, apa yang terjadi antara masa muda dan tua, selanjutnya apa yang terjadi kalau kita mati dan bagaimana keadaan kita pada saat berada diambang kematian.

Pertanyaan kedua adalah bagaimana keadaan jiwanya sesudah mati. Kita mengetahui apa yang terjadi antara masa muda dan tua, tetapi kita tidak mengetahui tentang apa yang terjadi kalau kita mati dan saat kita berada diambang kematian. Penjelasan mengenai soal ini hanya diperoleh dari mereka diseberang hidup ini, setelah mereka memasuki dunia Roh-Roh, saya memohon : “Dapatkah kamu menceritakan pada kami sesuatu tentang hal ini?’
Orang Kudus itu menjawab : “ Mati itu sama seperti tidur. Peralihan menyakitkan baik secara jasmani maupun secara rohani. Sama seperti seorang yang kelelahan, mengantuk dan tertidur, begitu pula datangnya kematian.” Pada sebagian orang, kematian dating dengan tiba-tiba, sehingga sulit bagi mereka untuk yakin bahwa kini mereka berada atau masuk ke dalam dunia Roh dan sudah meninggalkan dunia materi. Karena melihat begitu banyak hal baru dan indah di sekitarnya yang belum pernah dijumpai atau dilihat, maka mereka keliru dan mengira mereka berada di kota atau negeri lain. Setelah mereka diberi keterangan secara jelas bahwa tubuh rohaninya berbeda dengan tubuh jasmaninya dahulu, baru mereka menerima bahwa mereka sudah memasuki kerajaan Roh-Roh.”

Seorang Kudus lain yang hadir menjawab pertanyaan saya katanya : “ Pada saat mati, biasanya tubuh secara perlahan-lahan kehilangan rasa. Hal ini tidak menyakitkan, tetapi ada rasa lesu luar biasa. Kadang-kadang karena sangat lemah atau mengalami kecelakaan, jiwa meninggalkan tubuh ketika masih dalam keadaan pingsan. Roh dari mereka yang hidup tanpa persiapan untuk memasuki dunia roh, yang kemudian secara tiba-tiba memasuki dunia Roh ini akan dipenuhi kebingungan dan keputusasaan bila mendapatkan dirinya berada dalam tingkat yang rendah dan di daerah kegelapan atau ditingkat antara keduanya. Roh-roh dari tingkat rendah ini sering mengganggu manusia dengan hebatnya. Namun manusia yang terkena hanyalah mereka yang kira-kira sama keadaannya dengan roh tingkat rendah itu dan dengan kehendaknya sendiri membuka hati secara bebas untuk berhubungan dengan roh-roh pada tingkat rendah itu. Roh-Roh jahat ini kalau bersekutu dengan roh jahat lainnya dapat merusakkan dunia. Namun ALLAH menempatkan Malaikat-Malaikat yang tidak terhitung jumlahnya untuk melindungi umat dan ciptaanNya sehingga dibawah lindungan Malaikat itu amanlah umatNya. Roh jahat hanyalah merugikan mereka di dunia yang keadaannnya sama seperti mereka dan lagi hanya sejauh ALLAH memperkenankan. Kadang-kadang ALLAH mengizinkan setan dan Malaikat-Nya untuk mengganggu umat-Nya, agar mereka lebih kuat dan menjadi lebih baik lewat percobaan, sebagaimana setan menyengsarakan Ayub karena diizinkan ALLAH. Tetapi dalam pencobaan-pencobaan semacam itu, umat-Nya lebih beruntung dari pada rugi.”

Seorang Kudus lain lagi yang hadir menjawab : “ Banyak orang yang hidupnya tidak berbakti kepada ALLAH, kalau mati mereka menjadi tidak sadar. Tetapi yang sesungguhnya terjadi adalah bahwa ketika melihat wajah setan dan roh jahat disekililingnya, mereka menjadi bisu dan lumpuh karena terkejut…..Sebaliknya kematian seorang beriman adalah lain, sering dia merasa bahagia karena disongsong Malaikat dan para Kudus dan juga oleh mereka yang dicintainya yang sudah meninggal terlebih dahulu, mereka hadir mendampingi dia pada saat ajal dan menghantarnya ke kerajaan Surga. Sewaktu memasuki ?Surga dia merasa senang karena di sana bukan saja hanya terdapat teman-temannya tetapi dia sendiri sudah mempersiapkan untuk datang kekediaman ini oleh kepercayaan dan persekutuannya dengan ALLAH.”

Sesudah itu seorang Kudus lain mengatakan : “ Membimbing jiwa-jiwa dari dunia adalah pekerjaan Malaikat (Lukas 16 : 22 ). Biasanya Kristus menghadirkan DIRINYA di masing-masing dunia Roh itu sesuai tingkat kemuliaan dan perkembangan rohani penghuninya. Tetapi pada peristiwa IA sendiri datang di ranjang kematian untuk menjemput abdi-Nya dan dengan penuh kasih Ia menyeka air matanya dan menghantarnya masuk ke dalam Firdaus (Wahyu 7 : 17). Sama seperti ketika seorang bayi lahir ke dunia, dia menemukan segala sesuatu yang akan dipergunakan menghidupinya.

 III. DUNIA ROH – ROH
Pada suatu kesempatan dalam percakapan dengan Roh – Roh, seorang Kudus menjelaskan kepada saya hal-hal berikut : “ Sesudah seseorang meninggal dunia, jiwanya akan masuk ke dalam dunia Roh – Roh dan dia akan ditempatkan sesuai dengan tingkat perkembangan rohaninya. Dia akan berada bersama mereka yang sifat dan kodratnya sama, entah itu di dalam kegelapan atau di dalam terang atau di dalam kemuliaan. Kepada kita sudah diperingatkan bahwa tidak seorangpun dapat masuk ke dunia Roh – Roh sementara dia masih berada dalam tubuh jasmaninya, kecuali Kristus dan beberapa orang Kudus yang tubuhnya tidak hancur. Namun demikian ada orang-orang yang diperkenankan melihat dunia Roh-Roh bahkan Surga sementara mereka masih hidup di dunia ( 2 Korintus 12 : 2 ), walaupun mereka sendiri dapat mengatakan apakah mereka melihat Firdaus itu dalam tubuh atau dalam roh.”

Sesudah percakapan ini orang Kudus itu membawa saya keliling dan menunjukkan barang-barang dan tempat-tempat yang indah. Saya melihat beribu-ribu Roh yang terus menerus datang ke dunia Roh-Roh dan mereka semua dibimbing Malaikat-Malaikatnya. Roh-Roh yang baik hanya dikelilingi oleh Malaikat dan Roh- Roh baik lainnya yang sudah menemani mereka sejak di ranjang kematiannya. Sedangkan roh jahat tidak boleh mendekat tetapi hanya dapat melihat dari jauh. Saya melihat roh jahat tidak ditemani Roh-Roh baik disekelilingnya, tetapi hanya roh-roh jahat saja yang menemaninya sejak dari ranjang kematiannya. Di sana juga terdapat Malaikat tetapi terhalang, karena roh-roh jahat yang ada di sana terlebih dahulu secara bebas menyiksa roh jahat yang baru karena kejahatan dan keburukan mereka di dunia. Jiwa-jiwa ini segera dibawa roh-roh jahat ke dalam kegelapan, sebab selama hidupnya mereka selalu menyerah kepada roh-roh jahat yang menarik dan mempengaruhi mereka untuk hal-hal yang jahat dan bermacam-macam dosa. Sebab Malaikat tidak pernah menghambat kehendak bebas manusia. Saya juga melihat banyak jiwa-jiwa yang barusan memasuki dunia Roh-roh, yang dikelilingi Roh-Roh baik dan roh-roh jahat maupun Malaikat-Malaikat. Namun keadaan ini tidak berlangsung lama, karena kebenaran keadaan mereka segera tampak dan mereka memisahkan dirinya, yang baik bergabung dengan Roh-Roh baik dan Malaikat-Malaikat, sedangkan yang jahat bergabung dengan roh-roh yang jahat

 ANAK-ANAK TERANG
 Apabila jiwa manusia memasuki kerajaan Roh-Roh, mereka yang baik segera memisahkan diri dari yang jahat. Di dalam dunia mereka hidup berbaur, namuntidak demikian halnya didalam kerajaan Roh-Roh. Seringkali saya menyaksikan bahwa Roh-Roh baik “ANAK-ANAK TERANG” bila mau memasuki kerajaan Roh-Roh, terlebih dahulu mereka mandi dalam air lautan kristal yang tidak dapat dipegang bagaikan udara, dan di sana mereka mengalami penyegaran yang memuaskan. Di dalam air yang mengagumkan ini mereka bergerak bagaikan di udara bebas. Mereka tidak tenggelam, juga tidak menjadi basah walaupun dicelupkan kedalamnya. Mereka dimurnikan dan dibersihkan secara mengagumkan dan dalam keadaan segar bugar mereka memasuki dunia terang dan kemuliaan, disanalah mereka akan selalu hadir di hadapan hadirat Tuhannya dan dalam persekutuan dengan para Kudus dan Malaikat yang tidak terhitung jumlahnya.

 Tubuh kaum beriman akan diubah serupa dengan Tubuh Kristus yang bangkit. Menurut tradisi, teologi menggambarkan tubuh yang mulia dan sempurna ini memiliki karakteristik: identitas, keutuhan dan keabadian. Lagipula, tubuh yang mulia dan sempurna ini juga memiliki empat “kualitas transenden” : “tak dapat rusak”, atau bebas dari kerusakan fisik, kematian, penyakit, dan rasa sakit “semarak” atau bebas dari cacat dan dikaruniai keindahan dan cahaya “leluasa” di mana jiwa menggerakkan tubuh dan adanya kebebasan gerak dan “halus”, di mana tubuh sepenuhnya dirohanikan di bawah kuasa jiwa. Katekismus mengajarkan, “Sesudah pengadilan umum, semua orang yang benar, yang dimuliakan dengan jiwa dan badannya, akan memerintah bersama Kristus sampai selama-lamanya.” (no. 1042).(bdk Keb.Sal 7 : 22-23)

 ANAK – ANAK KEGELAPAN
 Betapa berbeda dengan mereka yang mengalami hidup jahat sebelumnya, mereka tidak betah berada dekat dengan “ANAK-ANAK TERANG” dan merasa terganggu dengan terang kemuliaan di mana-mana sehingga berusaha menyembunyikan diri supaya kodratnya yang jahat dan bejat tidak kelihatan. Dari dasar kerajaan roh kegelapan naiklah asap hitam yang berbau dan sementara berusaha menyembunyikan diri dan anak-anak kegelapan ini menjadi dan dilemparkan ke dalam kerajaan roh kegelapan itu. Dari dalamnya kedengarannya terus-menerus jeritan dan kutukan. Namun Surga berada di tempat dimana asap itu tidak mencapainya dan jeritan itu tidak kedengaran oleh Roh-Roh surga kecuali bila ada dari mereka yang karenamempunyai alasan khusus ingin melihat keadaaan mereka dalam kegelapan itu.

 Bagaimana dengan tubuh dari jiwa-jiwa yang dikutuk di neraka? Tubuh-tubuh mereka akan memiliki identitas, keutuhan dan keabadian, tetapi tidak memiliki keempat kualitas transenden. Mereka memiliki kondisi yang memungkinkan mereka menderita hukuman abadi di neraka, tetapi tidak memiliki kemuliaan Kristus yang dikaruniakan bagi mereka yang ada di surga.

Namun demikian, haruslah kita mengakui bahwa hal “kemuliaan” ini jauh melampaui pengertian dan bahkan bayangan kita. Kita percaya akan hal ini karena Kristus menjanjikan kebangkitan badan: “Saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.” (Yoh 5:28-29)

 KEMATIAN SEORANG ANAK
 Seorang anak meninggal akibat radang paru-paru, lalu sejumlah Malikat dating menjemputnya ke Surga. Saya ingin melihat dan memastikan sendiri bila ibunya bersukaria dan tidka menangis, sebab para Malaikat mengurus anaknya dengan penuh kasih saying melebihi kasih ibunya sendiri. Saya mendengar seorang Malaikat berkata kepada yang lain : “ Coba lihatlah Ibu itu menangisi perpisahan yang singkat dan hanya sementara ini. Dlam waktu singkat dia akan berbahagia bertemu kembali dengan anaknya.” Lalu Malaikat-Malaikat itu menghantarkan jiwa anak itu kebagian Surga yang bagus dan terang khusus untuk anak-anak. Disitu Malaikat-malaikat mengurus dan mengajarkan mereka kebijaksanaan Surgawi sampai mereka serupa dengan Malaikat-Malaikat itu. Sedang beberapa waktu kemudian , ibu itu juga meninggal. Anak itu sudah dewasa dan menjemput ibunya bersama dengan para Malaikat lain, Dia berkata : “ Ibu masih mengenal saya, saya ini anak Ibu, saya Theodor.” Ibunya diliputi sukacita, lalu mereka saling memeluk bahagia dan air mata mereka bagaikan bunga. Saya terharu melihat adegan itu. Sambil berjalan bersama, anak itu memperlihatkan dan menjelaskan semuanya kepada ibunya. Mereka tiungggal bersama, anak itu memperlihatkan dan menjelaskan semuanya kepada ibunya. Mereka tingal bersama ditingkat antara itu selama mereka diperlukan. Ketika selesai masa itu, dia membawa ibunya ke tempat tinggalnya yang lebih tinggi, disana terdapat sukacita dari segala sudut. Banyak sekali jiwa-jiwa yang demi Kristus menderita bermacam-macam kesengsaraan di atas dunia dan akhirnya diangkat ke tempat kemuliaan itu dan menerima kehormatan. Di sekelilingnya terdapat pegunungan indah, sungai, mata air, perkebunan, tanaman, buah-buahan dan bunga-bungaan yang indah. Semua yang diinginkan ada disana. Lalu anak itu berkata kepada ibunya : “ Ibu, di dunia hanyalah bayangan dari hidup sebenarnya, semua orang mengasihi kita dan menangisi kita, tetapi coba Ibu katakan, apakah mati atau hidup yang sebenarnya dirindukan setiap orang? “ Ibunya menjawab:”anakku, inilah hidup sejati ( Wahyu 22: 1 -2), seandainya di dunia saya mengetahui betul kebenaran mengenai hidup ini, saya pasti tidak terlalu menangisi kematianmu.
Sayang sekali, mereka di dunia begitu buta, padahal Kristus sudah mengatakan secara jelas mengenai kemuliaan ini. Injil juga telah berulang-ulang tentang kemuliaan kerajaan Bapa yang kekal ini, namun masih saja ada orang yang bimbang, bukan hanya orang yang tidak mengetahui, tetapi juga orang yang beriman. Semoga ALLAH memperkenankan kita mendapat kebahagiaan dalam kemuliaaan itu.”

 KEMATIAN SEORANG AHLI FILSAFAT
 Jiwa seorang filsafat Jerman memasuki kerajaan Roh-Roh. Dari jauh dia sudah melihat seri cahaya dunia Roh-Roh ini serta kemuliaan para penghuninya. Dia sangat terpesona, namun kecerdasannya, intelektualnya menghalangi dia menikmati kebahagiaan tersebut. Dia memulai menganalisa : “ Saya memang melihat semua ini, tetapi dimana buktinya bahwa semua ini betul dan bukan khayalan saya. Semua yang saya lihat harus dapat diuraikan secara logis, filosofis dan menurut ilmu pengetahuan, baru saya yakin bahwa semuanya ini bukanlah ilusi.” Lalu Malikat menjawab : “ Dari pembicaraanmu, jelas sekali bahwa kodratmu sudah diresapi dengan kecerdasan insani, sebab untuk dapat melihat dunia roh dibutuhkan mata rohani, begitu pula pengertian rohani dibutuhkan untuk memahaminya, bukan pengertian akal budi yang berdasarkan pada filsafat atau logika.

Pengetahuan yang mempunyai hubungan dengan masalah jasmani, sudah kau tinggalkan dunia bersama dengan budi dan orakmu. Disini hanya berlaku kebijaksanaan rohani yang berasal dari takut akan ALLAH dan Cinta Kasih.” Lalu seorang Malikat lain berkata kepada yang lain :” Sayang sekali, manusia lupa akan kata-kata Yesus yang amat berharga”. Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil, kamu tidak akan masuk kerajaan Surga (Mat 18 : 3). “ Lalu saya bertanya kepada salah seorang Malaikat : “ apa yang akan terjadi dengan ahli filsafat itu?” DIA MENJAWAB : “ Kalau hidup orang ini buruk, pasti dia segera masuk ke dalam kumpulan “anak-anak kegelapan”, tetapi dia bukanlah orang jahat, jadi dia akan tinggal lama ditingkat rendah dan akan terus terbentur dengan pemikiran otaknya, sampai dia merasa capek dan tobat dari kebodohannya. Baru dia menjadi matang untuk diajar oleh Malaikat yang ditugaskan untuk itu. Sesudah diajarkan, dia baru menjadi matang untuk masuk ke dalam cahaya Allah di tingkat atas (1 Kor 13)

Dalam pengertian tertentu, disana terdapat ruangan tak terbatas dipenuhi kehadiran Allah yang adalah Roh yang merupakan dunia rohaniah dipihak lain. Dunia/bumi adalah juga dunia rohani karena penghuninya ialah roh-roh yang dibungkus badan (1 Yoh 5 : 8). Tapi masih ada lagi dunia Roh-Roh yang menjadi tempat tinggal sementara Roh-Roh yang mati yang sudah meninggalkan tubuh. Tempat ini terletak diantara kemuliaan dan cahaya surgawi yang tinggi dengan duhnia bawah yang kelam dan kegelapan neraka yang rterdalam. Disana jiwa-jiwa itu dibentuk yang jumlahnya tidak terhitung banyaknya, jiwa – jiwa itu dibimbing ke bentuk sesuai dengan kemajuan yang telah dicapainya diatas bumi. Disana Malaikat-Malaikat yang ditugaskan secara khusus akan mengajar sementara waktu. Lamanya tergantung keperluan sampai mereka masuk persatuan dengan Roh-Roh baik ke tingkat terang dan roh jahat ke dalam kegelapan yang pekat sesuai dengan keadaan dirinya.

 IV. BANTUAN DAN AJARAN UNTUK MANUSIA SEKARANG DAN KEMUDIAN
 Bantuan Yang Tidak Kelihatan :
Anggota keluarga atau mereka yang kita cintai, terkadang juga orang-orang Kudus, sering datang dari dunia yang tidak kelihatan untuk membantu dan melindungi kita. Walaupun demikian tidak pernah diizinkan agar mereka dapat menunjukkan diri kepada kita kecuali beberapa kali dan kalau sangat diperlukan. Mereka mengarahkan pikiran kita kepada pikiran suci dan kepada Allah, pikiran-pikiran yang baik, lewat jalan kita tidak ketahui (Mat 18 : 10) . Roh Allah yang tinggal di dalam hati kita melakukan karya ini untuk menyempurnakan hidup rohani kita kalau belum mencapai kesempurnaannya.

 SIAPA YANG TERBESAR
Kebesaran seseorang tidak tergantung pada kemampuan atau posisinya, juga tidak karena orang itu besar sendiri karena posisi orang itu, memang besar dank arena dia dapat berguna bagi orang lain. Orang itu baru berguna bagi orang lain tergantung pada cara pengabdiannya. Jadi sejauh mata mana orang itu mengabdi dalam cinta, sejauh itu pula kebesarannya. Sebagaimana Tuhan mengatakan : “ Siapa yang terbesar diantara kamu hendaklah menjadi pelayananmu (Mat 20 : 26). “ Sukacita mereka yang ada di Surga ialah bahwa mereka melayani orang lain di dalam cinta, dengan demikian mereka memenuhi tujuan hidupnya maka mereka tinggal di hadapan HADIRAT ALLAH sampai kekal.

 MEMPERBAIKI KESALAHAN
 Kalau manusia itu sangat rindu bertemu dengan Allah maka mereka mulai memperbaiki dan memperbaharui hidupnya di atas bumi ini. Mereka bukan hanya segera dididik oleh Roh Allah tetapi juga dalam kamar hatinya dibantu oleh persekutuan para Kudus yang tidak kelihatan namun selalu hadir untuk membantunya. Tetapi ada banyak orang Kristen maupun yang tidak Kristen yang secara tulus mencari kebenaran dan meninggal, sementara mereka masih menemukan kebenaran setengah-setengah atau berpegang pada kebenaran palsu, mereka ini diperbaiki di dalam dunia Roh-Roh dengan syarat bahwa tidak berpegang teguh pada pandangan sendiri tetapi mau belajar. Sebab Allah tidak memaksa baik di dunia ini maupun di dunia seberang supaya orang percaya.

 PEWAHYUAN KRISTUS
Dalam suatu penampakan saya melihat seorang penyembah berhala masuk kerajaan Roh dan mulai mencari dewanya. Di situ orang Kudus berkata kepadanya : “ Di sini tidak ada dewa selain ALLAH YANG ESA DAN BENAR DAN KRISTUS YANG DIWAHYUKAN.” Orang itu sangat heran, tetapi karena dia seorang yang tulus hati mencari kebenaran maka dia mengaku bahwa dia keliru. Dengan rajin dia memperbaiki pandangannya tentang kebenaran dan memohon agar boleh melihat Kristus (Rom 3 : 14 – 15). Tidak lama sesudah itu, Kristus menampakkan diri dalam cahaya yang redup dan jugaa kepada orang-orang lain yang barusan masuk kerajaan Roh-roh, sebab ditingkat ini mereka belum mampu melihat seluruh kemuliaan-Nya. Karena penampakan itu begitu dahsyat menyebabkan para Malaikatpun sukar memandang dan menutupi mukanya dengan sayap mereka ( Yes 6 : 2) Jikalau Ia menampakkan DIRINYA kepada seseorang, IA memperhitungkan juga tingkat perkembangan yang telah dicapai jiwa tersebut. Ia menampakkan Diri secara samara ataukah dalam terang penuh kemuliaan, sejauh mana mereka dapat memandanginya. Ketika Roh-roh ini melihat Kristus dalam cahaya redup namun penuh kasih, mereka dipenuhi sukacita dan damai. Segala kebimbangan mereka hilang lenyap sesudah diliputi cahaya yang menghidupkan aliran cinta yang mengalir dari pada-Nya. Maka dengan sepenuh hati mereka mengakui DIA sebagai kebenaran dan mendapat penyembuhan. Sambil membungkuk menyembah DIA. Mereka beryukur dan memuliakan DIA. Dan para Kudus yang menemani mereka turut bersuka ria bersama mereka.

 SEORANG BURUH DAN SEORANG YANG RAGU-RAGU
Dalam suatu penampakan saya melihat seorang buruh masuk ke kerajaan Roh- Roh. Dia sangat tertekan sebab selama hidupnya tidak ada lain yang dipikirkan hanyalah untuk mendapatkan nafkah. Dia terlalu sibuk, tidak sempat memikirkan Allah atau soal-soal rohani. Pada waktu yang sama meninggal juga seorang yang ragu-ragu dan tidak memeiliki pengetahuan tentang kerajaan surga. Keduanya harus tinggal lama sekali di tingkat dunia Roh-Roh yang gelap. Dalam kebingungan mereka meminta bantuan. Para Kudus dan Malaikat dengan penuh cinta kasih dan pengertian pergi ke sana dan mengajar mereka bagaimana mereka dapat menjadi anggota kerajaan kemuliaan dan kerajaan terang. Biarpun mereka menderita, mereka tetap bertahan di dalam kekeklaman itu bersama Roh-Roh lainnya sebab kodrat mereka begitu dinodai dosa sehingga dalam segala hal mereka selalu bimbang Malahan Malaikat yang dapat dating kepada mereka untuk membantu, mereka memandangnya dengan penuh curiga. Pada saat saya melihat kejadian ini, saya ingin mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya dan akhirnya ketika saya menanyakan, saya mendapatkan jawaban satu-satunya ialah “ Semoga Allah berbelas kasih terhadap mereka.”

Dengan demikian kita dapat menyimpulkan mengenai jahat dan rusaknya kodrat manusia yang bila kejahatannya mulai memainkan peranan sekalipun tidak benar akan menganggapnya benar dan pandangannya benar dan pandangannya ini membengkak karena dosa. Kalau dari pihak lain terdapat seruan yang tulus dan baik dari seseorang misalnya dari seorang saleh dan segala yang dilakukannya demi memuliakan Allah, maka orang tadi akan mengatakan bahwa itu tidak benar.

Katanya dia pasti berbuat sesuatu karena ada alasannya. Kalau kita menanyakan kepada orang-orang tersebut bagaimana ia dapat mengetahui bahwa yang itu benar dan yang lain menipu, maka mereka tidak mengetahui jawaban atau memberikan bukti, betapapun kecilnya.

Semua yang dapat kita pelajari dari sikap roh tersebut adalah bahwa rohnya ternoda dosa maka dia mempercayai yang buruk/jahat karena itu cocok dengan kodratnya, sedangkan yang baik diapandang sebagai pembohong, sebab tidak cocok dengan hatinya yang jahat. Sebaliknya sikap orang baik. Dari kodratnya dia cenderung meragukan berita buruk dan mempercayai yang baik sebab sikapnya cocok dengan sifatnya. Mereka yang hidup di atas bumi ini dalam keadaan permusuhan dengan Allah tidak akan tenang baik di bumi maupun di dunia seberang. Jadi kalau memasuki dunia roh-roh mereka akan bingung dan tidak bahagia. Tetapi sebaliknya, mereka yang hidup diatas bumi ini memenuhi kehendak Allah, akan menemukan kedamaian sampai di dunia seberang. Mereka akan dipenuhi sukacita, sebab disanalah rumah mereka yang kekal di Kerajaan Bapa.

 IV. PENGADILAN PARA PENDOSA
Banyak orang mengira bahwa tidak seorangpun mengetahui dosa mereka yang tersembunyi, namun tidak ada dosa satupun yang tetap tersembunyi selamanya. Sekali waktu semua akan kentara, maka para pendosa akan menerima hukuman yang setimpal. Demikian pula kebaikan dan kebenaran tidak akan tetap tersembunyi. (Markus 4 : 22) akhirnya mereka menang., biarpun untuk sementara waktu mereka tidak diakui. Kejadian berikut akan memberikan sedikit terang kepada pendosa.

SEORANG BAIK DAN SEORANG PENCURI
Dalam suatu penglihatan, seorang Kudus menceritakan kepada saya hal-hal berikut Ini. Pada suatu malam ada seorang beriman harus berjalan jauh untuk suatu urusan penting. Dalam perjalanannya dia bertemu dengan seorang pencuri yang sementara membongkar took. Katanya kepada pencuri itu : “Engkau tidak berhak atas harta orang itu dan merugikannya. Kau berdosa. “ Pencuri menjawab : “ Kalau Engkau mau aman, jalan terus saja, kalau tidak engkau sendiri akan mendapat kesulitan.” Orang itu tetap pada pendiriannya dan tidak mau mendengarkan pencuri itu, lalu berteriak memanggil para tetangganya. Orang-orang pada berlari keluar untuk menangkap pencuri itu, tetapi ketika orang beriman tadi menunjuk pencurinya, si pencuri berbalik dan mempersalahkan orang beriman itu sebagai pencuri. Pencuri itu berkata:” Kamu kira kamu di sini berhadapan dengan seorang yang saleh, tetapi saya menangkap basah ketika dia mau mencuri.” Sebab tidak ada saksi, maka keduanya dimasukkan sama-sama dalam penjara. Kemudian polisi mendengarkan apa yang mereka percakapkan di dalam. Pencuri itu berkata dengan menertawakan rekannya :” Lihatlah, saya menangkap engkau, saya sudah mengatakan agar engkau lekas pergi atau nanti akan terjadi hal buruk dengan dirimu. Sekarang kita akan menyaksikan bagaimana engkau akan dapat meluputkan diri karena iman kepercayaanmu kepada Allah”. Ketika polisi mendengar percakapan demikian, dia membuka pintu lalu membebaskan orang saleh itu dengan hormat sedangkan sebagai ganjarannya pencuri itu dipukul dan dipenjarakan.

Di dunia ada pengadilan untuk orang baik dan orang jahat dengan ganjarannya namun hukuman dan ganjaran sepenuhnya akan diperoleh kelak sesudah hidup ini.

DOSA YANG TERSEMBUNYI
Hal berikut ini juga diceritakan kepada saya dalam suatu penampakan. Ada seseorang melakukan dosa di dalam kamarnya secara rahasia dan mengira dosanya tetap tersembunyi. Orang Kudus itu berkata : “ Betapa hasratku, agar mata jiwa orang itu terbuka pada saat itu, maka pasti dia tidak akan berbuat dosa lagi. Sebab di dalam kamar itu, ada beberapa orang Kudus dan Malaikat, begitu pula beberapa Roh dari orang-orangnya yang datang untuk membantu mereka. Mereka semua berduka cita karena perbuatannya dan salah seorang berkata : “ Kami datang untuk membantunya, tetapi sekarang kami terpaksa melawan dia pada saat pengadilan. Dia tidak dapat melihat kami, tetapi kami semua melihat dia mengalah kepada dosa itu. Seandainya dia mengetahui, dia bertobat sehingga dia dapat diluputkan dari hukuman yang akan dating (Keb. Sal 28 : 13).”

 KESEMPATAN YANG DIABAIKAN
Dalam suatu penampakan saya melihat suatu jiwa di dunia Roh-roh berjalan berkeliling sambil menjerit bagaikan orang gila. Seorang Malaikat berkata kepada saya : “ Orang ini mempunyai banyak kesempatan di dunia untuk bertobat dan kembali kepada Allah. Namun setiap kali kalau suara hatinya mengejar dia, dia berusaha untuk menenangkan dn mendiamkan dengan minuman keras. Dia memboroskan hartanya, menghancurkan keluarga dan akhirnya membunuh diri. Sekarang di dalam dunia Roh-Roh ini dia berlari keliling bagaikan anjing gila, meremas-remas tangannya karena dia menyesal sebab telah melalaikan kesempatan yang diberikan kepadanya dahulu. Kami rela membantunya namun sifatnya yang sudah bobrok menghambat dia untuk menyesalinya, sebab dosa telah mengeraskan hatinya dan kenangan akan dosa-dosa tetap terbayang. Di dunia dia meminum minuman keras agar menutupi suara hatinya yang sesak, tetapi di sini tidak ada satu kesempatanpun untuk mematikan suara hati. Jiwanya sekarang telanjang dan hidupnya yang bobrok tampak jelas pada semua penghuni dunia Roh-Roh. Bagi dia, satu-satunya jalan untuk wujudnya yang mengeras karena dosa, hanyalah bersembunyi dalam kegelapan bersama roh jahat lainnya dan menghindar dari terang yang menyakitkan itu.

 SEORANG JAHAT DIPERKENANKAN DATANG KE SURGA
Pada suatu ketika ada seorang yang hidup jahat berada dihadapan saya dan masuk ke dalam dunia Roh-Roh. Waktu para Kudus dan Malaikat ingin membantu dia, mulailah dia mengutuk dan mencela sambil berkata :” Allah itu tidak adil. Ia menyiapkan Surga untuk budak yang beterbangan seperti kamu, sedangkan orang lainnya dicampakkan ke dalam neraka, tetapi kamu menyebut DIA ITU CINTA. Malaikat menjawab :” Memang benar DIA ITU CINTA Sebab IA menciptakan manusia supaya mereka hidup bahagia kekal bersama Dia. Tetapi manusia menyalahgunakan kehendak bebas karena tidak taat dan berbalik dari Allah dan menciptakan bagi diri sendiri api neraka. Allah tidak pernah membuang seorangpun ke dalam neraka, tetapi manusia sendiri. Sekarang, engkau mau memilih siapa yang ingin engkau abdi? (Yosua 24 : 15). “ Saat itu terdengar suara Malaikat Agung : “ Allah memperkenankan orang itu datang ke surga.”

Dengan penuh rindu orang itu melangkah maju diapiti dua Malaikat tetapi ketika dia tiba di pintu Surga tempat kediaman para Kudus dan semua penghuni yang berseri-seri dan terberkati, dia menjadi takut. Malaikat berkata : “ coba lihatlah betapa indah tempat ini teruslah sampai ke tahta Tuhan yang penuh cinta itu. “

Dia memandang dari pintu dan ketika cahaya keadilan menembusi kehidupannya yang penuh dosa, dia terkejut setengah mati dan mempersalahkan diri sendiri. Dia berlari begitu kencang sehingga tidak sempat singgah di dunia antara tetapi seperti sebuah batu menjatuhkan diri ke dasar neraka. Lalu orang mendengar suara Allah penuh kasih. “ Lihatlah anak-anakKu tidak ada larangan bagi siapapun untuk datang kemari dan tak seorangpun menyuruhnya pergi dari kehidupannya yang tidak murnilah yang memaksa dia keluar dari tempat ini. Sebab, kalau seseorang tidak dilahirkan kembali, dia tidak dapat masuk ke kerajaan Allah (Yoh 3 : 3)

 ROH SEORANG PEMBUNUH
Ada seorang yang beberapa tahun lalu membunuh seorang pengkotbah, sekarang mati dipagut ular. Waktu memasuki dunia Roh, dia melihat Roh-Roh baik dan roh-roh jahat mengelilingi dia dan di sana seluruh keadaan jiwanya menunjukkkan bahwa dia anak kegelapan, maka roh-roh jahat segera menguasainya dan menarik dia ke dalam kegelapan. Seorang Kudus berkata : “Karena racun amarahnya dia membunuh seorang anak Allah, sekarang dia sendiri dibunuh racun si ular tua yaitu Setan (Wahyu 20 : 2) yang membunuh orang tak bersalah melalui orang ini. Sekarang orang ini di bunuh oleh ular lain. Sebab setan adalah pembunuh sejak awal mula (Yoh 8 : 44)

  ROH DARI ORANG YANG DIBUNUH
Ketika roh seorang pembunuh dibawa oleh Roh baik, maka seorang Roh baik yang datang membantunya berkata : “ Saya mengampunimu dengan sepenuh hatiku. Dapatkah saya melakukan sesuatu untukmu? Pembunuh itu mengenali Roh itu karena roh orang itu yang dibunuhnya beberapa tahun lampau. Dengan malu dan gemetar ketakutan dia bersungkut dilantai, lalu roh-roh jahat segera menjerit kesedihan. Tetapi Malaikat yang ada di situ menegur dan menyuruh mereka tenang. Kata pembunuh kepada sang korban : “ Betapa rindu saya melihat bahwa engkau di dunia hidup penuh cinta kasih tanpa mencari diri seperti saya melihat sekarang. Saya sangat menyesal, karena kebutaan saya tidak dapat melihat keindahan hidupmu dan kerohanianmu yang waktu itu tersembunyi bagi saya. Karena membunuh engkau saya sudah merugikan banyak perbuatan baik dan berkat bagi banyak orang lewat engkau.

Sekarang dalam mata Allah, saya adalah pendosa selama-lamanya dan pantas menerima balasannya. Saya tidak mengetahui lain sekarang daripada menyembunyikan diri saya dalam tempat yang gelap, sebab terang cemerlang ini tidak dapat saya tanggung. Hati saya bukan hanya merasa tersiksa, tetapi juga menyesal karena setiap orang melihat hidup saya yang bejat.” Sang korban menjawab : ” Kalau engkau sungguh bertobat dan berbalik kepada Allah, masih ada harapan, karena ANAK DOMBA ALLAH dapat memurnikan engkau dengan DARAHNYA yang Kudus dan memberi engkau hidup bersama kami di Surga dan luput dari siksaan neraka. “ Pembunuh itu berkata : “ Saya tidak perlu mengakukan dosa saya sebab jelas sekali kelihatan pada setiap orang. Di bumi saya masih dapat menyembunyikannya, tetapi di sini tidak. Saya akan merasa senang sekali tinggal bersama engkau dan Malaikat-Malaikat dalam surga, akan tetapi saya tidak dapat menahan cahaya ini.Bagaimana nanti keadaan saya di tempat kemuliaaan dan kejayaan.

Penghalang saya terbesar ialah suara hati saya sendiri yang sudah tumpul karena dosa-dosa saya dan sudah jadi kebal, sehingga wujud saya tidak merunduk karena menyesal dihadapan Allah. Didalam diri saya tidak ada lagi kekuatan untuk menyesal.

Sekarang hanyalah satu hal yang masih sisa yakni saya diusir dari sini untuk selama-lamanya. Tangisilah kecelakaan saya. “ Sementara dia mengatakan ini dengan rasa gentar yang hebat dia jatuh dan roh-roh jahat yang sama seperti dia menyeretnya masuk ke dalam kegelapan. Tidak ada seorangpun yang dapat melihat cintanya kotor karena dusta, kecuali roh-roh yang sama seperti dia. Sebab kebenaran tetap kebenaran, ini saja sudah menjauhkan hukuman atas dia yang pendusta dan menghukum dia sebagai pendusta (Yoh 3 : 19 – 21)
ROH SEORANG PEZINAH
Saya melihat roh seorang pezinah yang barusan memasuki dunia Roh-Roh. Lidahnya terjulur keluar sepertinya dia sangat kehausan, lobang hidungnya terbelah dan dia mengempaskan tangannya seakan-akan kepanasan dan ada api dalam dirinya. Tampaknya sangat buruk, tidak menarik dan saya terkejut melihatnya. Segala sesuatu yang memuaskan nafsunya dan mewah telah tiada dan dia beralrian keliling bagaikan anjing buas sambil menjerit-jerit : “ Terkutuklah hidup ini, ini bukan kematian yang mengakhiri segala sesuatu yang menyakitkan. Roh tak dapat mati disini ( 1 Petrus 4 : 6), kalau tidak saya mau bunuh diri,seperti saya lakukan atas diriku dengan pistol supaya lepas dari kesukaran. Tapi rasa sakit ini lebih hebat dari pada di bumi, saya harus mulai dari apa. “ ( Wahyu 9 : 6 ).Sementara mengatakan ini dan ia berlari menuju ke tempat kegelapan dimana sudah ada orang-orang yang seperti dia…….menghilang dalam kegelapan/kekelaman. Seorang Kudus berkata kepada saya “ Bukan hanya perbuatan dosa, tetapi pikiran jahat atau pandangan penuh nafsu sama besar dosanya. Pria dan wanita bersatu sebagai suami isteri bukan untuk pemuasan nafsu tetapi untuk saling membantu dan menyokong , supaya bersama anak-anaknya mereka mengabdi kepada sesama umat manusia dan Allah. Setiap orang yang menyimpang dari tujuan ini sama jahat seperti orang berzinah (1 Korintus 6 : 16 – 18).

 JIWA SEORANG PERAMPOK
 Ada seorang perampok meninggal dan masuk kedalam kerajaan Roh-roh. Pada permulaan dia tidak memperdulikan keadaan diri dan lingkungannya ini, tetapi sebagaiman kebiasaaannya ini, tetapi sebagaiman kebiasaannya dia mengambil segala yang berharga disitu. Dia heran, bahwa barang barang di dunia Roh-roh kelihatan berbicara terhadap dia mempersalahkan perbuatannya yang tidak pantas. Kodratnya sudah begitu rusak, sehingga dia tidak mengetahui bagaimana mempergunakan denagn baik. Di atas bumi, nafsunya begitu tak terkendali sehingga siapa saja yang menegurnya pasti dilukai atau bahkan dibunuhnya. Sekarang di dalam kerajaan Roh-roh dia mau berbuat aas cara yang sama. Dia berpaling kepada roh-Roh yang mau membantu dia seakan mau menghancurkan mereka, seperti anjing gila yang mau menerkam tuannya sekalipun. Kata seorang Malaikat: “ Kalau Roh-Roh semacam ini tidak di tahan didasar kegelapan neraka, mereka akan mendatangkan banyak bencana dimanapun mereka dating. Suara hati memasuki dunia Roh-roh. Karena di bumi dia merampok dan membunuh, dia telah memusnahkan orang lain, tetapi sebenarnya dia juga membunuh dan memusnahkan diri sendiri.

Hanya Allah yang mengetahui apakah orang ini dan semua yang seperti dia akan tetap tinggal dalam kesengsaraan selama-lamanya.

Lalu Malaikat yang bertugas mengurus dia, mencampakkan di bawah kegelapan dan tidak boleh lagi keluar. Keadaan para penjahat di sana begitu mengerikan dan penyiksaannya tidak tertahankan dan sangat kejam, sehingga siapa yang melihatnya akan gemetar karenanya.

Karena bahasa manusiawi kita sangat terbatas maka kita hanya dapat mengatakan bahwa dimana saja jiwa berdosa itu berada, dimana – mana dan pada setiap waktu dia menderita sengasara yang tidak berhenti sesaatpun, sama seperti api yang selalu menyala-nyala, jiwa – jiwa ini dibakar namun tidak pernah hangus dan api itupun tak pernah padam (Kel 3 : 2 – 6). Roh yang barusan mengalami itu mengira, nyala api mungkin untuk memurnikan. Dibagian kegelapan yang dinamakan neraka, tempat penderitaannya juga bertingkat-tingkat dan tergantung dari besar dan banyaknya kejahatan dan dosa. Allah pasti menciptakan neraka juga menurut citraNya dan putraNya yang adalah Gambaran Allah yang tidak kelihatan (Kej 1 : 26-27). Karena dosa-dosa maka mereka merusakkan gambarannya itu, menodai dan menghancurkannya. Mereka memilki semacam tubuh rohani, namun begitu menakutkan dan mengerikan dan kalau mereka tidak disembuhkan oleh rahmat Allah lewat tobat dan sesal, pasti mereka tetap tinggal dalam keadaan dan tempat siksaan itu.(Wahyu 21 : 27)

 KEADAAAN ORANG – ORANG SALEH
Untuk semua orang beriman, kerajaan Allah atau Surga itu sudah dimulai sejak waktu mereka masih hidup diatas bumi. Hati mereka dipenuhi damai dan cinta, kendati tidak dihargai dan menanggung bermacam-macam kesengsaraan dan kesulitan, sebab Allah adalah sumber damai dan cintai damai di dalam diri mereka. Kematian bagi mereka bukan mati, tetapi adalah pintu masuk rumah kediamanNya yang kekal. Kita juga dapat mengatakan bahwa biarpun mereka sudah dilahirkan kembali ke dalam kejayaan abadi, apabila mereka meninggal, hari itu bukanlah hari kematiannya tetapi hari lahirnya ke dalam kerajaan Roh-Roh, dan untuk mereka hari itu adalah hari penuh suka cita sebagaimana jelas dari cerita berikut ini.

 KEMATIAN SEORANG SALEH
Seorang Malaikat bercerita kepada saya bagaimana kematian seorang Kristen sejati yang selama tiga puluh tahun menjadi gurunya dengan sepenuh hati. Beberapa menit sebelum saat ajalnya tiba. Allah membuka mata rohaninya, sebelum dia meninggalkan tubuh, dia sudah dapat melihat dunia Roh-Roh dan dapat memberitahukan kepada mereka yang berada disekelilingnya mengenai apa yang dia lihat. Dia melihat Surga terbuka dan sekelompok Malaikat dan para Kudus datang menjemputnya dan pada pintu Surga berdiri JURUSELAMAT sendiri dengan tangan terulur menyongsong kedatangannya. Ketika dia melihat ini semua, dia berseru penuh suka cita sehingga mereka yang berada di sekelilingnya terkejut. “ Oh……betapa bahagia saat ini bagi saya…..saya sudah lama rindu melihat Tuhan saya dan pergi kepada-Nya. Hai, sahabat-sahabat saya, pandanglah wajahNya, diterangi sinar cintakasih dan lihatlah rombongan Malaikat yang datang menjemput. Hai sahabat-sahabat saya alangkah bahagia tempat ini, saya pergi ke rumah saya yang sejati, jangan berduka atas kepergian saya tetapi “ bersukacitalah”. Seseorang yang berada di dekat tempat tidurnya berkata : “dia mengigau”. Dia mendengar ucapan itu. Lalu katanya : “ saya tidak mengigau, saya betul-betul sadar. Saya ingin supaya kamu semua dapat melihat keindahan ini.

Sayang sekali bila hal ini tersembunyibagi kamu. Selamattinggal sampai jumpa “di dunia seberang”. Sementara mengucapkan kata-kata ini, dia menutup mata dan berdoa:”Tuhan ke dalam tanganMu kuserahkan rohku, lalu meninggal.

 HIBURAN BAGI SANAK KELUARGANYA
Segera sesudah dia meninggalkan tubuhnya, para Malaikat membimbing tangannya dan membawanya…….tetapi ketika mereka mau membawanya ke Surga ia berkata (Lukas 16 : 22) tunggulah beberapa menit, lalu dia menoleh memandang mayatnya dan para sahabatnya lalu katanya kepada Malaikat :”Saya akan senang sekali seandainya para sahabat saya melihat saya, lalu mereka akan mengetahui bahwa saya tidak mati dan mereka tidak berduka karena saya”. Lalu dia memandang tubuh rohaninya begitu bagus, bercahaya, sangat berbeda dengan jenasah/tubuh jasmaninya. Lalu dia melihat isteri dan anak-anaknya meratapi dia dan mengecupi mayatnya yang sudah dingin dan kaku itu, lalu dia menenangkan mereka. Dia membelai dengan tangan rohaninya dan mencoba untuk menerangkan sesuatu kepada mereka. Dengan penuh kasih sayang dia mencoba menarik mereka pergi dari jenasahnya, tetapi mereka tidak dapat melihat dia atau mendengar dia.

Ketika dia mencoba menarik pergi anak-anaknya, seakan-akan tangannya hanya udara saja, mereka tidak merasakan apa-apa. Seorang Malaikat berkata kepada saya. “ Mari kita pergi ke rumah kita yang kekal. Jangan merisaukan mereka Allah sendiri dan kami juga akan menghibur mereka ini perpisahan yang hanya beberapa hari saja.” Lalu dia pergi bersama para Malaikat ke Surga. Mereka masih berjalan, disana sudah ada kwelompok yang lain yang dating menjemput dan menyampaikan selamat dating. Banyak sahabat dan orang-orang yang dikasihaninya yang sudah meninggal terlebih dahulu dating juga dan ketika dia melihat mereka suka citanya bertambah. Waktu mereka sampai ke pintu surga (Wahyu 4 : 1) disebelah kiri dan kanan terdapat barisan Malaikat dan para Kudus berdiri sambil berdiam diri. Dia masuk ke dalam dan bertemu Kristus. Dia segera berlutut, tapi Tuhan mengangkatnya dan memeluknya dan berkata : “ Baiklah hamba-ku yang baik dan setia, masuklah ke dalam sukacita Tuhanmu (Mat 25 : 21 – 23). Sukacita orang itu tidak terlukiskan. Air mata sukacita mengalir dan Tuhan menyekanya penuh kasih, lalu Dia berkata kepada Malaikat : “ Bawalah dia ke ruang yang indah yang telah disiapkan baginya sejak awal dunia.” (Yoh 15 : 1-2 dan Mat 25 : 3). Roh dari hamba Allah ini berpikir secara jasamani bahwa tidaklah sopan membelakangi Tuhan atau Malaikatnya, karena itu dia tidak melakukannya. Tetapi ketika dia mengarahkan pandangannya ke ruang tempat tinggalnya, dengan heran dia melihat bahwa Tuhan ada , kearah mana saja dia memandang. Karena Kristus hadir di mana-mana dan kelihatan pada semua orang Kudus dan para malaikat. Selain ini, dia juga amat terpesona karena segala sesuatu disekelilingnya menyenangkan.

Mereka yang berada pada tingkat yang paling rendah merasa kurang hati terhadap mereka yang berada pada tingkat yang lebih tinggi dan mereka yang ditingkat yang lebih tinggi merasa gembira mendapat keuntungan membantu mereka yang lebih rendah sebab dimana-mana seluruh surga ada kebun yang indah berseri yang selalu menghasilkan buah-buahan yang sedap dan manis, begitu pula bunga-bungaan mewangi yang tidak akan layu. Allah dimuliakan tidak henti-hentinya oleh bermacam-macam mahluk, burung-burung yang bagus memperdengarkan kicauannya yang merdu, begitu pula semua merasa terangkat mendengar nyanyian pujian para Malaikat dan para Kudus. Kemanapun orang mengarahkan pandangannya selalu kelihatan sukacita yang tidak terkatakan. Inilah sungguh Firdaus (Kej 2: 7 Wahyu 22 :1-2 ) yang disiapkan oleh Allah bagi mereka yang mencintai Dia. Karena disana tidak ada bayangan maut atau kesesatan, dosa atau sengsara , melainkan hanya damai dan sukacita.

 TEMPAT TINGGAL SURGAWI
Lalu saya melihat anak Allah ini memandangi tempat tinggal dari jauh, sebab Surga adalah tempat rohani dan mata rohani dapat memandang kemana saja dan pada jarak yang tidak dapat diukur jauhnya. Karena kekekalan surga maka cinta Allah sangat jelas maka dimana-mana seluruh mahlukNya memuliakan dan bersyukur, dalam suasana sukacita yang tidak terhingga. Ketika anak Allah ini berada dalam barisan Malaikat mendekati pintu kediamannya, dia melihat tulisan terang benderang berbunyi :”Selamat datang” dan dari huruf huruf itu sendiri seakan-akan keluar bunyi selamat datang dan terus diulang. Ketika dia memasuki kediamannya, dia kagum karena dilihatnya Tuhan ada dihadapannya. Karena itu sukacitanya lebih besar lagi sehingga tidak dapat dituliskan, dia berseru : “Saya meninggalkan kehadiran Allah dan dating ke sini atas perintahNya, namun Tuhan sendiri ada bersama saya di sini. “ Rumah kediaman itu dilengkapi dengan segala macam barang yang dapat kita pikirkan dan setiap orang bersedia melayaninya. Di dekatnya berdiamlah para Kudus yang sama seperti dia dalam keadaan bahagia sempurna. Sebab kerajaan Surga ini disiapkan bagi para Kudus sejak dunia dijadikan (Mat 25 : 34) dan inilah masa depan yang membahagiakan yang menantikan setiap pengikut Kristus yang setia.

 ROHANIWAN YANG ANGKUH DAN BURUH YANG RENDAH HATI
Seorang rohaniwan yang menganggap diri sangat terpelajar dan saleh, meninggal dunia pada usia lanjut. Tentu saja tidak dapat diragukan bahwa dia orang baik. Ketika Malaikat-Malaikat datang menjemputnya untuk membawanya ke kerajaan Roh-Roh ke tempat yang Allah siapkan baginya, mereka membawanya ke tingkat antara. Di sana terdapat juga orang-orang yang baru masuk dengan di dampingi Malaikat-Malaikat yang ditugaskan, sementara Malaikat yang tadi pergi lagi menjalankan tugas menjemput yang lain lagi. Ditingkat antara ini sebelum memasuki tingkat surga yang tinggi jiwa diajar seperlunya seturut derajat kebaikannya dalam hidup di atas dunia. Malaikat-Malaikat membawa rohaniwan itu ke kediamannya, lalu mereka kembali menjemput seorang lain dan menghantarnya ke tempat yang lebih tinggi dari rohaniwannya ke tempat yang lebih tinggi dari rohaniwan tersebut. Pada saat melihat kejadian ini dia menjadi ragu dan bertanya : “ dimanakah keadilan, kamu membawa saya hanya sampai disini sedangkan orang itu lebih dekat ke atas?

 Apakah saya ini kurang dalam kekudusan dari orang itu atau dari kamu? “Malaikat menjawab : “ di sini tidak adalah masalah kecil atau besar, lebih atau kurang, tetapi masing – masing diantar ke ruang yang telah dicapai dalam hidup berimannya. Engkau belum selesai mencapai tingkat yang tinggi itu, jadi masih harus tinggal beberapa waktu lagi di sini untuk mempelajari beberapa hal yang ditugaskan kami. Kalau allah memerintahkan kami, maka kami akan sangat berbahagia mengantar engkau ke tingkat yang diatas itu. “ Ia menjawab: “Seumur hidup, saya terus-menerus mengajar orang untukmenemukan jalan ke surga. Sekarang saya harus belajar apa lagi? Saya sudah mengetahuisemua!” Lalu Malaikat yang lain menjawab : “Mereka harus jalan terus ke atas, jangan kita menghalangi, tetapi kami yang akan memberikan jawaban”. Sahabat , jangan merasa dihina. Engkau mengira bahwa engkau berada sendirian di sini, tetapi Allah berada besertamu, walaupun engkau belumdapat melihat-Nya. Adalah suatu keangkuhan, ketika engkau mengatakan bahwa engkau sudah mengetahui segalanya itulah yang menghalangi engkau melihat Allah dan untuk naik lebih tinggi. Kerendahan hati adalah obat untuk keangkuhan itu. Latihlah itu, maka kerinduanmu akan tercapai. “

Sesudah itu Malaikat itu melanjutkan : “Bapak yang baru saja masuk tadi dan ditempatkan ditingkat atas, bukanlah seorang yang terpelajar. Engkau tidak memperhatikan dia. Dia adalah anggota dewan Gereja. Dia tidak terkenal, tetapi menjalankan tugasnya sebagai buruh dan kurang mempunyai waktu bebas. Di tempat kerjanya dia di kenal sebagai orang yang kerja rajin dan jujur, semua yang bergaul dengan dia mengetahui kesalehannya. Waktu perang dia dipanggil masuk dinas militer. Pada suatu hari dia membantu teman yang terluka, dia kena peluru lalu mati. Biarpun dia mati tiba-tiba tetapi dia telah siap. Karena itu dia tidak perlu tinggal di tingkat antara ini seperti engkau. Kemajuan rohaninya tidak tergantung pada apa yang dipilih tetpai pada nilai rohaninya. Hidupnya di atas bumi diisi dengan doa dan kerendahan hati, inilah yang membuat dia pantas memasuki dunia roh yang lebih tinggi. Sekarang dia bersuka cita dan memuliakan Allah yang karena rahmat-Nya telah membebaskan dia dan memberinya hidup abadi (Efesus 2 : 5 – 6)

 HIDUP SURGAWI
 Tidak ada seorangpun di Surga yang berpura-pura suci, sebab setiap anggota dapat melihat dengan jelas kehidupan anggota lainnya. Semua terbuka dalam terang yang dipancarkan dari terang Kristus. Karena itu roh yang jahat akan berusaha untuk bersembunyi. Tetapi Roh orang saleh dipenuhi sukacita besar karena sudah berada di dalam kerajaan Bapa. Di situ kebaikan mereka jelas terlihat oleh semua dan semakin penuh serta kaya sebab tidak ada apapun yang menghambat pertumbuhannya, semuanya tersedia dan saling membantu. Tingkat kebaikan yang dicapai seorang saleh dapat dilihat terpancar dari seluruh dirinya, watak dan sifat kelihatan dalam warna ceria yang sangat indah dipandang mata. Di Surga tidak ada cemburu. Masing-masing merasa bahagia atas pertumbuhan rohani sesame yang lain, mereka senantiasa berusaha saling menolong. Anugerah dan berkat surgawi sangat penting untuk semua orang, tidak seorangpun memikirkan untuk mempertahankannya bagi diri sendiri tetapi cukup untuk semua orang.

 Allah adalah cinta, dilihat dalam pribadi YESUS yang duduk di atas tahta tinggi di Surga. Dari DIALAH matahari keadilan dan cahay dunia berasal, sehingga kita melihat terpancarnya cahaya yang menyembuhkan dan memberi hidup dari ujung yang satu ke ujung yang lain. Semuannya itu mengalir ke semua Malaikat dan para Kudus dan memberi daya hidup kepada semua yang menyentuhnya. Di surga tidak ada timur barat, utara – selatan.

Tahta KRISTUS merupakan sentral bagi semua Malaikat dan para Kudus. Disana terdapat bermacam-macam bunga, buah-buahan dan makanan rohani. Kalau orang memakannya mereka akan merasakan aroma khusus dan merasa puas tidak terhingga. Setelah mereka dibebaskan dari tubuh jasmani maka bau harum mewangi akan keluar dari pori-porinya yang memenuhi angkasa. Dengan singkat dapat dikatakan, keinginan dan kerinduan seluruh isi surga dipenuhi dengan ALLAH, sebab di dalam mereka kehendak ALLAH dipenuhi secara sempurna. Sehingga dalam segala situasi dan dalam setiap suasana di Surga, semua anggotanya dipenuhi rasa bahagiadan gembira. Jadi bagi orang beriman ada sukacita kekal ( Mat 26 : 29 ).

 TUJUAN DAN RENCANA PENCIPTAAN
 Beberapa bulan lalu, saya sendirian berada dalam kamar karena sakit mata. Mata saya begitu sakit sehingga saya tidak dapat mengerjakan apa-apa. Waktu yang ada saya manfaatkan untuk berdoa dan memeriksa batin. Pada suatu hari, saya baru saja beberapa menit menjalankan kegiatan itu, dunia roh terbentang dihadapan saya sakit dan memulai memusatkan perhatian pada mereka. Di sini saya menceritakan beberapa hal yang kami percakapan pada waktu itu.

 NAMA-NAMA DI SURGA
Saya bertanya kepada mereka : “ Dapatkah kamu menceritakan kepada saya, nama yang kamu pakai di surga ?.” Salah seorang Malaikat menjawab : “ Masing-masing kami mendapat nama baru yang hanya diketahui Allah dan orang itu sendiri (Wahyu 2 : 17)., kami semua yang ada disini sudah melayani Allah dipelbagai negeri dan waktu, dan sama sekali tidak perlu orang mengetahui nama kami, juga tidak perlu kami dipanggil dengan nama yang dahulu. Tentu saja sangat menarik kalau mengetahui nama, tetapi apa manfaatnya? Kami juga tidak senang bila orang lain mengetahui nama kami. Mereka boleh memandang penting kepada kami dan menghormati kami tetapi tidak boleh melebihi Allah yang begitu mencintai kami dan mengangkat kami dari kerendahan ke ketinggian persekutuan abadi, dimana kami boleh bermadah memuliakan Dia sepanjang segala masa. Dengan tujuan itulah Dia menciptakan. “

 MEMANDANG ALLAH
 Saya bertanya lagi : “ Dapatkah Malaikat dan para Kudus yang hidup di tingkat atas Surga selalu memandang wajah Allah? Dan kalau mereka melihat Dia, dalam bentuk apa? “ Salah seorang Kudus menjawab : “ Sebagaiman lautan penuh dengan air, demikianlah seluruh kehadiran Allah memenuhi jagad raya, setiap jiwa di Surga merasakan kehadiranNya. Kalau seseorang dimasukkan ke dalam air, maka diatas, dibawahnya dan diseluruh dirinya ada air. Sebagaimana di dalam laut ada air, sekian banyak hewan dan mahluk hidup, demikianlah mahluk-Nya hidup di dalam adanya allah (Kis Ras 17 : 28). Oleh karena tidak terhingga, maka anak-Nya yang terbatas, hanya dapat melihat Allah dalam Kristus. Sebagaiman Tuhan sendiri berkata : “ Siapa melihat SAYA melihat BAPA (Yoh 14 : 9)”.

 Dalam dunia Roh ini kemajuan rohani setiap jiwa dibatasi dalamnya dia mengalami dan mengenal Allah. Begitu pula Kristus menunjukkan wajah kemuliaan-Nya kepada setiap jiwa sesuai ddengan terang dan kemampuan rohaninya. Kalau Kristus menunjukkan DIRI dalam terang kemuliaan yang sama besar, pasti tidak dapat ditanggung oleh mereka yang ada di tingkat bawah. Karena itu IA mengatur terang kemuliann-Nya dalam menampakkan DIRI sesuai kemajuan rohani masing-masing jiwa.”

Seorang Kudus lain menambahkan : “ Kehadiran Allah dapat dialami dengan sukacita besar, tetapi tidak diungkapkan dalam kata-kata. Sebagaimana kemanisan dari gula-gula hanya bisa dinikmati rasanya, bukan dengan uraian atau penjelasan dalam kata., demikianlah setiap jiwa di surga mengalami kehadiran Allah dan setiap anggota mengetahui bahwa yang dialaminya ini sungguh benar dan tidak membutuhkan bantuan seseorang menguraikan tentangNya.”
 JARAK DALAM SURGA
 Saya bertanya : “ Berapa jauh jarak dalam surga antara satu dengan yang lain, kalau yang satu tidak dapat tinggal dibagian dari yang lain, apakah diperoleh kesempatan untuk saling mengunjungi?” Salah seorang Kudus menjawab “ Bagi setiap jiwa ada tempat tinggalnya sesuai dengan perkembangan hidup rohaninya, tetapi dia dapat mengunjungi yang beberapa saat. Kalau dri tingkat tinggi ke tingkat yang rendah, mereka memakai semacam tudung agar seri kemuliaan-Nya tidak menyakitkan mereka ditingkat yang lebih rendah atau tingkat gelap. Dan kalau dari tingkat rendah ke tingkat lebih tinggi, mereka juga diberi semacam tudung agar dapat menahan seri cahaya kemudian di atas (Kor 3 : 13). Disurga tidak ada yang merasa berjauhan, sebab jikalau seseorang merasa rindu pergi ke tempat lain, dia segera sudah berada di sana. Jarak hanya dirasakan mereka dalam dunia materi (diatas bumi). Kalau seseorang mau melihat seorang Kudus di tempat lain Dia dapat memindahkan dirinya pada saat itu ke sana atau yang lain itu segera berada dihadapannya.”

 POHON ARA YANG KERING
Saya bertanya kepada mereka : “segala sesuatu diciptakan dengan tujuan tertentu, tetapi kadang-kadang maksud penciptaan itu tidak tercapai, misalnya pohon ara yang tidak berbuah. Pada waktu Yesus melihatsebatang pohon ara tidak berbuah IA mengutuk pohon itulalu pohon ara itu kering. Dapatkah kamu menjelaskan kepada saya apakah penciptaan pohon ara itu telah mencapai tujuan atau tidak? “ Orang Kudus itu menjawab : “Tidak dapat diragukan bahwa penciptaan pohon ara itu telah mencapai tujuannya bahkan lebih daripada itu. Tuhan memberikan kehidupan kepada setiap mahluk hidup dengan maksud tertentu. IA mempunyai kuasa untuk mengambilnya kembali untuk tujuan yang lebih tinggi. Ribuan abdi Allah telah mengorbankan hidupnya untuk mengajar orang lain dengan mengorbankan nyawa sendiri. Dengan demikian mereka telah memenuhi rencana Allah yang lebih tinggi. Hal ini merupakan bentuk pengabdian yang lebih luhur dari pada pohon ara dan merupakan penciptaan yang jauh lebih tinggi sama dengan menyerahkan nyawa bagi orang lain. Karena itu adalah tepat bahwa perumpamaan tentang pohon ara menjadi peringatan bagi manusia yang sesat. Jadi Yesus mengajarkan orang Yahudi bahkan kepada seluruh dunia melalui pohon ara bahwa mereka yang hidupnya sia-sia dan lali dalam memenuhi maksud mereka diciptakan akan menjadi kering dan musnah. Sejarah cukup jelas mengajarkan kepada kita bahwa hidup orang Yahudi yang picik dan kekanak-kanakan menyebabkan mereka seperti pohon ara yang tidak menghasilkan buah sehingga menjadi kering. Begitu pula dengan hidup kebanyakan orang yang tidak berbuah, walaupun secara lahiriah kelihatan subur, namun mereka menipu dan mengecewakan orang lain maka mereka akan dikutuk dan dimusnahkan. Kalau seseorang dapat menentang karena allah mengutuk pohon ini, maka sama halnya seperti waktu musim buah belum tiba dimana tidak ada orang yang memperhatikan pohon itu, maka hendaknya orang mempertimbangkan bahwa untuk berbuat baik itu tidak memiliki musim, sebab sepanjang tahun seharusnya cocok untuk berbuat baik. Oleh karena itu setiap orang harus memperhatikan agar hidupnya subur dan dengan demikian mereka menjawab tujuan mereka diciptakan.”

 APAKAH MANUSIA BEBAS BERTINDAK
Lalu saya bertanya lagi : “ Bukankah bagi Allah sebaiknya menciptakan manusia dan segala mahluk sudah dalam keadaan sempurna? Dengan begitu maka manusia tidak pernah akan melakukan dosa dan tidak perlu mendatangkan sekian banyak sengsara dalam dunia. Dengan menjadikan ciptaan yang terjerumus dalam kesia-siaan maka kami ini jatuh dalam banyak penderitaan dan sengsara.”(Sir 15 : 14 -18) Seorang Malaikat yang di Surga yang mempunyai kedudukan tinggi dating dan berkata kepada saya : “ Allah tidak menciptakan manusia sebagi mesin yang bekerja secara otomatis juga bukan seperti benda langit yang tidak akan menyimpang dari lingkaran peredarannya. Tetapi Allah menciptakan manusia seturut Citra-Nya, yang memiliki pengertian, budi, kemampuan membedakan, kekuasaan untuk bertindak tanpa bergantung pada apapun.(Kej 1 : 26-27) Karena itu manusia diciptakan tanpa kemampuan bebas, maka tidak mungkin dia bersukaria dihadirat Allah, juga tidak dapat menikmati sukacita surgawi, tetapi dia mungkin hanya menjadi alat/benda tanpa kesadaran atau rasa gerak, atau sama seperti bintang-bintang yang tanpa sadar mengitari langit. Tetapi manusia yang bebas, menurut kodratnya bertentangan dengan kesempurnaan lalu kesempurnaan baginya akan jadi ketidak sempurnaan. Manusia semacam itu hanya menjadi budak yang terpaksa menjalankan kesempurnaan, sehingga tidak mungkin akan merasakan sukacita sebab tidak dapat memilih secara bebas. (Sirakh 17 : 3 – 8)

Lalu baginya tidak ada perbedaan antara Allah dan suara, yang dimaksud adalah kebebasan itu. Manusia dan bersamanya segala mahluk ditaklukkan kepada kesia-sian, tetapi bukan untuk selama-lamanya. Oleh ketidaktaatannya dan kesia-siaannya, manusia sudah menjerumuskan dirinya dan segala ciptaan lainnya ke dalam kesengsaraan dan penderitaan. Hanya oleh perjuangan rohani ini mereka-mereka dapat berkembang kekuatan rohaninya dan hanya dengan berjuang demikian mereka dapat belajar menjadi sempurna. Karena itu kalau manusia akhirnya mencapai kesempurnaan surgawi ini, mereka akan bersyukur kepada Allah atas sengsara dan penderitaan dan perjuangan selama hidup di bumi ini. Sebab dia akan mengerti sepenuhnya bahwa segala sesuatu menuntunkan mereka yang mencintai Allah (Rom 8 : 18 -38).”
 PEWAHYUAN CINTA KASIH ALLAH
 Lalu seorang Kudus lain berkata : “ Seluruh penghuni Surga mengetahui bahwa Allah itu CINTA . namun sejak semula cintaNya yang sekian besar tersembunyi sehingga IA mau menjadi manusia untuk menyelamatkan para pendosa dan rela wafat di Salib untuk menebusnya. Memang DIA menderita untuk menyelamatkan manusia dan seluruh ciptaanNya yang terbelenggu dalam kesia-siaan. Dengan menjadi manusia ALLAH telah menunjukkan HATINYA kepada anak-anakNya. Hanya dengan jalan ini kita mengenali cinta-Nya, sebab kalau tidak maka CINTANYA tetap tersembunyi. Lalu seluruh mahluk dapat melihat anak-anak Allah yang tampak dalam kemuliaan. Tetapi sampai sekarang seluruh mahluk berkeluh kesah seperti sakit bersalin menantikan bumi yang baru. Juga mereka yang dilahirkan kembali, berkeluh kesah seperti sakit bersalin menantikan bumi yang baru. Juga mereka yang dilahirkan kembali, berkeluh kesah menantikan pembebasan tubuhnya.. bila tiba waktunya maka segala mahluk yang patuh kepada Allah akan dibebaskan dari kesia-siaan dan kehancuran selama-lamanya. Mereka akan selalu berbahagia dalam dirinya karena tujuan penciptaan mereka telah tercapai (Rom 8 : 18 – 23).”

Malaikat-Malaikat menceritakan banyak macam hal lagi, tetapi saya merasa sulit untuk mengutarakannya, sebab bukan hanya tidak terdapat kata-kata untuk dapat mengungkapkan kebenaran itu secara tepat tetapi mereka juga tidak mau saya mengabaikannya sebab tidak seorangpun dapat mengerti tanpa pengalaman rohani dan mereka juga takut bahwa pengungkapan ini bukan menjadi bantuan bagi orang-orang yang membaca tetapi justru menjadi penyebab salah tafsir dan keliru. Karena itu saya hanya mau menyampaikan beberapa hal sederhana yang sudah saya tuliskan, dengan harapan semoga dapat menjadi petunujuk jalan sebagai penegasan, pelajaran dan hiburan bagi yang membaca. Saya juga berharap bahwa tidak lama lagi para pembaca sendiri akan masuk kedalam kerajaan Roh-Roh itu dan dapat melihat dengan mata sendiri. Tetapi sebelum meninggalkan bumi ini untuk selama-lamanya untuk beralih ke tempat kediaman kekal, kita harus mempersiapkan diri dalam rahmat Allah, dalam doa dan setia memenuhi tugas yang dipercayakan Allah kepada kita. Hanya dengan cara ini kita mencapai tujuan hidup, dengan demikian tanpa keraguan kelak memasuki kebahagiaan kekal dalam kerajaan ALLAH BAPA KITA.

Tidak ada komentar: