8
Ciri penyesatan pada Gereja Mengenai AJARAN SESAT
" HYPER GRACE "
Berikut ini adalah
tanda-tanda dari gereja hypergrace:
1. Pengkhotbah tidak pernah
berbicara menentang dosa.
Jika Anda berada di sebuah
gereja seperti ini, Anda akan melihat bahwa kata ‘dosa’ biasanya hanya
disebutkan dalam konteks pengampunan dosa di dalam Kristus, tetapi hampir tidak
pernah dalam konteks mengambil sikap terhadap dosa, kecuali tentu saja ketika
mereka mengutuk dosa dari “legalis” dan “orang-orang Farisi” yang merupakan
pelayanan mereka yang menghakimi untuk berkhotbah melawan dosa.
2. Gembalanya tidak pernah
berdiri tegas atas sikap Kebenaran.
Ketika isu-isu seperti
aborsi datang, pendeta ini akan menghindar dari menyebutkan hal itu karena
mereka takut menyinggung orang-orang baru. Kita sebagai pelayan Kristus
diwajibkan untuk setidaknya menyebutkan posisi kita secara terbuka sehingga
kita menggunakannya sebagai momen pembelajaran bagi domba-dombanya mengikuti
kita. Bukan menutup-nutupi dosa tersebut dan tidak berani mengucapkan
kebenaran. Saat mereka tidak mengatakan apa-apa tentang masalah seperti aborsi
berarti mereka memperbolehkan hal itu dan para jemaatnya juga tidak tahu bahwa
itu salah !
3. Kitab Perjanjian Lama
hampir benar-benar diabaikan.
Di gereja ini, Perjanjian
Lama diperlakukan hanya sebagai jenis dan bayangan untuk ilustrasi khotbah
tetapi tidak memiliki nilai nyata mengenai standar hidup kita saat ini. Seperti
yang saya tampilkan dalam artikel ini, posisi saya adalah bahwa Perjanjian Baru
dan Perjanjian Lama secara organik terhubung, dengan bangunan baru pada Lama,
bukan memberantasnya sama sekali tapi melengkapi dan saling menguatkan !
4. Orang yang hidupnya
bermoral kacau diizinkan untuk mengajar dan memimpin pelayanan atau gereja.
Salah satu pendeta itu
mengatakan bahwa percabulan dan kemabukan merajalela di banyak gereja
penginjilan bahkan di antara para pemimpin kelompok kecil dan para pemimpin
lainnya di gereja-gereja lokal ! Hal ini terjadi !
5. Gembalanya sering
berbicara mengenai hal-hal yang melawan Gereja yang institusional atau gereja
lama yang ada.
Banyak pendeta hypergrace
terus mengecam gereja yang konservatif dalam nilai-nilai mereka karena mereka
percaya gereja yang mewakili “sekolah tua” yang tidak lagi relevan dengan
budaya saat ini.
6. Gembala ini berkhotbah
yang melawan persepuluhan.
Meskipun saya percaya
persepuluhan terbawa ke dalam Perjanjian Baru, saya percaya itu lebih dari
prinsip Alkitab yang mendahului Hukum Musa (Abraham, Ishak dan Yakub semua
memberikan perpuluhan sebelum Musa memberi hukum), diajarkan oleh Yesus (Mat.
23) dan disebutkan dalam ayat-ayat lain, seperti Ibrani 7.
Pendeta ini mengecam
persepuluhan sebagai hukum yang sudah dilakukan jaman dulu oleh Kristus.
7. Gembala atau Pemimpin
rohani mereka hanya berkhotbah tentang pesan motivasi positif atau ‘Motivation’
saja.
Mereka yang menghadiri
gereja hypergrace hanya mendengar pesan-pesan positif tentang bagaimana hidup
sehat, miliki kekayaan, kemakmuran, kasih Allah, pengampunan Allah dan
bagaimana untuk berhasil dalam hidup. Meskipun saya setuju akan hal-hal
tersebut dan kadang-kadang mengajarkan tentang topik-topik ini, tapi kita harus
berhati-hati untuk memasukkan ke dalam khotbah kita. Bukan hanya hal-hal itu
saja tapi juga harus diimbangi dengan PERTOBATAN – REPENTANCE, KEKUDUSAN –
HOLINESS.
Kisah Para Rasul 20:11,
26-27 (TB) Setelah kembali di ruang atas, Paulus memecah-mecahkan roti lalu
makan; habis makan masih lama lagi ia berbicara, sampai fajar menyingsing.
Kemudian ia berangkat.
Sebab itu pada hari ini aku bersaksi kepadamu, bahwa aku bersih, tidak bersalah terhadap siapa pun yang akan binasa.
Sebab itu pada hari ini aku bersaksi kepadamu, bahwa aku bersih, tidak bersalah terhadap siapa pun yang akan binasa.
Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu.
8. Anggota pengerja penting
dalam gereja masih secara teratur menjalani kehidupan yang penuh dosa dengan
tanpa rasa berdosa.
Mereka yang menghadiri
sebuah gereja hypergrace kemungkinan besar akan menemukan bahwa, karena
‘penekanan kuat pada kasih karunia’ – tanpa mengajar terhadap dosa atau
pertobatan, penghakiman atau neraka-ada suasana hidup yang santai penuh kasih
karunia tanpa ada rasa takit akan Tuhan, dengan banyak terlibat dalam
percabulan dan kemabukan serta berbagai kejahatan fisik lainnya.
Alasan untuk ini adalah
“hukum adalah penuntun kita yang menuntun kita kepada Kristus” (Gal 3:24)
karena melalui (moral) hukum Taurat, orang mengenal dosa (Rom 3:20). Jika hukum
moral dari Sepuluh Perintah Allah tidak diberitakan atau tidak disinggung, maka
dalam ketidaktahuan, masyarakat akan hidup bodoh dan akan menjadi seperti orang
buta menuntun orang buta.
Kesimpulannya : HATI-HATI
SAAT INI PENYESATAN SEDANG BERLANGSUNG DIMANA-MANA. BAIK MELALUI PENGAJARAN
YANG ENAK DIDENGAR, HANYA BERKAT-BERKAT SAJA… BAGAIMANA MENJADI KAYA, SEHAT,
DIBERKATI… WALAUPUN ITU TIDAK SALAH, TAPI HARUS BERIMBANG DENGAN PENGETAHUAN
AKAN DOSA, PERTOBATAN, KEKUDUSAN, PENGHAKIMAN, NERAKA ITU ADA BAGI YANG
MELAKUKAN DOSA !
DAN TIDAK HIDUP DALAM
KEMUNAFIKAN !
APA YANG TUHAN BERIKAN SECARA GRATIS, MAKA DENGAN GRATIS PULALAH FIRMAN ITU KAMU BERIKAN PADA ORANG LAIN AGAR TERJADI PERTOBATAN SECARA MELUAS !
APA YANG TUHAN BERIKAN SECARA GRATIS, MAKA DENGAN GRATIS PULALAH FIRMAN ITU KAMU BERIKAN PADA ORANG LAIN AGAR TERJADI PERTOBATAN SECARA MELUAS !
KERJAKAN KESELAMATANMU DENGAN TAKUT DAN GENTAR AKAN TUHAN !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar