SURAT
DARI NERAKA
Suatu hari seorang remaja
bernama Louise sedang tertidur di tempat tidurnya dan bermimpi sesuatu yang
sangat membuatnya gelisah. Dia bermimpi bahwa seseorang di neraka menulis surat
kepadanya, dan itu akan diserahkan kepadanya oleh seorang utusan.
Utusan itu menyeberang di
antara lautan api yang menyala-nyala dan belerang panas yang menghanguskan
neraka, dan kemudian utusan itu menemukan pintu menuju jalan yang akan
membawanya ke dunia luar. Louise bermimpi bahwa utusan itu berjalan ke
rumahnya, masuk, dan dengan lembut namun tegas segera membangunkan Louise. Dia
lalu memberinya surat itu, dan hanya mengatakan bahwa seorang teman telah
menulis kepada dia dari Neraka. Louise, dalam mimpinya, dengan tangan gemetar
mengambil surat itu dan membaca:
Temanku..
Aku sekarang berdiri di
dalam Penghakiman, dan entah bagaimana aku merasa bahwa kamulah yang harus
disalahkan..
Ketika di dunia, aku
berjalan dengan kamu hari demi hari, dan tidak pernah kamu menunjukkan jalan
yang sesungguhnya..
Kamu mengenal Tuhan dalam
kebenaran dan kemuliaan, tetapi kamu tidak pernah bercerita..
Pengetahuan saya saat itu
sangat redup, kamu seharusnya bisa memimpin saya untuk mengalami perjumpaan
dengan Dia..
Meskipun kita hidup bersama
di dunia, kamu tidak pernah menceritakan kepadaku tentang kelahiran yang kedua,
dan sekarang aku berdiri di sini hari ini dijatuhi hukuman mati, karena kamu
gagal untuk memperkenalkan-Nya..
Kamu mengajarkanku banyak
hal, itu benar, aku bahkan memanggilmu “teman” dan mempercayaimu..
Tapi sekarang aku telah belajar
bahwa sudah terlambat, seharusnya kamu bisa menolongku dari nasib mengerikan
ini..
Kita berjalan bersama di
siang hari dan berbicara banyak hal pada malam hari, namun kamu tidak pernah
menunjukkan Terang itu..
Kamu membiarkan aku terus
menjalani hidupku, berusaha mencintai, dan akhirnya mati, kamu tahu sebenarnya
aku tidak pernah hidup..
Ya, aku memanggilmu “teman”
dalam hidup, dan selalu mempercayaimu melalui sukacita dan perselisihan..
Hingga tiba hari ini, saat
akhir dari segalanya bagiku, begitu pedih hatiku, aku tidak bisa, tidak mampu
lagi sekarang, memanggilmu “teman”..
MARSHAAAAAA….!! Teriak
Louise terbangun. Mimpi itu masih begitu nyata dalam pikirannya, dan keringat
membasahi tubuhnya. Dia bersumpah ia masih bisa mencium bau belerang dan asap dari
kamarnya. Saat ia merenungkan arti mimpinya, Louise begitu hanyut dalam
penyesalan dan kesedihan karena menyadari bahwa dari semua kasih sayang yang ia
tumpahkan bagi temannya Marsha, dia belum pernah sekalipun menceritakan tentang
Kristus yang terlebih dahulu mengasihi dan mati baginya. Saat ia memikirkan
itu, ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa besok pagi, ia akan bergegas ke
rumah Marsha dan menceritakan kasih Kristus kepadanya.
Besoknya ia pergi ke rumah
Marsha dengan menggenggam alkitabnya, lalu dari jauh tampaklah keramaian yang
tidak biasa di rumah Marsha. Louise takut sekali, karena itu sepertinya
keramaian itu adalah kumpulan orang2 yang sedang menangis dan berduka. Louise
berlari sekuat tenaga, dia takut sekali apa yang dipikirkannya benar-benar
menjadi kenyataan.
MARSHAAAA….!! Begitu teriaknya sambil berlari.. Kakak Marsha
segera mendapatkan Louise dan berusaha menenangkannya..Apa yang terjadi? Di
mana Marsha kaakk? tanya Louise. Kakak Marsha mulai menangis, “Louise,
bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Marsha sudah pergi Louise….. Lalu Louise
yang terperanjat berkata, “Marsha pergi kemana kak?? Kakak bohooong.. Marsha
ada di dalam kan??? Kak… Jawab kak.” Sang kakak sambil terus menangis berkata,
“Marsha kemarin mengalami kecelakaan mobil dan ia meninggalkan kami semua…..
Louise, tidak percaya, dan tangisnya semakin menjadi dalam ketidakmampuannya
berkata-kata.. Dia menerobos ke dalam dan mendapati tubuh kaku dan dingin itu
telah terbaring di dalam peti. Dengan sebuah alkitab di tangan kanannya, Louise
terjatuh dan menangis…. “Marsha, maafkan aku…. maafkan aku Marsha ……….” Louise
terus menangis meratapi kepergian Marsha, teman baiknya yang meninggal tanpa
mengenal Kristus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar