Aku Melihat Surga oleh
Sadhoe Soendar Singh
Lahir pada bulan September 3, 1889 di
Ludhiana Rampoer, India dan Meninggal tidak diketahui tetapi dipercaya
pada tahun 1929 Himalayas, serta pendidikan Anglican College, Lahore,
sebagai sadhu.
Agar dapat menilai suatu pemwahyuan atau pesanan
nabi, kita perlu juga mengetahui mengenai sang nabi itu. Tepat sekali apa yang
dikatakan Prof. Berkhof: “ Tidak setiap orang yang berbicara dalam roh itu
adalah seorang nabi, tetapi hanya bila cara hidupnya serupa dengan cara hidup
Tuhan kita. Cara inilah yang membedakan nabi yang benar dan nabi palsu.”
Sedangkan F. Sitwell menulis : “ Batu penguji
pertama tidak boleh kita abaikan yakni mengenai watak orang yang mengira
memiliki karunia Roh Kudus”. Demikianlah pula halnya dalam soal pribadi SOENDAR
SINGH.
RIWAYAT HIDUP SINGKAT
SADHOE SOENDAR SINGH
Soendar Singh dilahirkan di Rampoer
– India, pada tanggal 3 September 1889 dalam keluarga kaya dan ternama.
Dia bersekolah di Sekolah Kristen dan di situ dia belajar mengenai KITAB SUCI
PERJANJIAN BARU. Dia tidak mau tahu tentang orang Kristen. Permusuhannya dengan
orang Kristen demikian besarnya, sehingga pada usia 15 tahun dia membakar Kitab
Suci. Namun pribadi YESUS KRISTUS begitu menguasai dia, sehingga beberapa
hari kemudian dia mengalah. Pertobatannya mirip Santo Paulus. Dia sendiri
bercerita sebagai berikut : “ Saya sendiri berpendapat, dengan membakar KITAB
SUCI saya telah melakukan perbuatan baik, padahal semakin hari hati saya
semakin gelisah, tidak tenang dan dua hari sesudah membakar Kitab suci itu saya
merasa tidak bahagia sama sekali. Hari ketiga, saya tidak bisa menahan diri
lagi. Saya bangun pagi-pagi jam 03.00 dan berdoa. Semoga Allah menunjukkan DIRI
kalau Dia betul Ada. Saya berniat, kalau masih terus gelisah, maka saya akan
pergi meletakkan kepala saya pada rel kereta api yang akan lewat jam 05.00 pagi
hari itu dan menghabiskan nyawa saya. Saya terus berdoa mula1 Dalam sekejap
saja, kamar saya menjadi terang benderang dan dalam terang cahaya itu saya melihat
sesosok manusia. Saya mengira beliau adalah Budha atau Kresna atau orang kudus
lainnya yang saya panggil. Lalu saya mendengar suara :” Berapa lama kau masih
memburu-buru Aku? Saya sudah wafat untukmu, saya sudah menyerahkan
hidup-Ku demi engkau.” Lalu pada sosok manusia itu saya melihat ciri-ciri
Kristus, Kristus sebagai manusia dewasa yang dahulu hidup di Palestina lalu
wafat dan menghilang………….Sekarang IA berada dihadapan saya……………Begitu
hidup……….Saya melihat wajah-Nya berseri-seri. Walaupun dua hari sebelumnya saya
sudah membakar KITAB SUCI, namun Ia sama sekali tidak marah. Diri saya berubah
sama sekali, saya mengakui DIA sebagai Kristus yang hidup Juru Selamat dunia.
Kemudian saya bersungkur dihadapan-Nya dan saya merasa damai, yang tidak dapat saya
temukan dimanapun. Inilah kebahagiaan yang telah lama saya cari. Inilah
SURGA itu sendiri.
Sesudah itu tibalah saat yang sulit, kaum
keluarga berusaha untuk mengembalikkan dia kepada kehidupan agamanya yang lama,
namun tidak berhasil, lalu ia tidak boleh mewarisi apapun bahkan dikejar-kejar
untuk dibunuh. Soendar Singh harus melarikan diri untuk bertemu dengan umat
Kristen. Pada tahun 1905 pada hari ulang tahunnya dia dibaptis. Tiga puluh tiga
hari sesudah pembaptisannya, dia bernadar untuk menjadi Sadhoe (seorang yang
selalu mengenakan pakaian khusus, menjalankan latihan rohani atau berkeliling
negeri sambil mewartakan kabar baik tanpa uang, tanpa milik apapun, dia hanya
hidup dari belas kasihan orang lain).
Soendar Singh memberitakan Injil dengan cara
ini, di tempat-tempat yang belum dimasuki agama Kristen. Mula-mula di daerah
Afganistan dan Tibet, kemudian lebih ke selatan di Madras. Di situ dia bekerja
dengan cukup berhasil bertahun-tahun lamanya. Seringkali dia hampir mati
dikejar musuh-musuhnya, namun dia selalu luput dan kadang-kadang luput secara
ajaib. Sebuah cerita yang bagus tentang ini ialah pengalamannya di Tibet., di
kota Rasar, Soendar diadili oleh Lama (pemimpin Tibet) karena dia memasuki
negeri itu untuk memberitakan Injil. Dia diputuskan harus dilemparkan ke dalam
perigi. Pakaiannya ditanggalkan, lalu dibuang ke dalam lubang itu Dalam perigi
itu terdapat beberapa mayat. Disitu dia sangat menderita, badannya luka, tidak
ada makanan atau minuman. Lalu dia mengucapkan DOA GURUNYA “ ALLAHKU, MENGAPA
KAU MENINGGALKAN AKU?’. Malam ketiga datanglah bantuan. Dia mendengar tutupan
perigi yang terbuat dari besi itu dibuka dan didorong, kemudian terdengarlah
suara yang berkata kepadanya supaya memegang tali yang diturunkan. Dia merasa
seperti dipenuhi hidup baru dan dia bersyukur kepada ALLAH yang mengatur
hidupnya. Dia mengetahui bahwa seperti Petrus dia diselamatkan. Lalu hari
berikut dia pergi berkotbah lagi. Dia ditangkap lagi dan diantar kepada para
pembesar kota untuk menjawab semua pertanyaaan mereka. Dia menceritakan apa
yang telah terjadi. Lama (pemimpin Tibet) yakin bahwa kunci perigi itu dicuri
orang, namun ketika diselidiki ternyata kunci itu masih tetap berada di
tempatnya semula. Lama menjadi takut lalu memerintahkan agar Sadhoe meninggalkan
kotanya supaya ALLAH Yang Maha Kuasa itu tidak menghukum Lama ataupun kotanya.
Sejak tahun 1912 dia sering mendapat Visiun
(penampakan). Dia mulai terkenal sejak itu dan atas ajakan beberapa temannya
dia berkeliling di Eropa. Pertama dia berkunjung ke Palestina lalu ke Mesir,
Swiss, Jerman, Norwegia, Denmark, Belanda dan Inggris. Sadhoe sangat kecewa
akan ketiadaan tenaga rohani untuk umat Kristen di Barat, walaupun ada beberapa
yang dia jumpai, namun hal itu masih sangat terkesan di hatinya. Setelah kembali,
dia memulai lagi peziarahannya untuk berkotbah dan memimpin Sekolah Guru yang
didirikannya. Dia juga berusaha lagi untuk mewartakan Injil di Tibet. Tahun
1929 dia menghilang dalam perjalanan misinya itu. Usaha mencarinya sia-sia,
orang mengira dia mati kedinginan di Himalaya.
KATA PENGANTAR DARI
PENULIS
Di dalam buku ini saya mencoba menulis beberapa
penampakan yang ALLAH berikan kepada saya. Seandainya saya mengikuti keinginan
hati saya sendiri, tentu hal ini tidak akan terjadi untuk dipublikasikan sewaktu
saya masih hidup. Akan tetapi beberapa kenalan saya yang nasehatnya sangat saya
junjung tinggi mendesak untuk mempublikasikan hal ini agar dapat memberikan
bantuan rohani kepada orang-orang yang membacanya. Demi penghargaan terhadap
keinginan kenalan-kenalan saya itu maka buku ini dipersembahkan kepada para
pembaca.
Di Hotgark, empat belas tahun yang lalu sewaktu
saya sedang berdoa mata saya dibuka untuk melihat Surga. Saya melihat semua
dengan jelas sehingga mengira saya sudah mati dan jiwa saya sudah memasuki
kemuliaan Surga itu. Tahun-tahun sesudahnya sampai saya menurunkan tulisan
ini., penampakan tersebut tetap memperkaya hidup saya. Saya tidak mampu
mendatangkannay sesuka saya, tetapi biasanya kalau saya tenggelam dalam doa
kusyuk, kadang-kadang delapan sampai sepuluh kali dalam sebulan, mata jiwa saya
dibuka untuk melihat Surga selama satu atau dua jam. Saya berjalan bersama
Yesus Kristus dalam Surga dan bercakap-cakap dengan Malaikat-Malaikat dan
Roh-Roh. Jawaban-jawaban yang mereka berikan atas pertanyaan saya sudah saya
bukukan untuk diterbitkan.
Pesona Surgawi dalam persekutuan dengan mereka
ini sudah saya alami sebelum saya masuk ke sana untuk selamanya.
Mungkin ada yang mengira penampakan-penampakan ini semacam Spiritisme, namun
saya mengatakan bahwa hal ini sangat berbeda. Spiritisme mencoba mendapatkan
berita-berita dan tanda-tanda dari roh kegelapan, yang biasanya kabur dan tidak
dimengerti, kalau tidak dikatakan menipu, sehingga orang-orang itu menjauh dari
kebenaran, BUKAN menuju KEBENARAN.
Saya melihat dalam penampakan-penampakan ini
jelas sekali kemuliaan dunia Roh-Roh, saya mengalami secara nyata persekutuan
para Kudus di tengah-tengah kemuliaan dan suasana yang mulia dalam dunia
Roh-Roh itu. Saya tidak menerima kabar yang tidak jelas dari Malaikat-Malaikat
dan para Kudus itu tetapi saya melihat hal-hal yang jelas sebagai jawaban atas
masalah dan hal-hal yang menekan saya, yang membingungkan saya. Kontak dengan
para Kudus ini adalah hal yang sangat riil pada masa pertama Gereja, sehingga
mendapat tempat utama dalam faal iman sehingga dimuat dalam syahadat (SYAHADAT)
SYAHADAT PARA RASUL
Pada suatu penampakan, saya bertanya kepada
Orang Kudus itu suatu bukti dalam Kitab Suci mengenai persekutuan para Kudus
ini. Saya mendapat jawaban yang jelas bahwa hal ini dapat ditemukan dalam
Zakharia 3: 7 – 8 bahwa di sana yang ada bukan Malaikat atau manusia dari
daging dan darah, melainkan para Kudus dalam kemuliannya. Janji Allah kepada
Yosua dengan persyaratan bahwa bila dia memenuhi permintaan Tuhan maka dia akan
masuk kedalam persekutuan para Kudus. Mereka ini adalah sahabat-sahabatnya
yakni jiwa-jiwa manusia yang telah disempurnakan dan kepada mereka itu dia
dapat bercakap-cakap.
Dalam tulisan saya ini berulang-ulang disebut
Roh-Roh, para Kudus, Malaikat-Malaikat. Saya ingin menjelaskan perbedaan antara
mereka yaitu bahwa Roh-Roh itu ada yang baik ada yang jahat, yang berada
diantara Surga dan Neraka sesudah kematian mereka. Para Kudus adalah mereka
yang sudah melewati tingkat ini dan masuk ke alam dunia rohani yang kepada
mereka itu dipercayakan suatu tugas khusus. Malaikat-Malaikat adalah wujud yang
diterangi dan diserahkan segala macam tugas dan antar mereka itu ada juga
banyak orang kudus dari dunia lain dan dari dunia kita yang hidup bersama
sebagai keluarga. Mereka saling melayani dalam cinta dan berbahagia kekal dalam
kemuliaan Allah. Dunia roh-roh adalah tingkat antara disana Roh-Roh tinggal
sesudah mereka meninggalkan tubuh. Didalam dunia roh, ada semua wujud rohaniah
mulai dari tingkat kegelapan yang terdalam sampai ke tahta Allah yang terang
benderang.
Soebatha, Juli 1926
Sadhoe Soendar Singh
I. HIDUP DAN MATI
HIDUP :
Hanya ada satu sumber hidup, hidup batin, hidup
yang berkuasa memberi daya cipta kepada semua yang hidup, segala mahluk hidup
dalam Dia dan mereka akan tinggal dalam Dia dan mereka akan tinggal dalam DIA
sampai kekal. Hidup ini menciptakan banyak macam hal yang berbeda dalam
jenis dan tingkat perkembangannya. SATU diantaranya adalah Manusia, yang
diciptakan menurut GAMBARAN ALLAH, agar supaya mereka berbahagia senantiasa dan
tinggal tetap DIHADIRATNYA.
MATI :
Hidup boleh berubah tetapi tak pernah
dimusnahkan walaupun peralihan dari adanya disini dan adanya di sana disebut “
mati “, itu bukan berarti kematian adalah akhir dari atau bertambah atau
berkuangnya sesuatu. Tetapi hanyalah suatu peralihan dari yang satu ke yang
lain. Sesuatu yang tidak dapat kita lihat belumlah berarti bahwa itu musnah
tetapi mulai hadir secara baru dalam bentuk baru. Manusia tidak musnah. Tidak
ada sesuatupun di jagat raya ini yang dimusnahkan karena Sang Pencipta tidak
pernah menciptakan sesuatu untuk dimusnahkan. Kalau Ia mau memusnahkan
maka IA takkan pernah mau menciptakan. Kalau tidak ada yang dimusnahkan, betapa
pula manusia yang adalah mahkota ciptaan dan CITRA ALLAH akan musnah. Dapatkah
ALLAH memusnahkan CITRANYA, atau dapatkah satu mahluk lain membuatnya? Tidak
pernah!! Kalau manusia tidak akan musnah lewat kematian, maka timbul
pertanyaan, dalam bentuk apa adanya manusia sesudah mati? Saya akan menguraikan
secara singkat sesuai penampakan yang saya terima, biarpun tidak mungkin
melukiskan semua yang saya lihat dalam dunia Roh-roh, sebab bahasa dan gambaran
dunia ini tidak cukup untuk dapat mengungkapkan sepenuhnya. Sebab ungkapan
kemuliaan yang saya lihat ke dalam bahasa biasa sehari-hari dapat menyebabkan
salah tanggap. Karena itu saya hanya menceritakan kejadian-kejadian sederhana
yang penuh arti dan dapat ditangkap, sedangkan yang sangat rohani dan
membutuhkan ungkapan bahasa rohani juga, saya tidak menulisnya. Masing-masing
kita suatu waktu akan masuk ke dalam dunia Roh-Roh ini, maka akan sangat
berharga bila kita sudah mengetahuinya sedikit.
II. APA YANG TERJADI WAKTU MENINGGAL
Pada suatu hari ketika saya sedang berdoa
tiba-tiba saya dikelilingi sekelompok besar Roh-Roh atau tepatnya tiba-tiba
saya berada ditengah mereka waktu mata rohani saya terbuka, dengan sambil
berlutut saya berada di depan perkumpulan para Kudus dan Malaikat yang
terpandang dan terkemuka itu.
Pada permulaan saya agak ragu ketika saya
membandingkan diri saya yang sangat sederhana dengan mereka yang disinari
kemuliaan…..Namun dalam sekejap saja saya sudah terbiasa karena cinta sejati
dan keramahan yang luar biasa dari mereka. Saya merasa damai dihadirat ALLAH
sudah saya alami, namun berada dalam persekutuan dengan para Kudus ini memberi
saya sukacita luar biasa. Sementara saya bertemu mereka, saya mendapat jawaban
apa pertanyaan tentang masalah-masalah saya.
Pertanyaan pertama adalah, apa yang terjadi
antara masa muda dan tua, selanjutnya apa yang terjadi kalau kita mati dan
bagaimana keadaan kita pada saat berada diambang kematian.
Pertanyaan kedua adalah bagaimana keadaan
jiwanya sesudah mati. Kita mengetahui apa yang terjadi antara masa muda dan
tua, tetapi kita tidak mengetahui tentang apa yang terjadi kalau kita mati dan
saat kita berada diambang kematian. Penjelasan mengenai soal ini hanya
diperoleh dari mereka diseberang hidup ini, setelah mereka memasuki dunia
Roh-Roh, saya memohon : “Dapatkah kamu menceritakan pada kami sesuatu tentang
hal ini?’
Orang Kudus itu menjawab : “ Mati itu sama
seperti tidur. Peralihan menyakitkan baik secara jasmani maupun secara rohani.
Sama seperti seorang yang kelelahan, mengantuk dan tertidur, begitu pula datangnya
kematian.” Pada sebagian orang, kematian dating dengan tiba-tiba, sehingga
sulit bagi mereka untuk yakin bahwa kini mereka berada atau masuk ke dalam
dunia Roh dan sudah meninggalkan dunia materi. Karena melihat begitu banyak hal
baru dan indah di sekitarnya yang belum pernah dijumpai atau dilihat, maka
mereka keliru dan mengira mereka berada di kota atau negeri lain. Setelah
mereka diberi keterangan secara jelas bahwa tubuh rohaninya berbeda dengan
tubuh jasmaninya dahulu, baru mereka menerima bahwa mereka sudah memasuki
kerajaan Roh-Roh.”
Seorang Kudus lain yang hadir menjawab
pertanyaan saya katanya : “ Pada saat mati, biasanya tubuh secara
perlahan-lahan kehilangan rasa. Hal ini tidak menyakitkan, tetapi ada rasa lesu
luar biasa. Kadang-kadang karena sangat lemah atau mengalami kecelakaan, jiwa
meninggalkan tubuh ketika masih dalam keadaan pingsan. Roh dari mereka yang
hidup tanpa persiapan untuk memasuki dunia roh, yang kemudian secara tiba-tiba
memasuki dunia Roh ini akan dipenuhi kebingungan dan keputusasaan bila
mendapatkan dirinya berada dalam tingkat yang rendah dan di daerah kegelapan
atau ditingkat antara keduanya. Roh-roh dari tingkat rendah ini sering
mengganggu manusia dengan hebatnya. Namun manusia yang terkena hanyalah mereka
yang kira-kira sama keadaannya dengan roh tingkat rendah itu dan dengan
kehendaknya sendiri membuka hati secara bebas untuk berhubungan dengan roh-roh
pada tingkat rendah itu. Roh-Roh jahat ini kalau bersekutu dengan roh
jahat lainnya dapat merusakkan dunia. Namun ALLAH menempatkan Malaikat-Malaikat
yang tidak terhitung jumlahnya untuk melindungi umat dan ciptaanNya sehingga
dibawah lindungan Malaikat itu amanlah umatNya. Roh jahat hanyalah merugikan
mereka di dunia yang keadaannnya sama seperti mereka dan lagi hanya sejauh
ALLAH memperkenankan. Kadang-kadang ALLAH mengizinkan setan dan Malaikat-Nya
untuk mengganggu umat-Nya, agar mereka lebih kuat dan menjadi lebih baik lewat
percobaan, sebagaimana setan menyengsarakan Ayub karena diizinkan
ALLAH. Tetapi dalam pencobaan-pencobaan semacam itu, umat-Nya lebih
beruntung dari pada rugi.”
Seorang Kudus lain lagi yang hadir menjawab : “
Banyak orang yang hidupnya tidak berbakti kepada ALLAH, kalau mati mereka
menjadi tidak sadar. Tetapi yang sesungguhnya terjadi adalah bahwa ketika
melihat wajah setan dan roh jahat disekililingnya, mereka menjadi bisu dan
lumpuh karena terkejut…..Sebaliknya kematian seorang beriman adalah lain,
sering dia merasa bahagia karena disongsong Malaikat dan para Kudus dan juga
oleh mereka yang dicintainya yang sudah meninggal terlebih dahulu, mereka hadir
mendampingi dia pada saat ajal dan menghantarnya ke kerajaan Surga. Sewaktu
memasuki ?Surga dia merasa senang karena di sana bukan saja hanya terdapat
teman-temannya tetapi dia sendiri sudah mempersiapkan untuk datang kekediaman
ini oleh kepercayaan dan persekutuannya dengan ALLAH.”
Sesudah itu seorang Kudus lain mengatakan : “
Membimbing jiwa-jiwa dari dunia adalah pekerjaan Malaikat (Lukas 16 : 22 ).
Biasanya Kristus menghadirkan DIRINYA di masing-masing dunia Roh itu sesuai
tingkat kemuliaan dan perkembangan rohani penghuninya. Tetapi pada peristiwa IA
sendiri datang di ranjang kematian untuk menjemput abdi-Nya dan dengan penuh
kasih Ia menyeka air matanya dan menghantarnya masuk ke dalam Firdaus (Wahyu 7
: 17). Sama seperti ketika seorang bayi lahir ke dunia, dia menemukan segala
sesuatu yang akan dipergunakan menghidupinya.
III. DUNIA ROH – ROH
Pada suatu kesempatan dalam percakapan dengan
Roh – Roh, seorang Kudus menjelaskan kepada saya hal-hal berikut : “ Sesudah
seseorang meninggal dunia, jiwanya akan masuk ke dalam dunia Roh – Roh dan dia
akan ditempatkan sesuai dengan tingkat perkembangan rohaninya. Dia akan berada
bersama mereka yang sifat dan kodratnya sama, entah itu di dalam kegelapan atau
di dalam terang atau di dalam kemuliaan. Kepada kita sudah diperingatkan bahwa
tidak seorangpun dapat masuk ke dunia Roh – Roh sementara dia masih berada
dalam tubuh jasmaninya, kecuali Kristus dan beberapa orang Kudus yang tubuhnya
tidak hancur. Namun demikian ada orang-orang yang diperkenankan melihat dunia
Roh-Roh bahkan Surga sementara mereka masih hidup di dunia ( 2 Korintus 12 : 2
), walaupun mereka sendiri dapat mengatakan apakah mereka melihat Firdaus itu
dalam tubuh atau dalam roh.”
Sesudah percakapan ini orang Kudus itu membawa
saya keliling dan menunjukkan barang-barang dan tempat-tempat yang indah. Saya
melihat beribu-ribu Roh yang terus menerus datang ke dunia Roh-Roh dan mereka
semua dibimbing Malaikat-Malaikatnya. Roh-Roh yang baik hanya dikelilingi oleh
Malaikat dan Roh- Roh baik lainnya yang sudah menemani mereka sejak di ranjang
kematiannya. Sedangkan roh jahat tidak boleh mendekat tetapi hanya dapat
melihat dari jauh. Saya melihat roh jahat tidak ditemani Roh-Roh baik
disekelilingnya, tetapi hanya roh-roh jahat saja yang menemaninya sejak dari
ranjang kematiannya. Di sana juga terdapat Malaikat tetapi terhalang,
karena roh-roh jahat yang ada di sana terlebih dahulu secara bebas
menyiksa roh jahat yang baru karena kejahatan dan keburukan mereka di dunia.
Jiwa-jiwa ini segera dibawa roh-roh jahat ke dalam kegelapan, sebab selama
hidupnya mereka selalu menyerah kepada roh-roh jahat yang menarik dan
mempengaruhi mereka untuk hal-hal yang jahat dan bermacam-macam dosa. Sebab
Malaikat tidak pernah menghambat kehendak bebas manusia. Saya juga melihat
banyak jiwa-jiwa yang barusan memasuki dunia Roh-roh, yang dikelilingi Roh-Roh
baik dan roh-roh jahat maupun Malaikat-Malaikat. Namun keadaan ini tidak
berlangsung lama, karena kebenaran keadaan mereka segera tampak dan mereka
memisahkan dirinya, yang baik bergabung dengan Roh-Roh baik dan
Malaikat-Malaikat, sedangkan yang jahat bergabung dengan roh-roh yang jahat
ANAK-ANAK
TERANG
Apabila jiwa manusia memasuki kerajaan
Roh-Roh, mereka yang baik segera memisahkan diri dari yang jahat. Di dalam
dunia mereka hidup berbaur, namuntidak demikian halnya didalam kerajaan
Roh-Roh. Seringkali saya menyaksikan bahwa Roh-Roh baik “ANAK-ANAK TERANG” bila
mau memasuki kerajaan Roh-Roh, terlebih dahulu mereka mandi dalam air lautan
kristal yang tidak dapat dipegang bagaikan udara, dan di sana mereka
mengalami penyegaran yang memuaskan. Di dalam air yang mengagumkan ini mereka
bergerak bagaikan di udara bebas. Mereka tidak tenggelam, juga tidak menjadi
basah walaupun dicelupkan kedalamnya. Mereka dimurnikan dan dibersihkan secara
mengagumkan dan dalam keadaan segar bugar mereka memasuki dunia terang dan
kemuliaan, disanalah mereka akan selalu hadir di hadapan hadirat Tuhannya dan
dalam persekutuan dengan para Kudus dan Malaikat yang tidak terhitung
jumlahnya.
Tubuh kaum beriman akan diubah serupa
dengan Tubuh Kristus yang bangkit. Menurut tradisi, teologi menggambarkan tubuh
yang mulia dan sempurna ini memiliki karakteristik: identitas, keutuhan dan
keabadian. Lagipula, tubuh yang mulia dan sempurna ini juga memiliki empat
“kualitas transenden” : “tak dapat rusak”, atau bebas dari kerusakan fisik,
kematian, penyakit, dan rasa sakit “semarak” atau bebas dari cacat dan
dikaruniai keindahan dan cahaya “leluasa” di mana jiwa menggerakkan tubuh dan
adanya kebebasan gerak dan “halus”, di mana tubuh sepenuhnya dirohanikan di
bawah kuasa jiwa. Katekismus mengajarkan, “Sesudah pengadilan umum, semua orang
yang benar, yang dimuliakan dengan jiwa dan badannya, akan memerintah bersama
Kristus sampai selama-lamanya.” (no. 1042).(bdk Keb.Sal 7 : 22-23)
ANAK – ANAK
KEGELAPAN
Betapa berbeda dengan mereka yang
mengalami hidup jahat sebelumnya, mereka tidak betah berada dekat dengan
“ANAK-ANAK TERANG” dan merasa terganggu dengan terang kemuliaan di mana-mana
sehingga berusaha menyembunyikan diri supaya kodratnya yang jahat dan bejat
tidak kelihatan. Dari dasar kerajaan roh kegelapan naiklah asap hitam yang
berbau dan sementara berusaha menyembunyikan diri dan anak-anak kegelapan ini
menjadi dan dilemparkan ke dalam kerajaan roh kegelapan itu. Dari dalamnya
kedengarannya terus-menerus jeritan dan kutukan. Namun Surga berada di tempat
dimana asap itu tidak mencapainya dan jeritan itu tidak kedengaran oleh Roh-Roh
surga kecuali bila ada dari mereka yang karenamempunyai alasan khusus ingin
melihat keadaaan mereka dalam kegelapan itu.
Bagaimana dengan tubuh dari jiwa-jiwa
yang dikutuk di neraka? Tubuh-tubuh mereka akan memiliki identitas, keutuhan
dan keabadian, tetapi tidak memiliki keempat kualitas transenden. Mereka
memiliki kondisi yang memungkinkan mereka menderita hukuman abadi di neraka,
tetapi tidak memiliki kemuliaan Kristus yang dikaruniakan bagi mereka yang ada
di surga.
Namun demikian, haruslah kita mengakui bahwa hal
“kemuliaan” ini jauh melampaui pengertian dan bahkan bayangan kita. Kita
percaya akan hal ini karena Kristus menjanjikan kebangkitan badan: “Saatnya
akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya,
dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang
kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.” (Yoh
5:28-29)
KEMATIAN
SEORANG ANAK
Seorang anak meninggal akibat radang
paru-paru, lalu sejumlah Malikat dating menjemputnya ke Surga. Saya ingin melihat
dan memastikan sendiri bila ibunya bersukaria dan tidka menangis, sebab para
Malaikat mengurus anaknya dengan penuh kasih saying melebihi kasih ibunya
sendiri. Saya mendengar seorang Malaikat berkata kepada yang lain : “ Coba
lihatlah Ibu itu menangisi perpisahan yang singkat dan hanya sementara
ini. Dlam waktu singkat dia akan berbahagia bertemu kembali dengan
anaknya.” Lalu Malaikat-Malaikat itu menghantarkan jiwa anak itu kebagian Surga
yang bagus dan terang khusus untuk anak-anak. Disitu Malaikat-malaikat mengurus
dan mengajarkan mereka kebijaksanaan Surgawi sampai mereka serupa dengan
Malaikat-Malaikat itu. Sedang beberapa waktu kemudian , ibu itu juga meninggal.
Anak itu sudah dewasa dan menjemput ibunya bersama dengan para Malaikat lain,
Dia berkata : “ Ibu masih mengenal saya, saya ini anak Ibu, saya Theodor.”
Ibunya diliputi sukacita, lalu mereka saling memeluk bahagia dan air mata
mereka bagaikan bunga. Saya terharu melihat adegan itu. Sambil berjalan
bersama, anak itu memperlihatkan dan menjelaskan semuanya kepada ibunya. Mereka
tiungggal bersama, anak itu memperlihatkan dan menjelaskan semuanya kepada
ibunya. Mereka tingal bersama ditingkat antara itu selama mereka diperlukan.
Ketika selesai masa itu, dia membawa ibunya ke tempat tinggalnya yang lebih
tinggi, disana terdapat sukacita dari segala sudut. Banyak sekali jiwa-jiwa
yang demi Kristus menderita bermacam-macam kesengsaraan di atas dunia dan
akhirnya diangkat ke tempat kemuliaan itu dan menerima kehormatan. Di
sekelilingnya terdapat pegunungan indah, sungai, mata air, perkebunan, tanaman,
buah-buahan dan bunga-bungaan yang indah. Semua yang diinginkan ada disana.
Lalu anak itu berkata kepada ibunya : “ Ibu, di dunia hanyalah bayangan dari
hidup sebenarnya, semua orang mengasihi kita dan menangisi kita, tetapi coba
Ibu katakan, apakah mati atau hidup yang sebenarnya dirindukan setiap orang? “
Ibunya menjawab:”anakku, inilah hidup sejati ( Wahyu 22: 1 -2), seandainya
di dunia saya mengetahui betul kebenaran mengenai hidup ini, saya pasti tidak
terlalu menangisi kematianmu.
Sayang sekali, mereka di dunia begitu buta,
padahal Kristus sudah mengatakan secara jelas mengenai kemuliaan ini. Injil
juga telah berulang-ulang tentang kemuliaan kerajaan Bapa yang kekal ini, namun
masih saja ada orang yang bimbang, bukan hanya orang yang tidak mengetahui,
tetapi juga orang yang beriman. Semoga ALLAH memperkenankan kita mendapat
kebahagiaan dalam kemuliaaan itu.”
KEMATIAN
SEORANG AHLI FILSAFAT
Jiwa seorang filsafat Jerman memasuki
kerajaan Roh-Roh. Dari jauh dia sudah melihat seri cahaya dunia Roh-Roh ini
serta kemuliaan para penghuninya. Dia sangat terpesona, namun
kecerdasannya, intelektualnya menghalangi dia menikmati kebahagiaan tersebut.
Dia memulai menganalisa : “ Saya memang melihat semua ini, tetapi dimana
buktinya bahwa semua ini betul dan bukan khayalan saya. Semua yang saya lihat
harus dapat diuraikan secara logis, filosofis dan menurut ilmu pengetahuan,
baru saya yakin bahwa semuanya ini bukanlah ilusi.” Lalu Malikat menjawab : “
Dari pembicaraanmu, jelas sekali bahwa kodratmu sudah diresapi dengan
kecerdasan insani, sebab untuk dapat melihat dunia roh dibutuhkan mata rohani,
begitu pula pengertian rohani dibutuhkan untuk memahaminya, bukan pengertian
akal budi yang berdasarkan pada filsafat atau logika.
Pengetahuan yang mempunyai hubungan dengan
masalah jasmani, sudah kau tinggalkan dunia bersama dengan budi dan orakmu.
Disini hanya berlaku kebijaksanaan rohani yang berasal dari takut akan ALLAH
dan Cinta Kasih.” Lalu seorang Malikat lain berkata kepada yang lain :” Sayang
sekali, manusia lupa akan kata-kata Yesus yang amat berharga”. Jika kamu tidak
bertobat dan menjadi seperti anak kecil, kamu tidak akan masuk kerajaan Surga
(Mat 18 : 3). “ Lalu saya bertanya kepada salah seorang Malaikat : “ apa yang
akan terjadi dengan ahli filsafat itu?” DIA MENJAWAB : “ Kalau hidup orang ini
buruk, pasti dia segera masuk ke dalam kumpulan “anak-anak kegelapan”, tetapi
dia bukanlah orang jahat, jadi dia akan tinggal lama ditingkat rendah dan akan
terus terbentur dengan pemikiran otaknya, sampai dia merasa capek dan tobat
dari kebodohannya. Baru dia menjadi matang untuk diajar oleh Malaikat yang
ditugaskan untuk itu. Sesudah diajarkan, dia baru menjadi matang untuk masuk ke
dalam cahaya Allah di tingkat atas (1 Kor 13)
Dalam pengertian tertentu, disana terdapat
ruangan tak terbatas dipenuhi kehadiran Allah yang adalah Roh yang merupakan
dunia rohaniah dipihak lain. Dunia/bumi adalah juga dunia rohani karena
penghuninya ialah roh-roh yang dibungkus badan (1 Yoh 5 : 8). Tapi masih ada
lagi dunia Roh-Roh yang menjadi tempat tinggal sementara Roh-Roh yang mati yang
sudah meninggalkan tubuh. Tempat ini terletak diantara kemuliaan dan cahaya
surgawi yang tinggi dengan duhnia bawah yang kelam dan kegelapan neraka yang rterdalam.
Disana jiwa-jiwa itu dibentuk yang jumlahnya tidak terhitung banyaknya, jiwa –
jiwa itu dibimbing ke bentuk sesuai dengan kemajuan yang telah dicapainya
diatas bumi. Disana Malaikat-Malaikat yang ditugaskan secara khusus akan
mengajar sementara waktu. Lamanya tergantung keperluan sampai mereka masuk
persatuan dengan Roh-Roh baik ke tingkat terang dan roh jahat ke dalam
kegelapan yang pekat sesuai dengan keadaan dirinya.
IV. BANTUAN DAN AJARAN UNTUK MANUSIA
SEKARANG DAN KEMUDIAN
Bantuan Yang Tidak Kelihatan :
Anggota keluarga atau mereka yang kita cintai,
terkadang juga orang-orang Kudus, sering datang dari dunia yang tidak kelihatan
untuk membantu dan melindungi kita. Walaupun demikian tidak pernah diizinkan
agar mereka dapat menunjukkan diri kepada kita kecuali beberapa kali dan kalau
sangat diperlukan. Mereka mengarahkan pikiran kita kepada pikiran suci dan
kepada Allah, pikiran-pikiran yang baik, lewat jalan kita tidak ketahui
(Mat 18 : 10) . Roh Allah yang tinggal di dalam hati kita melakukan karya
ini untuk menyempurnakan hidup rohani kita kalau belum mencapai
kesempurnaannya.
SIAPA YANG
TERBESAR
Kebesaran seseorang tidak tergantung pada
kemampuan atau posisinya, juga tidak karena orang itu besar sendiri karena
posisi orang itu, memang besar dank arena dia dapat berguna bagi orang
lain. Orang itu baru berguna bagi orang lain tergantung pada cara
pengabdiannya. Jadi sejauh mata mana orang itu mengabdi dalam cinta, sejauh itu
pula kebesarannya. Sebagaimana Tuhan mengatakan : “ Siapa yang
terbesar diantara kamu hendaklah menjadi pelayananmu (Mat 20 : 26). “
Sukacita mereka yang ada di Surga ialah bahwa mereka melayani orang lain di
dalam cinta, dengan demikian mereka memenuhi tujuan hidupnya maka mereka
tinggal di hadapan HADIRAT ALLAH sampai kekal.
MEMPERBAIKI
KESALAHAN
Kalau manusia itu sangat rindu
bertemu dengan Allah maka mereka mulai memperbaiki dan memperbaharui hidupnya
di atas bumi ini. Mereka bukan hanya segera dididik oleh Roh Allah
tetapi juga dalam kamar hatinya dibantu oleh persekutuan para Kudus yang tidak
kelihatan namun selalu hadir untuk membantunya. Tetapi ada banyak orang Kristen
maupun yang tidak Kristen yang secara tulus mencari kebenaran dan meninggal,
sementara mereka masih menemukan kebenaran setengah-setengah atau berpegang
pada kebenaran palsu, mereka ini diperbaiki di dalam dunia Roh-Roh dengan
syarat bahwa tidak berpegang teguh pada pandangan sendiri tetapi mau belajar.
Sebab Allah tidak memaksa baik di dunia ini maupun di dunia seberang supaya
orang percaya.
PEWAHYUAN
KRISTUS
Dalam suatu penampakan saya melihat seorang
penyembah berhala masuk kerajaan Roh dan mulai mencari dewanya. Di situ orang
Kudus berkata kepadanya : “ Di sini tidak ada dewa selain ALLAH YANG ESA DAN
BENAR DAN KRISTUS YANG DIWAHYUKAN.” Orang itu sangat heran, tetapi karena dia
seorang yang tulus hati mencari kebenaran maka dia mengaku bahwa dia keliru.
Dengan rajin dia memperbaiki pandangannya tentang kebenaran dan memohon agar
boleh melihat Kristus (Rom 3 : 14 – 15). Tidak lama sesudah itu, Kristus
menampakkan diri dalam cahaya yang redup dan jugaa kepada orang-orang lain yang
barusan masuk kerajaan Roh-roh, sebab ditingkat ini mereka belum mampu melihat
seluruh kemuliaan-Nya. Karena penampakan itu begitu dahsyat menyebabkan para Malaikatpun
sukar memandang dan menutupi mukanya dengan sayap mereka ( Yes 6 : 2) Jikalau
Ia menampakkan DIRINYA kepada seseorang, IA memperhitungkan juga tingkat
perkembangan yang telah dicapai jiwa tersebut. Ia menampakkan Diri secara
samara ataukah dalam terang penuh kemuliaan, sejauh mana mereka dapat
memandanginya. Ketika Roh-roh ini melihat Kristus dalam cahaya redup namun
penuh kasih, mereka dipenuhi sukacita dan damai. Segala kebimbangan mereka
hilang lenyap sesudah diliputi cahaya yang menghidupkan aliran cinta yang
mengalir dari pada-Nya. Maka dengan sepenuh hati mereka mengakui DIA sebagai
kebenaran dan mendapat penyembuhan. Sambil membungkuk menyembah DIA. Mereka
beryukur dan memuliakan DIA. Dan para Kudus yang menemani mereka turut bersuka
ria bersama mereka.
SEORANG BURUH
DAN SEORANG YANG RAGU-RAGU
Dalam suatu penampakan saya melihat seorang
buruh masuk ke kerajaan Roh- Roh. Dia sangat tertekan sebab selama hidupnya
tidak ada lain yang dipikirkan hanyalah untuk mendapatkan nafkah. Dia terlalu
sibuk, tidak sempat memikirkan Allah atau soal-soal rohani. Pada waktu yang
sama meninggal juga seorang yang ragu-ragu dan tidak memeiliki pengetahuan
tentang kerajaan surga. Keduanya harus tinggal lama sekali di tingkat dunia
Roh-Roh yang gelap. Dalam kebingungan mereka meminta bantuan. Para Kudus dan
Malaikat dengan penuh cinta kasih dan pengertian pergi ke sana dan
mengajar mereka bagaimana mereka dapat menjadi anggota kerajaan kemuliaan dan
kerajaan terang. Biarpun mereka menderita, mereka tetap bertahan di dalam
kekeklaman itu bersama Roh-Roh lainnya sebab kodrat mereka begitu dinodai dosa
sehingga dalam segala hal mereka selalu bimbang Malahan Malaikat yang dapat
dating kepada mereka untuk membantu, mereka memandangnya dengan penuh curiga.
Pada saat saya melihat kejadian ini, saya ingin mengetahui apa yang akan
terjadi selanjutnya dan akhirnya ketika saya menanyakan, saya mendapatkan
jawaban satu-satunya ialah “ Semoga Allah berbelas kasih terhadap mereka.”
Dengan demikian kita dapat menyimpulkan mengenai
jahat dan rusaknya kodrat manusia yang bila kejahatannya mulai memainkan
peranan sekalipun tidak benar akan menganggapnya benar dan pandangannya benar
dan pandangannya ini membengkak karena dosa. Kalau dari pihak lain terdapat
seruan yang tulus dan baik dari seseorang misalnya dari seorang saleh dan
segala yang dilakukannya demi memuliakan Allah, maka orang tadi akan mengatakan
bahwa itu tidak benar.
Katanya dia pasti berbuat sesuatu karena ada
alasannya. Kalau kita menanyakan kepada orang-orang tersebut bagaimana ia dapat
mengetahui bahwa yang itu benar dan yang lain menipu, maka mereka tidak
mengetahui jawaban atau memberikan bukti, betapapun kecilnya.
Semua yang dapat kita pelajari dari sikap roh
tersebut adalah bahwa rohnya ternoda dosa maka dia mempercayai yang buruk/jahat
karena itu cocok dengan kodratnya, sedangkan yang baik diapandang sebagai
pembohong, sebab tidak cocok dengan hatinya yang jahat. Sebaliknya sikap orang
baik. Dari kodratnya dia cenderung meragukan berita buruk dan mempercayai yang baik
sebab sikapnya cocok dengan sifatnya. Mereka yang hidup di atas bumi ini dalam
keadaan permusuhan dengan Allah tidak akan tenang baik di bumi maupun di dunia
seberang. Jadi kalau memasuki dunia roh-roh mereka akan bingung dan tidak
bahagia. Tetapi sebaliknya, mereka yang hidup diatas bumi ini memenuhi kehendak
Allah, akan menemukan kedamaian sampai di dunia seberang. Mereka akan dipenuhi
sukacita, sebab disanalah rumah mereka yang kekal di Kerajaan Bapa.
IV. PENGADILAN PARA PENDOSA
Banyak orang mengira bahwa tidak seorangpun
mengetahui dosa mereka yang tersembunyi, namun tidak ada dosa satupun yang
tetap tersembunyi selamanya. Sekali waktu semua akan kentara, maka para pendosa
akan menerima hukuman yang setimpal. Demikian pula kebaikan dan kebenaran tidak
akan tetap tersembunyi. (Markus 4 : 22) akhirnya mereka menang., biarpun untuk
sementara waktu mereka tidak diakui. Kejadian berikut akan memberikan
sedikit terang kepada pendosa.
SEORANG BAIK DAN SEORANG
PENCURI
Dalam suatu penglihatan, seorang Kudus menceritakan
kepada saya hal-hal berikut Ini. Pada suatu malam ada seorang beriman harus
berjalan jauh untuk suatu urusan penting. Dalam perjalanannya dia bertemu
dengan seorang pencuri yang sementara membongkar took. Katanya kepada pencuri
itu : “Engkau tidak berhak atas harta orang itu dan merugikannya. Kau berdosa.
“ Pencuri menjawab : “ Kalau Engkau mau aman, jalan terus saja, kalau tidak
engkau sendiri akan mendapat kesulitan.” Orang itu tetap pada pendiriannya dan
tidak mau mendengarkan pencuri itu, lalu berteriak memanggil para tetangganya.
Orang-orang pada berlari keluar untuk menangkap pencuri itu, tetapi ketika
orang beriman tadi menunjuk pencurinya, si pencuri berbalik dan mempersalahkan
orang beriman itu sebagai pencuri. Pencuri itu berkata:” Kamu kira kamu di sini
berhadapan dengan seorang yang saleh, tetapi saya menangkap basah ketika dia
mau mencuri.” Sebab tidak ada saksi, maka keduanya dimasukkan sama-sama dalam
penjara. Kemudian polisi mendengarkan apa yang mereka percakapkan di dalam.
Pencuri itu berkata dengan menertawakan rekannya :” Lihatlah, saya menangkap
engkau, saya sudah mengatakan agar engkau lekas pergi atau nanti akan terjadi
hal buruk dengan dirimu. Sekarang kita akan menyaksikan bagaimana engkau akan
dapat meluputkan diri karena iman kepercayaanmu kepada Allah”. Ketika polisi
mendengar percakapan demikian, dia membuka pintu lalu membebaskan orang saleh
itu dengan hormat sedangkan sebagai ganjarannya pencuri itu dipukul dan
dipenjarakan.
Di dunia ada pengadilan untuk orang baik dan orang
jahat dengan ganjarannya namun hukuman dan ganjaran sepenuhnya akan diperoleh
kelak sesudah hidup ini.
DOSA YANG TERSEMBUNYI
Hal berikut ini juga diceritakan kepada saya
dalam suatu penampakan. Ada seseorang melakukan dosa di dalam kamarnya secara
rahasia dan mengira dosanya tetap tersembunyi. Orang Kudus itu berkata : “
Betapa hasratku, agar mata jiwa orang itu terbuka pada saat itu, maka pasti dia
tidak akan berbuat dosa lagi. Sebab di dalam kamar itu, ada beberapa orang
Kudus dan Malaikat, begitu pula beberapa Roh dari orang-orangnya yang datang
untuk membantu mereka. Mereka semua berduka cita karena perbuatannya dan salah
seorang berkata : “ Kami datang untuk membantunya, tetapi sekarang kami
terpaksa melawan dia pada saat pengadilan. Dia tidak dapat melihat kami, tetapi
kami semua melihat dia mengalah kepada dosa itu. Seandainya dia mengetahui, dia
bertobat sehingga dia dapat diluputkan dari hukuman yang akan dating (Keb. Sal
28 : 13).”
KESEMPATAN YANG
DIABAIKAN
Dalam suatu penampakan saya melihat suatu jiwa
di dunia Roh-roh berjalan berkeliling sambil menjerit bagaikan orang gila.
Seorang Malaikat berkata kepada saya : “ Orang ini mempunyai banyak kesempatan
di dunia untuk bertobat dan kembali kepada Allah. Namun setiap kali kalau suara
hatinya mengejar dia, dia berusaha untuk menenangkan dn mendiamkan dengan
minuman keras. Dia memboroskan hartanya, menghancurkan keluarga dan akhirnya
membunuh diri. Sekarang di dalam dunia Roh-Roh ini dia berlari keliling
bagaikan anjing gila, meremas-remas tangannya karena dia menyesal sebab telah
melalaikan kesempatan yang diberikan kepadanya dahulu. Kami rela membantunya
namun sifatnya yang sudah bobrok menghambat dia untuk menyesalinya, sebab dosa
telah mengeraskan hatinya dan kenangan akan dosa-dosa tetap terbayang. Di dunia
dia meminum minuman keras agar menutupi suara hatinya yang sesak, tetapi di
sini tidak ada satu kesempatanpun untuk mematikan suara hati. Jiwanya sekarang
telanjang dan hidupnya yang bobrok tampak jelas pada semua penghuni dunia
Roh-Roh. Bagi dia, satu-satunya jalan untuk wujudnya yang mengeras karena dosa,
hanyalah bersembunyi dalam kegelapan bersama roh jahat lainnya dan menghindar
dari terang yang menyakitkan itu.
SEORANG JAHAT
DIPERKENANKAN DATANG KE SURGA
Pada suatu ketika ada seorang yang hidup jahat
berada dihadapan saya dan masuk ke dalam dunia Roh-Roh. Waktu para Kudus
dan Malaikat ingin membantu dia, mulailah dia mengutuk dan mencela sambil
berkata :” Allah itu tidak adil. Ia menyiapkan Surga untuk budak yang
beterbangan seperti kamu, sedangkan orang lainnya dicampakkan ke dalam neraka,
tetapi kamu menyebut DIA ITU CINTA. Malaikat menjawab :” Memang benar DIA ITU
CINTA Sebab IA menciptakan manusia supaya mereka hidup bahagia kekal bersama
Dia. Tetapi manusia menyalahgunakan kehendak bebas karena tidak taat dan
berbalik dari Allah dan menciptakan bagi diri sendiri api neraka. Allah tidak
pernah membuang seorangpun ke dalam neraka, tetapi manusia sendiri. Sekarang,
engkau mau memilih siapa yang ingin engkau abdi? (Yosua 24 : 15). “ Saat itu
terdengar suara Malaikat Agung : “ Allah memperkenankan orang itu datang ke
surga.”
Dengan penuh rindu orang itu melangkah maju
diapiti dua Malaikat tetapi ketika dia tiba di pintu Surga tempat kediaman para
Kudus dan semua penghuni yang berseri-seri dan terberkati, dia menjadi takut.
Malaikat berkata : “ coba lihatlah betapa indah tempat ini teruslah sampai ke
tahta Tuhan yang penuh cinta itu. “
Dia memandang dari pintu dan ketika cahaya
keadilan menembusi kehidupannya yang penuh dosa, dia terkejut setengah mati dan
mempersalahkan diri sendiri. Dia berlari begitu kencang sehingga tidak sempat
singgah di dunia antara tetapi seperti sebuah batu menjatuhkan diri ke dasar
neraka. Lalu orang mendengar suara Allah penuh kasih. “ Lihatlah anak-anakKu
tidak ada larangan bagi siapapun untuk datang kemari dan tak seorangpun
menyuruhnya pergi dari kehidupannya yang tidak murnilah yang memaksa dia keluar
dari tempat ini. Sebab, kalau seseorang tidak dilahirkan kembali, dia tidak dapat
masuk ke kerajaan Allah (Yoh 3 : 3)
ROH SEORANG
PEMBUNUH
Ada seorang yang beberapa tahun lalu membunuh
seorang pengkotbah, sekarang mati dipagut ular. Waktu memasuki dunia Roh, dia
melihat Roh-Roh baik dan roh-roh jahat mengelilingi dia dan di sana seluruh
keadaan jiwanya menunjukkkan bahwa dia anak kegelapan, maka roh-roh jahat
segera menguasainya dan menarik dia ke dalam kegelapan. Seorang Kudus berkata :
“Karena racun amarahnya dia membunuh seorang anak Allah, sekarang dia sendiri
dibunuh racun si ular tua yaitu Setan (Wahyu 20 : 2) yang membunuh orang tak
bersalah melalui orang ini. Sekarang orang ini di bunuh oleh ular lain. Sebab
setan adalah pembunuh sejak awal mula (Yoh 8 : 44)
ROH DARI
ORANG YANG DIBUNUH
Ketika roh seorang pembunuh dibawa oleh Roh
baik, maka seorang Roh baik yang datang membantunya berkata : “ Saya
mengampunimu dengan sepenuh hatiku. Dapatkah saya melakukan sesuatu untukmu?
Pembunuh itu mengenali Roh itu karena roh orang itu yang dibunuhnya beberapa
tahun lampau. Dengan malu dan gemetar ketakutan dia bersungkut dilantai,
lalu roh-roh jahat segera menjerit kesedihan. Tetapi Malaikat yang ada di situ
menegur dan menyuruh mereka tenang. Kata pembunuh kepada sang korban : “ Betapa
rindu saya melihat bahwa engkau di dunia hidup penuh cinta kasih tanpa mencari
diri seperti saya melihat sekarang. Saya sangat menyesal, karena kebutaan saya
tidak dapat melihat keindahan hidupmu dan kerohanianmu yang waktu itu
tersembunyi bagi saya. Karena membunuh engkau saya sudah merugikan banyak
perbuatan baik dan berkat bagi banyak orang lewat engkau.
Sekarang dalam mata Allah, saya adalah pendosa
selama-lamanya dan pantas menerima balasannya. Saya tidak mengetahui lain
sekarang daripada menyembunyikan diri saya dalam tempat yang gelap, sebab
terang cemerlang ini tidak dapat saya tanggung. Hati saya bukan hanya merasa
tersiksa, tetapi juga menyesal karena setiap orang melihat hidup saya yang
bejat.” Sang korban menjawab : ” Kalau engkau sungguh bertobat dan berbalik
kepada Allah, masih ada harapan, karena ANAK DOMBA ALLAH dapat memurnikan
engkau dengan DARAHNYA yang Kudus dan memberi engkau hidup bersama kami di
Surga dan luput dari siksaan neraka. “ Pembunuh itu berkata : “ Saya tidak
perlu mengakukan dosa saya sebab jelas sekali kelihatan pada setiap orang. Di
bumi saya masih dapat menyembunyikannya, tetapi di sini tidak. Saya akan merasa
senang sekali tinggal bersama engkau dan Malaikat-Malaikat dalam surga, akan
tetapi saya tidak dapat menahan cahaya ini.Bagaimana nanti keadaan saya di
tempat kemuliaaan dan kejayaan.
Penghalang saya terbesar ialah suara hati saya
sendiri yang sudah tumpul karena dosa-dosa saya dan sudah jadi kebal, sehingga
wujud saya tidak merunduk karena menyesal dihadapan Allah. Didalam diri saya
tidak ada lagi kekuatan untuk menyesal.
Sekarang hanyalah satu hal yang masih sisa yakni
saya diusir dari sini untuk selama-lamanya. Tangisilah kecelakaan saya. “
Sementara dia mengatakan ini dengan rasa gentar yang hebat dia jatuh dan
roh-roh jahat yang sama seperti dia menyeretnya masuk ke dalam kegelapan. Tidak
ada seorangpun yang dapat melihat cintanya kotor karena dusta, kecuali roh-roh
yang sama seperti dia. Sebab kebenaran tetap kebenaran, ini saja sudah
menjauhkan hukuman atas dia yang pendusta dan menghukum dia sebagai pendusta
(Yoh 3 : 19 – 21)
ROH SEORANG PEZINAH
Saya melihat roh seorang pezinah yang barusan
memasuki dunia Roh-Roh. Lidahnya terjulur keluar sepertinya dia sangat
kehausan, lobang hidungnya terbelah dan dia mengempaskan tangannya seakan-akan
kepanasan dan ada api dalam dirinya. Tampaknya sangat buruk, tidak menarik dan
saya terkejut melihatnya. Segala sesuatu yang memuaskan nafsunya dan mewah
telah tiada dan dia beralrian keliling bagaikan anjing buas sambil
menjerit-jerit : “ Terkutuklah hidup ini, ini bukan kematian yang mengakhiri
segala sesuatu yang menyakitkan. Roh tak dapat mati disini ( 1 Petrus 4 : 6),
kalau tidak saya mau bunuh diri,seperti saya lakukan atas diriku dengan pistol
supaya lepas dari kesukaran. Tapi rasa sakit ini lebih hebat dari pada di
bumi, saya harus mulai dari apa. “ ( Wahyu 9 : 6 ).Sementara mengatakan ini dan
ia berlari menuju ke tempat kegelapan dimana sudah ada orang-orang yang seperti
dia…….menghilang dalam kegelapan/kekelaman. Seorang Kudus berkata kepada saya “
Bukan hanya perbuatan dosa, tetapi pikiran jahat atau pandangan penuh nafsu
sama besar dosanya. Pria dan wanita bersatu sebagai suami isteri bukan
untuk pemuasan nafsu tetapi untuk saling membantu dan menyokong , supaya
bersama anak-anaknya mereka mengabdi kepada sesama umat manusia dan Allah.
Setiap orang yang menyimpang dari tujuan ini sama jahat seperti orang berzinah
(1 Korintus 6 : 16 – 18).
JIWA SEORANG
PERAMPOK
Ada seorang perampok meninggal dan masuk
kedalam kerajaan Roh-roh. Pada permulaan dia tidak memperdulikan keadaan diri
dan lingkungannya ini, tetapi sebagaiman kebiasaaannya ini, tetapi sebagaiman
kebiasaannya dia mengambil segala yang berharga disitu. Dia heran, bahwa barang
barang di dunia Roh-roh kelihatan berbicara terhadap dia mempersalahkan
perbuatannya yang tidak pantas. Kodratnya sudah begitu rusak, sehingga dia
tidak mengetahui bagaimana mempergunakan denagn baik. Di atas bumi, nafsunya
begitu tak terkendali sehingga siapa saja yang menegurnya pasti dilukai atau
bahkan dibunuhnya. Sekarang di dalam kerajaan Roh-roh dia mau berbuat aas cara
yang sama. Dia berpaling kepada roh-Roh yang mau membantu dia seakan mau
menghancurkan mereka, seperti anjing gila yang mau menerkam tuannya sekalipun.
Kata seorang Malaikat: “ Kalau Roh-Roh semacam ini tidak di tahan didasar kegelapan
neraka, mereka akan mendatangkan banyak bencana dimanapun mereka dating. Suara
hati memasuki dunia Roh-roh. Karena di bumi dia merampok dan membunuh, dia
telah memusnahkan orang lain, tetapi sebenarnya dia juga membunuh dan
memusnahkan diri sendiri.
Hanya Allah yang mengetahui apakah orang ini dan
semua yang seperti dia akan tetap tinggal dalam kesengsaraan selama-lamanya.
Lalu Malaikat yang bertugas mengurus dia,
mencampakkan di bawah kegelapan dan tidak boleh lagi keluar. Keadaan para
penjahat di sana begitu mengerikan dan penyiksaannya tidak tertahankan dan
sangat kejam, sehingga siapa yang melihatnya akan gemetar karenanya.
Karena bahasa manusiawi kita sangat terbatas
maka kita hanya dapat mengatakan bahwa dimana saja jiwa berdosa itu berada, dimana
– mana dan pada setiap waktu dia menderita sengasara yang tidak berhenti
sesaatpun, sama seperti api yang selalu menyala-nyala, jiwa – jiwa ini dibakar
namun tidak pernah hangus dan api itupun tak pernah padam (Kel 3 : 2 – 6). Roh
yang barusan mengalami itu mengira, nyala api mungkin untuk memurnikan.
Dibagian kegelapan yang dinamakan neraka, tempat penderitaannya juga
bertingkat-tingkat dan tergantung dari besar dan banyaknya kejahatan dan dosa.
Allah pasti menciptakan neraka juga menurut citraNya dan putraNya yang adalah
Gambaran Allah yang tidak kelihatan (Kej 1 : 26-27). Karena dosa-dosa maka
mereka merusakkan gambarannya itu, menodai dan menghancurkannya. Mereka memilki
semacam tubuh rohani, namun begitu menakutkan dan mengerikan dan kalau mereka tidak
disembuhkan oleh rahmat Allah lewat tobat dan sesal, pasti mereka tetap tinggal
dalam keadaan dan tempat siksaan itu.(Wahyu 21 : 27)
KEADAAAN ORANG
– ORANG SALEH
Untuk semua orang beriman, kerajaan Allah atau
Surga itu sudah dimulai sejak waktu mereka masih hidup diatas bumi. Hati mereka
dipenuhi damai dan cinta, kendati tidak dihargai dan menanggung bermacam-macam
kesengsaraan dan kesulitan, sebab Allah adalah sumber damai dan cintai damai di
dalam diri mereka. Kematian bagi mereka bukan mati, tetapi adalah pintu masuk
rumah kediamanNya yang kekal. Kita juga dapat mengatakan bahwa biarpun mereka
sudah dilahirkan kembali ke dalam kejayaan abadi, apabila mereka meninggal,
hari itu bukanlah hari kematiannya tetapi hari lahirnya ke dalam kerajaan
Roh-Roh, dan untuk mereka hari itu adalah hari penuh suka cita sebagaimana
jelas dari cerita berikut ini.
KEMATIAN
SEORANG SALEH
Seorang Malaikat bercerita kepada saya bagaimana
kematian seorang Kristen sejati yang selama tiga puluh tahun menjadi gurunya
dengan sepenuh hati. Beberapa menit sebelum saat ajalnya tiba. Allah membuka
mata rohaninya, sebelum dia meninggalkan tubuh, dia sudah dapat melihat dunia
Roh-Roh dan dapat memberitahukan kepada mereka yang berada disekelilingnya
mengenai apa yang dia lihat. Dia melihat Surga terbuka dan sekelompok Malaikat
dan para Kudus datang menjemputnya dan pada pintu Surga berdiri JURUSELAMAT
sendiri dengan tangan terulur menyongsong kedatangannya. Ketika dia melihat ini
semua, dia berseru penuh suka cita sehingga mereka yang berada di sekelilingnya
terkejut. “ Oh……betapa bahagia saat ini bagi saya…..saya sudah lama rindu
melihat Tuhan saya dan pergi kepada-Nya. Hai, sahabat-sahabat saya, pandanglah
wajahNya, diterangi sinar cintakasih dan lihatlah rombongan Malaikat yang
datang menjemput. Hai sahabat-sahabat saya alangkah bahagia tempat ini, saya
pergi ke rumah saya yang sejati, jangan berduka atas kepergian saya tetapi “
bersukacitalah”. Seseorang yang berada di dekat tempat tidurnya berkata : “dia
mengigau”. Dia mendengar ucapan itu. Lalu katanya : “ saya tidak mengigau, saya
betul-betul sadar. Saya ingin supaya kamu semua dapat melihat keindahan ini.
Sayang sekali bila hal ini tersembunyibagi kamu.
Selamattinggal sampai jumpa “di dunia seberang”. Sementara mengucapkan
kata-kata ini, dia menutup mata dan berdoa:”Tuhan ke dalam tanganMu kuserahkan
rohku, lalu meninggal.
HIBURAN BAGI
SANAK KELUARGANYA
Segera sesudah dia meninggalkan tubuhnya, para
Malaikat membimbing tangannya dan membawanya…….tetapi ketika mereka mau
membawanya ke Surga ia berkata (Lukas 16 : 22) tunggulah beberapa menit, lalu
dia menoleh memandang mayatnya dan para sahabatnya lalu katanya kepada Malaikat
:”Saya akan senang sekali seandainya para sahabat saya melihat saya, lalu
mereka akan mengetahui bahwa saya tidak mati dan mereka tidak berduka karena
saya”. Lalu dia memandang tubuh rohaninya begitu bagus, bercahaya, sangat
berbeda dengan jenasah/tubuh jasmaninya. Lalu dia melihat isteri dan
anak-anaknya meratapi dia dan mengecupi mayatnya yang sudah dingin dan kaku
itu, lalu dia menenangkan mereka. Dia membelai dengan tangan rohaninya dan
mencoba untuk menerangkan sesuatu kepada mereka. Dengan penuh kasih sayang dia
mencoba menarik mereka pergi dari jenasahnya, tetapi mereka tidak dapat melihat
dia atau mendengar dia.
Ketika dia mencoba menarik pergi anak-anaknya,
seakan-akan tangannya hanya udara saja, mereka tidak merasakan apa-apa. Seorang
Malaikat berkata kepada saya. “ Mari kita pergi ke rumah kita yang kekal.
Jangan merisaukan mereka Allah sendiri dan kami juga akan menghibur mereka ini
perpisahan yang hanya beberapa hari saja.” Lalu dia pergi bersama para Malaikat
ke Surga. Mereka masih berjalan, disana sudah ada kwelompok yang lain yang
dating menjemput dan menyampaikan selamat dating. Banyak sahabat dan orang-orang
yang dikasihaninya yang sudah meninggal terlebih dahulu dating juga dan ketika
dia melihat mereka suka citanya bertambah. Waktu mereka sampai ke pintu surga
(Wahyu 4 : 1) disebelah kiri dan kanan terdapat barisan Malaikat dan para Kudus
berdiri sambil berdiam diri. Dia masuk ke dalam dan bertemu Kristus. Dia segera
berlutut, tapi Tuhan mengangkatnya dan memeluknya dan berkata : “ Baiklah
hamba-ku yang baik dan setia, masuklah ke dalam sukacita Tuhanmu (Mat 25 : 21 –
23). Sukacita orang itu tidak terlukiskan. Air mata sukacita mengalir dan Tuhan
menyekanya penuh kasih, lalu Dia berkata kepada Malaikat : “ Bawalah dia ke
ruang yang indah yang telah disiapkan baginya sejak awal dunia.” (Yoh 15 : 1-2
dan Mat 25 : 3). Roh dari hamba Allah ini berpikir secara jasamani bahwa
tidaklah sopan membelakangi Tuhan atau Malaikatnya, karena itu dia tidak
melakukannya. Tetapi ketika dia mengarahkan pandangannya ke ruang tempat
tinggalnya, dengan heran dia melihat bahwa Tuhan ada , kearah mana saja dia
memandang. Karena Kristus hadir di mana-mana dan kelihatan pada semua orang
Kudus dan para malaikat. Selain ini, dia juga amat terpesona karena segala
sesuatu disekelilingnya menyenangkan.
Mereka yang berada pada tingkat yang paling
rendah merasa kurang hati terhadap mereka yang berada pada tingkat yang lebih
tinggi dan mereka yang ditingkat yang lebih tinggi merasa gembira mendapat
keuntungan membantu mereka yang lebih rendah sebab dimana-mana seluruh surga
ada kebun yang indah berseri yang selalu menghasilkan buah-buahan yang sedap
dan manis, begitu pula bunga-bungaan mewangi yang tidak akan layu. Allah
dimuliakan tidak henti-hentinya oleh bermacam-macam mahluk, burung-burung yang
bagus memperdengarkan kicauannya yang merdu, begitu pula semua merasa terangkat
mendengar nyanyian pujian para Malaikat dan para Kudus. Kemanapun orang
mengarahkan pandangannya selalu kelihatan sukacita yang tidak terkatakan.
Inilah sungguh Firdaus (Kej 2: 7 Wahyu 22 :1-2 ) yang disiapkan oleh Allah bagi
mereka yang mencintai Dia. Karena disana tidak ada bayangan maut atau
kesesatan, dosa atau sengsara , melainkan hanya damai dan sukacita.
TEMPAT TINGGAL
SURGAWI
Lalu saya melihat anak Allah ini memandangi
tempat tinggal dari jauh, sebab Surga adalah tempat rohani dan mata rohani
dapat memandang kemana saja dan pada jarak yang tidak dapat diukur jauhnya.
Karena kekekalan surga maka cinta Allah sangat jelas maka dimana-mana seluruh
mahlukNya memuliakan dan bersyukur, dalam suasana sukacita yang tidak
terhingga. Ketika anak Allah ini berada dalam barisan Malaikat mendekati pintu
kediamannya, dia melihat tulisan terang benderang berbunyi :”Selamat
datang” dan dari huruf huruf itu sendiri seakan-akan keluar bunyi
selamat datang dan terus diulang. Ketika dia memasuki kediamannya, dia kagum
karena dilihatnya Tuhan ada dihadapannya. Karena itu sukacitanya lebih besar
lagi sehingga tidak dapat dituliskan, dia berseru : “Saya meninggalkan
kehadiran Allah dan dating ke sini atas perintahNya, namun Tuhan sendiri ada
bersama saya di sini. “ Rumah kediaman itu dilengkapi dengan segala macam
barang yang dapat kita pikirkan dan setiap orang bersedia melayaninya. Di
dekatnya berdiamlah para Kudus yang sama seperti dia dalam keadaan bahagia
sempurna. Sebab kerajaan Surga ini disiapkan bagi para Kudus sejak dunia dijadikan
(Mat 25 : 34) dan inilah masa depan yang membahagiakan yang menantikan setiap
pengikut Kristus yang setia.
ROHANIWAN YANG
ANGKUH DAN BURUH YANG RENDAH HATI
Seorang rohaniwan yang menganggap diri sangat
terpelajar dan saleh, meninggal dunia pada usia lanjut. Tentu saja tidak dapat
diragukan bahwa dia orang baik. Ketika Malaikat-Malaikat datang menjemputnya
untuk membawanya ke kerajaan Roh-Roh ke tempat yang Allah siapkan baginya,
mereka membawanya ke tingkat antara. Di sana terdapat juga orang-orang yang baru
masuk dengan di dampingi Malaikat-Malaikat yang ditugaskan, sementara Malaikat
yang tadi pergi lagi menjalankan tugas menjemput yang lain lagi. Ditingkat
antara ini sebelum memasuki tingkat surga yang tinggi jiwa diajar seperlunya
seturut derajat kebaikannya dalam hidup di atas dunia. Malaikat-Malaikat
membawa rohaniwan itu ke kediamannya, lalu mereka kembali menjemput seorang
lain dan menghantarnya ke tempat yang lebih tinggi dari rohaniwannya ke tempat
yang lebih tinggi dari rohaniwan tersebut. Pada saat melihat kejadian ini dia
menjadi ragu dan bertanya : “ dimanakah keadilan, kamu membawa saya hanya
sampai disini sedangkan orang itu lebih dekat ke atas?
Apakah saya ini kurang dalam kekudusan
dari orang itu atau dari kamu? “Malaikat menjawab : “ di sini tidak adalah
masalah kecil atau besar, lebih atau kurang, tetapi masing – masing diantar ke
ruang yang telah dicapai dalam hidup berimannya. Engkau belum selesai mencapai
tingkat yang tinggi itu, jadi masih harus tinggal beberapa waktu lagi di sini untuk
mempelajari beberapa hal yang ditugaskan kami. Kalau allah memerintahkan kami,
maka kami akan sangat berbahagia mengantar engkau ke tingkat yang diatas itu. “
Ia menjawab: “Seumur hidup, saya terus-menerus mengajar orang untukmenemukan
jalan ke surga. Sekarang saya harus belajar apa lagi? Saya sudah
mengetahuisemua!” Lalu Malaikat yang lain menjawab : “Mereka harus jalan terus
ke atas, jangan kita menghalangi, tetapi kami yang akan memberikan jawaban”.
Sahabat , jangan merasa dihina. Engkau mengira bahwa engkau berada sendirian di
sini, tetapi Allah berada besertamu, walaupun engkau belumdapat melihat-Nya.
Adalah suatu keangkuhan, ketika engkau mengatakan bahwa engkau sudah mengetahui
segalanya itulah yang menghalangi engkau melihat Allah dan untuk naik lebih
tinggi. Kerendahan hati adalah obat untuk keangkuhan itu. Latihlah itu, maka
kerinduanmu akan tercapai. “
Sesudah itu Malaikat itu melanjutkan : “Bapak
yang baru saja masuk tadi dan ditempatkan ditingkat atas, bukanlah seorang yang
terpelajar. Engkau tidak memperhatikan dia. Dia adalah anggota dewan Gereja.
Dia tidak terkenal, tetapi menjalankan tugasnya sebagai buruh dan kurang
mempunyai waktu bebas. Di tempat kerjanya dia di kenal sebagai orang yang kerja
rajin dan jujur, semua yang bergaul dengan dia mengetahui kesalehannya. Waktu
perang dia dipanggil masuk dinas militer. Pada suatu hari dia membantu teman
yang terluka, dia kena peluru lalu mati. Biarpun dia mati tiba-tiba tetapi dia
telah siap. Karena itu dia tidak perlu tinggal di tingkat antara ini seperti
engkau. Kemajuan rohaninya tidak tergantung pada apa yang dipilih tetpai pada
nilai rohaninya. Hidupnya di atas bumi diisi dengan doa dan kerendahan hati,
inilah yang membuat dia pantas memasuki dunia roh yang lebih tinggi. Sekarang
dia bersuka cita dan memuliakan Allah yang karena rahmat-Nya telah membebaskan
dia dan memberinya hidup abadi (Efesus 2 : 5 – 6)
HIDUP SURGAWI
Tidak ada seorangpun di Surga yang
berpura-pura suci, sebab setiap anggota dapat melihat dengan jelas kehidupan
anggota lainnya. Semua terbuka dalam terang yang dipancarkan dari terang
Kristus. Karena itu roh yang jahat akan berusaha untuk bersembunyi. Tetapi Roh
orang saleh dipenuhi sukacita besar karena sudah berada di dalam kerajaan Bapa.
Di situ kebaikan mereka jelas terlihat oleh semua dan semakin penuh serta kaya
sebab tidak ada apapun yang menghambat pertumbuhannya, semuanya tersedia dan
saling membantu. Tingkat kebaikan yang dicapai seorang saleh dapat dilihat
terpancar dari seluruh dirinya, watak dan sifat kelihatan dalam warna ceria
yang sangat indah dipandang mata. Di Surga tidak ada cemburu. Masing-masing
merasa bahagia atas pertumbuhan rohani sesame yang lain, mereka senantiasa
berusaha saling menolong. Anugerah dan berkat surgawi sangat penting untuk
semua orang, tidak seorangpun memikirkan untuk mempertahankannya bagi diri
sendiri tetapi cukup untuk semua orang.
Allah adalah cinta, dilihat dalam pribadi
YESUS yang duduk di atas tahta tinggi di Surga. Dari DIALAH matahari keadilan
dan cahay dunia berasal, sehingga kita melihat terpancarnya cahaya yang
menyembuhkan dan memberi hidup dari ujung yang satu ke ujung yang lain.
Semuannya itu mengalir ke semua Malaikat dan para Kudus dan memberi daya hidup
kepada semua yang menyentuhnya. Di surga tidak ada timur barat, utara –
selatan.
Tahta KRISTUS merupakan sentral bagi semua
Malaikat dan para Kudus. Disana terdapat bermacam-macam bunga, buah-buahan
dan makanan rohani. Kalau orang memakannya mereka akan merasakan aroma khusus
dan merasa puas tidak terhingga. Setelah mereka dibebaskan dari tubuh jasmani
maka bau harum mewangi akan keluar dari pori-porinya yang memenuhi angkasa.
Dengan singkat dapat dikatakan, keinginan dan kerinduan seluruh isi surga
dipenuhi dengan ALLAH, sebab di dalam mereka kehendak ALLAH dipenuhi secara
sempurna. Sehingga dalam segala situasi dan dalam setiap suasana di Surga,
semua anggotanya dipenuhi rasa bahagiadan gembira. Jadi bagi orang beriman ada
sukacita kekal ( Mat 26 : 29 ).
TUJUAN DAN
RENCANA PENCIPTAAN
Beberapa bulan lalu, saya sendirian berada
dalam kamar karena sakit mata. Mata saya begitu sakit sehingga saya tidak dapat
mengerjakan apa-apa. Waktu yang ada saya manfaatkan untuk berdoa dan
memeriksa batin. Pada suatu hari, saya baru saja beberapa menit menjalankan
kegiatan itu, dunia roh terbentang dihadapan saya sakit dan memulai memusatkan
perhatian pada mereka. Di sini saya menceritakan beberapa hal yang kami
percakapan pada waktu itu.
NAMA-NAMA DI
SURGA
Saya bertanya kepada mereka : “ Dapatkah kamu
menceritakan kepada saya, nama yang kamu pakai di surga ?.” Salah seorang
Malaikat menjawab : “ Masing-masing kami mendapat nama baru yang hanya
diketahui Allah dan orang itu sendiri (Wahyu 2 : 17)., kami semua yang ada
disini sudah melayani Allah dipelbagai negeri dan waktu, dan sama sekali tidak
perlu orang mengetahui nama kami, juga tidak perlu kami dipanggil dengan nama
yang dahulu. Tentu saja sangat menarik kalau mengetahui nama, tetapi apa
manfaatnya? Kami juga tidak senang bila orang lain mengetahui nama kami.
Mereka boleh memandang penting kepada kami dan menghormati kami tetapi tidak
boleh melebihi Allah yang begitu mencintai kami dan mengangkat kami dari
kerendahan ke ketinggian persekutuan abadi, dimana kami boleh bermadah
memuliakan Dia sepanjang segala masa. Dengan tujuan itulah Dia menciptakan. “
MEMANDANG ALLAH
Saya bertanya lagi : “ Dapatkah Malaikat
dan para Kudus yang hidup di tingkat atas Surga selalu memandang wajah Allah?
Dan kalau mereka melihat Dia, dalam bentuk apa? “ Salah seorang Kudus menjawab
: “ Sebagaiman lautan penuh dengan air, demikianlah seluruh kehadiran Allah
memenuhi jagad raya, setiap jiwa di Surga merasakan kehadiranNya. Kalau
seseorang dimasukkan ke dalam air, maka diatas, dibawahnya dan diseluruh
dirinya ada air. Sebagaimana di dalam laut ada air, sekian banyak hewan dan
mahluk hidup, demikianlah mahluk-Nya hidup di dalam adanya allah (Kis
Ras 17 : 28). Oleh karena tidak terhingga, maka anak-Nya yang terbatas,
hanya dapat melihat Allah dalam Kristus. Sebagaiman Tuhan sendiri berkata : “
Siapa melihat SAYA melihat BAPA (Yoh 14 : 9)”.
Dalam dunia Roh ini kemajuan rohani setiap
jiwa dibatasi dalamnya dia mengalami dan mengenal Allah. Begitu pula Kristus
menunjukkan wajah kemuliaan-Nya kepada setiap jiwa sesuai ddengan terang dan
kemampuan rohaninya. Kalau Kristus menunjukkan DIRI dalam terang kemuliaan yang
sama besar, pasti tidak dapat ditanggung oleh mereka yang ada di tingkat bawah.
Karena itu IA mengatur terang kemuliann-Nya dalam menampakkan DIRI sesuai
kemajuan rohani masing-masing jiwa.”
Seorang Kudus lain menambahkan : “ Kehadiran
Allah dapat dialami dengan sukacita besar, tetapi tidak diungkapkan dalam
kata-kata. Sebagaimana kemanisan dari gula-gula hanya bisa dinikmati rasanya,
bukan dengan uraian atau penjelasan dalam kata., demikianlah setiap jiwa di
surga mengalami kehadiran Allah dan setiap anggota mengetahui bahwa yang
dialaminya ini sungguh benar dan tidak membutuhkan bantuan seseorang
menguraikan tentangNya.”
JARAK DALAM
SURGA
Saya bertanya : “ Berapa jauh jarak dalam
surga antara satu dengan yang lain, kalau yang satu tidak dapat tinggal
dibagian dari yang lain, apakah diperoleh kesempatan untuk saling mengunjungi?”
Salah seorang Kudus menjawab “ Bagi setiap jiwa ada tempat tinggalnya sesuai
dengan perkembangan hidup rohaninya, tetapi dia dapat mengunjungi yang beberapa
saat. Kalau dri tingkat tinggi ke tingkat yang rendah, mereka memakai semacam
tudung agar seri kemuliaan-Nya tidak menyakitkan mereka ditingkat yang lebih
rendah atau tingkat gelap. Dan kalau dari tingkat rendah ke tingkat lebih
tinggi, mereka juga diberi semacam tudung agar dapat menahan seri cahaya
kemudian di atas (Kor 3 : 13). Disurga tidak ada yang merasa berjauhan, sebab
jikalau seseorang merasa rindu pergi ke tempat lain, dia segera sudah berada di
sana. Jarak hanya dirasakan mereka dalam dunia materi (diatas bumi). Kalau
seseorang mau melihat seorang Kudus di tempat lain Dia dapat memindahkan
dirinya pada saat itu ke sana atau yang lain itu segera berada dihadapannya.”
POHON ARA YANG
KERING
Saya bertanya kepada mereka : “segala sesuatu
diciptakan dengan tujuan tertentu, tetapi kadang-kadang maksud penciptaan itu
tidak tercapai, misalnya pohon ara yang tidak berbuah. Pada waktu Yesus
melihatsebatang pohon ara tidak berbuah IA mengutuk pohon itulalu pohon ara itu
kering. Dapatkah kamu menjelaskan kepada saya apakah penciptaan pohon ara itu
telah mencapai tujuan atau tidak? “ Orang Kudus itu menjawab : “Tidak dapat
diragukan bahwa penciptaan pohon ara itu telah mencapai tujuannya bahkan lebih
daripada itu. Tuhan memberikan kehidupan kepada setiap mahluk hidup dengan
maksud tertentu. IA mempunyai kuasa untuk mengambilnya kembali untuk tujuan
yang lebih tinggi. Ribuan abdi Allah telah mengorbankan hidupnya untuk mengajar
orang lain dengan mengorbankan nyawa sendiri. Dengan demikian mereka telah
memenuhi rencana Allah yang lebih tinggi. Hal ini merupakan bentuk pengabdian
yang lebih luhur dari pada pohon ara dan merupakan penciptaan yang jauh lebih
tinggi sama dengan menyerahkan nyawa bagi orang lain. Karena itu adalah tepat
bahwa perumpamaan tentang pohon ara menjadi peringatan bagi manusia yang sesat.
Jadi Yesus mengajarkan orang Yahudi bahkan kepada seluruh dunia melalui pohon
ara bahwa mereka yang hidupnya sia-sia dan lali dalam memenuhi maksud mereka
diciptakan akan menjadi kering dan musnah. Sejarah cukup jelas mengajarkan
kepada kita bahwa hidup orang Yahudi yang picik dan kekanak-kanakan menyebabkan
mereka seperti pohon ara yang tidak menghasilkan buah sehingga menjadi kering.
Begitu pula dengan hidup kebanyakan orang yang tidak berbuah, walaupun secara
lahiriah kelihatan subur, namun mereka menipu dan mengecewakan orang lain maka
mereka akan dikutuk dan dimusnahkan. Kalau seseorang dapat menentang karena
allah mengutuk pohon ini, maka sama halnya seperti waktu musim buah belum tiba
dimana tidak ada orang yang memperhatikan pohon itu, maka hendaknya orang
mempertimbangkan bahwa untuk berbuat baik itu tidak memiliki musim, sebab
sepanjang tahun seharusnya cocok untuk berbuat baik. Oleh karena itu setiap
orang harus memperhatikan agar hidupnya subur dan dengan demikian mereka
menjawab tujuan mereka diciptakan.”
APAKAH MANUSIA
BEBAS BERTINDAK
Lalu saya bertanya lagi : “ Bukankah bagi Allah
sebaiknya menciptakan manusia dan segala mahluk sudah dalam keadaan sempurna?
Dengan begitu maka manusia tidak pernah akan melakukan dosa dan tidak perlu
mendatangkan sekian banyak sengsara dalam dunia. Dengan menjadikan ciptaan yang
terjerumus dalam kesia-siaan maka kami ini jatuh dalam banyak penderitaan dan
sengsara.”(Sir 15 : 14 -18) Seorang Malaikat yang di Surga yang mempunyai
kedudukan tinggi dating dan berkata kepada saya : “ Allah tidak menciptakan manusia
sebagi mesin yang bekerja secara otomatis juga bukan seperti benda langit yang
tidak akan menyimpang dari lingkaran peredarannya. Tetapi Allah menciptakan
manusia seturut Citra-Nya, yang memiliki pengertian, budi, kemampuan
membedakan, kekuasaan untuk bertindak tanpa bergantung pada apapun.(Kej 1 :
26-27) Karena itu manusia diciptakan tanpa kemampuan bebas, maka tidak mungkin
dia bersukaria dihadirat Allah, juga tidak dapat menikmati sukacita surgawi,
tetapi dia mungkin hanya menjadi alat/benda tanpa kesadaran atau rasa gerak,
atau sama seperti bintang-bintang yang tanpa sadar mengitari langit. Tetapi
manusia yang bebas, menurut kodratnya bertentangan dengan kesempurnaan lalu
kesempurnaan baginya akan jadi ketidak sempurnaan. Manusia semacam itu hanya menjadi
budak yang terpaksa menjalankan kesempurnaan, sehingga tidak mungkin akan
merasakan sukacita sebab tidak dapat memilih secara bebas. (Sirakh 17 : 3 – 8)
Lalu baginya tidak ada perbedaan antara Allah
dan suara, yang dimaksud adalah kebebasan itu. Manusia dan bersamanya segala
mahluk ditaklukkan kepada kesia-sian, tetapi bukan untuk selama-lamanya. Oleh
ketidaktaatannya dan kesia-siaannya, manusia sudah menjerumuskan dirinya dan
segala ciptaan lainnya ke dalam kesengsaraan dan penderitaan. Hanya oleh perjuangan
rohani ini mereka-mereka dapat berkembang kekuatan rohaninya dan hanya dengan
berjuang demikian mereka dapat belajar menjadi sempurna. Karena itu kalau
manusia akhirnya mencapai kesempurnaan surgawi ini, mereka akan bersyukur
kepada Allah atas sengsara dan penderitaan dan perjuangan selama hidup di bumi
ini. Sebab dia akan mengerti sepenuhnya bahwa segala sesuatu menuntunkan mereka
yang mencintai Allah (Rom 8 : 18 -38).”
PEWAHYUAN CINTA
KASIH ALLAH
Lalu seorang Kudus lain berkata : “
Seluruh penghuni Surga mengetahui bahwa Allah itu CINTA . namun sejak semula
cintaNya yang sekian besar tersembunyi sehingga IA mau menjadi manusia untuk
menyelamatkan para pendosa dan rela wafat di Salib untuk menebusnya. Memang DIA
menderita untuk menyelamatkan manusia dan seluruh ciptaanNya yang terbelenggu
dalam kesia-siaan. Dengan menjadi manusia ALLAH telah menunjukkan HATINYA
kepada anak-anakNya. Hanya dengan jalan ini kita mengenali cinta-Nya, sebab
kalau tidak maka CINTANYA tetap tersembunyi. Lalu seluruh mahluk dapat melihat
anak-anak Allah yang tampak dalam kemuliaan. Tetapi sampai sekarang seluruh
mahluk berkeluh kesah seperti sakit bersalin menantikan bumi yang baru. Juga
mereka yang dilahirkan kembali, berkeluh kesah seperti sakit bersalin
menantikan bumi yang baru. Juga mereka yang dilahirkan kembali, berkeluh kesah
menantikan pembebasan tubuhnya.. bila tiba waktunya maka segala mahluk yang
patuh kepada Allah akan dibebaskan dari kesia-siaan dan kehancuran
selama-lamanya. Mereka akan selalu berbahagia dalam dirinya karena tujuan
penciptaan mereka telah tercapai (Rom 8 : 18 – 23).”
Malaikat-Malaikat menceritakan banyak macam hal
lagi, tetapi saya merasa sulit untuk mengutarakannya, sebab bukan hanya tidak
terdapat kata-kata untuk dapat mengungkapkan kebenaran itu secara tepat tetapi
mereka juga tidak mau saya mengabaikannya sebab tidak seorangpun dapat mengerti
tanpa pengalaman rohani dan mereka juga takut bahwa pengungkapan ini bukan
menjadi bantuan bagi orang-orang yang membaca tetapi justru menjadi penyebab
salah tafsir dan keliru. Karena itu saya hanya mau menyampaikan beberapa hal
sederhana yang sudah saya tuliskan, dengan harapan semoga dapat menjadi
petunujuk jalan sebagai penegasan, pelajaran dan hiburan bagi yang membaca.
Saya juga berharap bahwa tidak lama lagi para pembaca sendiri akan masuk
kedalam kerajaan Roh-Roh itu dan dapat melihat dengan mata sendiri. Tetapi
sebelum meninggalkan bumi ini untuk selama-lamanya untuk beralih ke tempat
kediaman kekal, kita harus mempersiapkan diri dalam rahmat Allah, dalam doa dan
setia memenuhi tugas yang dipercayakan Allah kepada kita. Hanya dengan cara ini
kita mencapai tujuan hidup, dengan demikian tanpa keraguan kelak memasuki
kebahagiaan kekal dalam kerajaan ALLAH BAPA KITA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar