SORGA TERBUKA Oleh Yoseph
Daniel Kurniawan
Penglihatan-penglihatan ini
dibukakan oleh Tuhan kepada seorang anak bernama Joseph yang dilahirkan tahun
1981 di Surabaya, anak bungsu dari empat saudara.
Kepekaannya akan dunia roh
mulai dinyatakan pada waktu Pdt. Morris Cerullo mengadakan KKR di Stadion
Tambak Sari pada tahun 1992. Joseph melihat di atas awan ada sepasang tangan
yang besar dan halus menutupi stadion tersebut. Pada waktu penglihatan ini
diceritakan kepada ibunya, ibunya mengira anaknya mengada-ada, tetapi ternyata
pada waktu itu juga ada seorang teman dari keponakan ibunya yang juga mendapat
penglihatan yang sama. Sejak saat itu Tuhan mulai menyingkapkan banyak sekali
penglihatan dan mimpi-mimpi.
Inilah kisah Joseph. Saya
melihat orang-orang Kristen yang jumlahnya banyak sekali disuruh berbaris
menuju tempat penyiksaan di dunia ini. Saya melihat ada seorang tua yang tangan
dan kakinya dipotong sedikit demi sedikit. Kaki dan tangan yang terluka itu
dimasukkan ke dalam cairan yang membuatnya amat sangat kesakitan. Cairan itu
memang telah dirancang untuk menimbulkan rasa pedih, panas, sakit yang tak
terkirakan karena akan menjalar lewat syaraf-syaraf yang peka. Rasanya ribuan
kali lebih sakit daripada sakit gigi. Rasanya ribuan kali lebih sakit daripada
terjepit pintu. Rasanya ribuan kali lebih sakit daripada luka sariawan yang
terkena cuka atau sambal pedas. Dia disiksa seperti itu agar dia menyangkal
Tuhan Yesus. Meskipun disiksa dengan menyakitkan seperti itu dia tidak
menyangkali Tuhan. Setelah kaki dan tangannya buntung, namun tidak juga
menyangkali kekristenannya, akhirnya kepalanya dipenggal dan ia mati.
Saya melihat orang lain
diletakkan di atas meja yang bagian tengahnya tidak bersambung. Meja itu
terbagi menjadi dua bagian yang dapat dipisahkan. Tangan orang itu diikat dan
ditarik ke atas dengan kekuatan mesin. Kakinya juga diikat dan ditarik ke bawah
dengan arah berlawanan, sehingga tubuh bagian tengahnya robek, terpisah. Usus
dan isi perutnya keluar. Dia disiksa seperti itu karena dia menolak menyangkal
nama Yesus. Banyak lagi cara yang akan dilakukan oleh orang-orang durhaka untuk
memaksa orang Kristen menyangkali iman mereka pada zaman Antikris, zaman aniaya
besar, yang sebentar lagi akan terjadi.
Penglihatan itu
menceritakan apa yang akan dialami oleh orang-orang Kristen yang tertinggal,
tidak ikut dalam pengangkatan, dan masuk ke dalam masa aniaya.
Saya mendengar suatu suara
berkata, “Jagalah kekudusanmu karena kedatangan-Ku sudah sangat dekat sekali!”
Saya mendapat penglihatan
tentang seorang keluarga. Dua anggota keluarganya tertinggal dalam pengangkatan
yang akan terjadi. Karena keluarga ini dikenal mama saya, maka keesokan harinya
mama saya menghubungi keluarga ini dan menceritakan apa yang saya lihat, bahwa
di keluarga ini ada dua anggota keluarga yang akan tertinggal pada zaman
antikris.
Sang istri dalam keluarga
ini merasa sangat berdukacita karena beberapa bulan sebelumnya dia juga
bermimpi tentang pengangkatan (rapture). Dalam mimpi itu dia termasuk dalam
pengangkatan. Dalam mimpi itu dia keluar dari rumahnya dan melihat ada banyak
orang yang terbang di atasnya. Semua berjubah putih. Tiba-tiba bajunya berubah
menjadi jubah putih dan dia ikut terbang menyongsong Tuhan Yesus di udara, lalu
memeluk kaki-Nya dan menatap-Nya. Dalam mimpi itu dia melihat anak dan suaminya
tertinggal di bumi yang tampak gelap. Dia sangat sedih dan gelisah, lalu berkata
kepada Tuhan, “Dari pada suami dan anak saya tertinggal nanti di zaman
antikris, lebih baik Tuhan panggil mereka pulang ke rumah Bapa sekarang.” Dia
memutuskan dengan berat hati agar mereka lebih baik mati dalam Kristus sekarang
dan jiwanya diselamatkan, daripada tertinggal di masa aniaya besar dan
menyangkal Tuhan. Dia berdoa dan menangis kepada Tuhan dan Tuhan memberikan
firman kepadanya tentang bagaimana caranya agar mereka tidak masuk dalam zaman
antikris. Tuhan menunjukkan dalam Alkitab tentang kisah Petrus yang pernah
menyangkal Tuhan tiga kali. Tetapi setelah Petrus dipenuhi Roh Kudus, dia
berani mati syahid bagi Tuhan.
Malamnya waktu suaminya
pulang, sang istri menceritakan mimpinya tentang pengangkatan itu. Kemudian
mereka bertiga mulai berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan. Keesokan
harinya ketika suaminya mengecat tembok di kamarnya sambil mendengarkan
lagu-lagu rohani, sang suami digerakkan Tuhan untuk membaca Alkitab. Tuhan
menunjukkan tentang kisah Petrus yang menyangkal Tuhan tiga kali. Padahal
istrinya belum menceritakan firman Tuhan tentang kehidupan Petrus kepada
suaminya. Malam harinya mereka pergi ke gereja. Pengkhotbah di gereja itu
menyampaikan firman tentang kehidupan Petrus. Suami istri itu kemudian melihat
betapa Tuhan memperingatkan suaminya berkali-kali agar tidak menyangkal Tuhan,
hidup benar dan kudus agar siap diangkat Tuhan kapan saja.
Mereka sekarang sungguh-sungguh dengan kehidupan rohani mereka.
Mereka berdoa bersama, mengadakan saat teduh setiap hari, membaca Firman Tuhan
bukan hanya pada hari Minggu, bergaul intim dengan Tuhan melalui doa, pujian
dan penyembahan. Kehidupan mereka berubah. Anaknya yang semula suka membaca
komik, sekarang lebih suka membaca Alkitab dan buku-buku serta majalah rohani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar