Melihat kepausan sekarang ini, jelas terlihat hirarki Romawi
mengalir didalamnya. Pakaian, arsitektur, undang-undang, struktur kepercayaan,
kesenian, gaya hidup, bahasa latin, dll. Bahkan Pope Pius IX pernah menyatakan
seperti ini … Pope (Paus) Pius IX, in his “Discorsi” (I., p. 253), said: “The
Caesar who now addresses you, and to whom alone are obedience and fidelity
due.” – “Kaisar yang berbicara kepadamu, dan kepada dia saja kesetiaan dan
kepatuhan.”
Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti
yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit
banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu
yng terakhir. (1 Yohanes 2:18).
Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus
adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa
maupun Anak. (1 Yohanes 2:22).
dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia. (1 Yohanes 4:3).
Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus. (2 Yohanes 1:7).
Antikristus
Dalam teologi Kristen, Antikristus adalah pemimpin yang
dinubuatkan Alkitab yang akan menjadi musuh Kristus, yang akan menyesatkan
banyak orang.
Terminologi
Kata “antikristus” berasal dari bahasa asli Yunani Koine
“ἀντίχριστος” antikristos. Dimana kata tersebut terdiri dari dua akar kata αντί
+ Χριστός (anti + Kristos). “αντί” (anti) berarti mengganti, melawan atau
mengambil tempat orang lain, dan “Χριστός” (Kristos) berarti Kristus, yang
dalam bahasa Yunani sama dengan “Mesias” yang berarti “yang diurapi”, dan
mengacu kepada Yesus dari Nazaret dalam teologi Kristen.
Jadi antikristus berarti melawan, mengganti, atau mengambil
tempat Kristus. Bisa juga berarti Kristus palsu atau Kristus gadungan.
Didalam dunia ini cuma ada dua kekuatan yaitu Kekuatan Kerajaan
Sorga (Yesus Kristus) dan Kekuatan Kerajaan Setan (dibawah kendali Lucifer).
Siapapun atau ajaran apapun yang mencoba mendiskreditkan Alkitab dan-atau tidak
sepaham dengan ajaran Alkitab dan-atau mencampurkan pengajaran Alkitab dengan
pengajaran Paganisme secara sadar atau tidak sadar adalah pengikut Lucifer,
atau penyembah Lucifer. Pengikut / Penyembah Lucifer bisa terang-terangan atau
terselubung [dicoba ditutup-tutupi].
In 538 A.D., Pada tahun ini, Gereja Roma Katolik mendapatkan
kekuasaan didalam bidang sipil dan keagamaan ketika Kaisar Katolik Justinian
membuat suatu keputusan (semacam Dekrit) yang menjadikan Paus sebagai kepala
semua gereja.
In 1798 A.D., Pada tahun ini pasukan Napoleon memasuki Roma dan
menangkap Paus, mengakhiri kekuasaan Paus.
Pada tahun-tahun terbentuknya Amerika Serikat ini erat kaitannya
dengan terbentuknya Illuminati. Akan dibahas di bagian lain.
Two Beasts
Become Friends (Wahyu 13)
Kekuasaan
Vatikan kuat mencengkeram Amerika Serikat dan memang dirancang semenjak Amerika
dibentuk.
Logo diatas
adalah Logo Amerika Serikat dan Logo Universitas Jesuit (Universitas Katolik
pertama di Amerika Serikat bentukan Jesuit) Georgetown University.
Vatican mengendalikan kedua sisi partai
Amerika Serikat, baik partai Demokrat atau partai Republik. Sumber : grand design exposed
Amerika
Serikat yang pada awalnya menolak kekuasaan Katolik sekarang sudah dibawah
kendali Vatican.
Perhatikan gambar Gedung Putih
di Washington D.C. dan kantor pusat Gereja Katolik Roma – di Vatican City serta
kantor Gereja Katolik Roma di Inggris (London) – sangat Identik. Struktur /
bentuk gedung seperti itu merupakan struktur / bentuk bangunan masonik.
Antichrist receives it’s seat and authority from Rome –
Antikristus mendapatkan kedudukan dan kekuasaan dari Kekaisaran Paganisme Romawi
Karakter antikristus bagian 2 : Antikristus mendapatkan
kedudukan dan kekuasaan dari kekaisaran paganisme Romawi.
Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan
kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata:
“Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang
melawan dia?” (Wahyu 13:4).
Siapa naga ini dalam nubuatan? Menurut Kitab Wahyu 12: 9 naga
tersebut adalah setan. Dan seperti yang kita tahu, seringkali setan tidak muncul
dalam bentuk aslinya dihadapan manusia. Jadi dia harus memiliki orang-orang
untuk melakukan kehendaknya. Pada saat ini naga menyerang iman Kristen, itulah
Kekaisaran Pagan Romawi yang telah memilih untuk tidak menyukai keKristenan.
Ini bukan sesuatu yang diperlukan untuk meyakinkan banyak orang, ini adalah
fakta yang terbuka mengenai catatan bersejarah. Fakta adalah, Injil
menggambarkan definisi identitas sebenarnya dari naga itu sampai saat ini.
Kenyataan bahwa naga itu memberi kekuasaan kepada antikristus :
Pemerintah romawi yang mencari dan membunuh bayi laki-laki di
jaman Yesus.
Gubernur Romawi yang mengutuk Yesus
Prajurit Romawi yang mencambuk Yesus.
Sekelompok prajurit romawi yang memukul dan mengejek Yesus.
Pelaksana penyaliban adalah orang romawi.
Tentara resmi romawi yang menyegel makan Yesus.
Tentara khusus romawi yang menjaga makam Yesus.
Gubernur romawi yang menempatkan semua pengikut Yesus dalam pengasingan.
Koloseum romawi adalah tempat orang kristen dimakan singa.
dan lain-lain
Paganisme Romawi merupakan pusat kekafiran dan menjelma menjadi Vatican. Kekaisaran Romawi merupakan calon kuat sebagai setan yang memberi kedudukan dan kekuasaan kepada Vatican [sang masterpiece]. Melihat kepausan sekarang ini, jelas terlihat hirarki Romawi mengalir didalamnya. Pakaian, arsitektur, undang-undang, stuktur kepercayaan, kesenian, gaya hidup, bahasa latin, dll. Bahkan Pope Pius IX pernah menyatakan seperti ini …
Pope (Paus) Pius IX, in his “Discorsi” (I., p. 253), said: “The
Caesar who now addresses you, and to whom alone are obedience and fidelity
due.” – “Kaisar yang berbicara kepadamu, dan kepada dia saja kesetiaan dan
kepatuhan.”
Hal ini menjadi satu-satunya hal yang disukai tentang para
pemimpin Katolik Roma. Mereka begitu dibutakan oleh kebencian mereka terhadap
kebenaran dan bahwa mereka benar-benar membuat pernyataan mereka sendiri
sehingga tidak sadar, dalam hal ini memungkinkan orang-orang mengekspos mereka.
Petunjuk mereka berikan sendiri melalui ucapan mereka sebagai antichrist /
antikristus.
Speaking of the time, about 500 A.D., when the Roman Empire was
crumbling to pieces: “No, the [Catholic] Church will not descend into the tomb.
It will survive the Empire . . . At length a second empire will arise, and of
this empire the Pope will be the master–more then this, he will be the master
of Europe. He will dictate his orders to kings who will obey them”–Andrea
Lagarde, The Latin Church in the Middle Ages, 1915, p. vi. —- “Tidak, [Katolik]
Gereja tidak masuk kedalam kubur. Gereja Katolik mempertahankan kekaisaran.
Akhirnya kekaisaran [kerajaan] kedua akan muncul , dan dari kerajaan ini Paus
akan menjadi penguasa [master] – lebih ini, ia akan menjadi penguasa Eropa. Dia
akan menentukan perintah-perintahnya kepada raja-raja untuk mematuhinya.”
Pernyataan ini ditulis pada tahun 1915 adalah berani dan akurat
yang menunjukkan keinginan orang-orang jahat. Penulis itu menyatakan, “ia akan
menjadi penguasa Eropa ..” Dan hari ini, ini adalah fakta yang terbuka dan
jelas! Segera kerajaan ini [Roma] akan / telah menyebar ke seluruh dunia.
Banyak yang percaya bahwa paus adalah tuhan di bumi ! berikut
adalah contoh pernyataan seorang paus (Paus Pius X) = “Paus bukan hanya wakil
Kristus, paus adalah Yesus Kristus itu sendiri, dibawah kerudung daging. Apakah
paus yang berbicara ? Yesus Kristus yang mengatakan ini, oleh karena itu,
ketika seseorang berbicara mengenai paus, tidak perlu menyelidiki, hanya patuh
saja.” Evangelical Christendom – Jan 1, 1895, halaman 15. Paus Pius X telah
dijadikan suci [santo] oleh Gereja Katolik Roma. Hujatan kepada Yahuwah (Tuhan
Yesus Kristus) tidak menggugurkan seorang paus untuk menjadi “santo / orang
suci” di Gereja Katolik Roma. Ini adalah salah satu kenyataan dari Tanduk Kecil
yang mempunyai mulut yang menyombong dalam nubuatan Kitab Daniel.
Pernyataan diatas juga adalah salah satu contoh dari kebenaran :
Wahyu 13:5 – Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh
kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat
puluh dua bulan lamanya.
Daniel 7:25 – Ia akan mengucapkan perkataan yang menentang Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi; ia berusaha untuk mengubah waktu dan hukum, dan mereka akan diserahkan ke dalam tangannya selama satu masa dan dua masa dan setengah masa. Vatikan juga mengubah hukum Sabbat dan hukum kedua dari 10 perintah Allah mengenai patung.
Kaisar Justinian memberikan kunci dari Roma ke Paus ketika ia memutuskan bahwa seorang Paus harus menguasai semua gereja-gereja Kristen bumi pada tahun AD 538, serta masyarakat dunia. Visi Daniel, dan Wahyu mengenai wanita [pelacur besar] sang penunggang binatang adalah benar.
Pontifex Maximus atau Pontiff (Gelar Kaisar diturunkan kepada
para Paus, meskipun mendapatkan pertentangan intern didalam Vatican sendiri).
Orang pertama di Roma yang menggunakan titel Pontifex Maximus adalah Julius
Caesar pada tahun 63 SM.
The Meaning
and Origin of “Pontifex Maximus” – Arti dan asal istilah “Pontifex Maximus”
THE POPES ARE
CAESARS – Paus adalah Kaisar
Pontifex
Maximus, the Chief Priest in Rome – Pontifex Maximus, imam utama di Vatican –
Roma.
Ia menjadi
Imam Agung dari agama yang misterius di Roma. Pemakaian titel oleh
kaisar-kaisar Roma (termasuk Constantine) berlangsung sampai tahun 376. Pada
tahun itu Gratian, karena alasan Kekristenan, menolak pemakaian titel ini,
karena menganggapnya sebagai suatu hujatan. Tetapi pada saat itu juga Uskup
Roma sudah memiliki otoritas di bidang politik, sehingga pada tahun 378 Uskup
Roma, Demasus, terpilih menjadi Pontifex Maximus kembali. Karena Roma merupakan
kota terpenting di dunia, beberapa orang Kristen mulai memandang Uskup Roma
sebagai uskup dari segala uskup dan sebagai kepala gereja. Jadi orang ini
dipandang sebagai kepala baik oleh golongan Kristen maupun kelompok orang
kafir. Akhirnya lahirlah Gereja Roma Katolik dibawah pimpinan Imam Agung yaitu
Paus. Titel Pontifex Maximus dipajang dimana-mana di Vatikan, yaitu di pintu
masuk gereja St. Petrus, diatas patung Petrus, di dalam kubah, diatas Pintu
Tahun Suci, dsb. Bagaimana mungkin seseorang bisa menjadi kepala gereja dan
sekaligus kepala dari misteri kekafiran (atau Pontifex Maximus)? Untuk itu para
pemimpin gereja berupaya menemukan adanya persamaan antara agama Kristen dan
agama kafir. Yang penting bagi mereka bisa memperoleh kekuasaan politik;
kebenaran adalah hal kedua.
Dalam sebuah pencetakan perangko disebutkan
bahwa Paus Francis adalah Pontifex Maximus. Sumber : manresa-sj – Lihat gambar diatas.
Kata “Pontiff” dari “Supreme Pontiff” atau Pontifex Maximus berasal dari dua kata, yaitu Pons =jembatan, dan Facio=membuat/make. Pontifex Maximus artinya pembuat jembatan. Para imam agung dianggap sebagai jembatan atau perantara antara kehidupan kini dan akan datang. Busana yang mahal yang dikenakan para paus tidak berasal dari Kekristenan, tetapi dari kaisar-kaisar Roma. Mahkota yang dipakai adalah serupa dengan yang dikenakan dewa-dewa Asyria dan Dagon, dewa ikan.
Dagon merupakan penyelamat dari
agama Babilonia. Namanya berasal dari kata dag, artinya ikan. Penyembahan
kepada Dagon dilakukan oleh bangsa Filistin (Hak. 16:21-30; 1Sam 5:5-6).
Layared dalam bukunya “Babilon and Niniveh” menerangkan bahwa bentuk kepala
ikan menjadi mitre, topi kebesaran yang dipakai paus, sedangkan bentuk tubuh
ikan menjadi jubahnya. Dalam perkembangan selanjutnya hanya mitre yang dipakai.
H.A. Ironside mengatakan bahwa Paus adalah pengganti imam agung dari misteri
Babilonia dan pembantu dewa ikan, Dagon. Untuk itu dia mengenakan sebentuk
cincin. Ini lalu dikaitkan dengan pekerjaan Petrus sebagai nelayan dan tak
pernah mengenakan cincin.
Siapakah Vigilius ?
Apakah dia seorang Kristen ?
Sepuluh kerajaan
yang terbentuk setelah Roma runtuh menjadi berantakan dan tercerai berai tidak
bersatu, Seorang kaisar yang bernama Justinian sangat khawatir tentang hal ini.
Dia memiliki seorang Jendral yang bernama Belisarius yang berada dalam
kekuasaanya. Dia dan Jenderal Belisarius membuat suatu rencana. Mereka
memutuskan bahwa jika mereka bisa masuk ke kota Roma mereka akan mengusir uskup
Roma sehingga bisa melaksanakan pengambilalihan yang akan memungkinkan
terbentuknya sistem baru yang dinamakan “ROMAN Katolik”. Mereka membutuhkan
sistem ini karena mereka merasa mereka tidak memiliki kekuasaan politik yang
lebih kuat untuk mengontrol banyak orang. Jadi mereka merancang suatu rencana
yang akan memberikan kepada mereka kekuatan keagamaan serta kekuatan politik.
Suatu hari saat
Belisarius sedang berperang, uskup Roma menyatakan bahwa ia tidak akan
mengizinkan pertempuran terjadi didalam kota itu. Uskup ini mengasihi umat-Nya,
kemudian menutup gerbang dan menolak berurusan dengan perang itu dengan
berpendapat sebaiknya perang dilakukan diluar kota saja. Pertempuran yang
terjadi pada hari ini sangatlah berat. Goth telah menyudutkan Jenderal
Belesarius dan para pejuangnya sampai ke dinding kota Roma. Hal itu
mengakibatkan keputusasaan, hal itu tampak atau seolah-olah Bellsarius dan
tentaranya akan dihabisi sepenuhnya. Jadi, Belisarius bergegas mengirimkan
pesan kepada Justinian, atasannya, dimana didalam pesan itu Jendral Belisarius
mengatakan, “Selamatkan kami !” Istri Justinian adalah seorang Kristen yang
kebetulan adalah teman dari uskup Roma.
Justinian memohon dengan istrinya untuk meminta uskup Roma
membuka gerbang kota sehingga Jendral Bellsarius dan anak buahnya bisa masuk
kedalam kota Roma agar tidak dibasmi oleh pasukan Goth. Tanpa rasa hormat
kepada uskupnya, Salverius [dari Roma] membuka gerbang kota sehingga
memungkinkan Jendral Bellsarius dan pasukannya memasuki kota Roma sehingga
nyawa mereka terselamatkan. Justinian dan Belisarius sebelumnya sudah sepakat
bahwa sekali mereka masuk ke dalam kota mereka akan mengusir uskup Roma. Jadi
pada saat mereka masuk kedalam kota Roma mereka langsung menindaklanjuti
rencana mereka. Mereka membuang para Uskup dan dan menempatkan orang mereka
sendiri yaitu Vigilius [yang bukan orang Kristen] menduduki kursi Uskup dan
menyatakan dia sebagai Paus hari itu. Dan saat itulah Kepausan muncul dan anda
memilikinya, seperti nubuat dari kitab Wahyu 13: 4. Pada tahun 538 Masehi
merupakan awal resmi Gereja Katolik Roma dan negara konglomerasi secara
nubuatan dimulai– -(Generalized
Information taken from Hope Beyond 2000 Video series “Rise of the little horn
of Daniel 7 -Kenneth Cox) (Disclaimer:This
is “early” Kenneth Cox material. This ministry does not condone some of the
recent material coming from the ministry of Kenneth Cox.).
.
Pada tahun 538 AD, ketika Ostrogoth runtuh, yang merupakan bekas Kekaisaran Romawi Barat dan setelah penggulingan tiga kerajaan Arian yang mana Paus Roma muncul sebagai individu yang paling penting di Barat [Eropa], kepala dari sebuah Gereja yang terorganisasi dengan sebuat keyakinan yang didefinisikan secara hati-hati, dan yang berpotensi besar bagi pengaruh bidang politik. Puluhan penulis telah menunjukkan bahwa sesungguhnya yang selamat dari Kekaisaran Romawi kuno adalah Gereja Roma. – E.G. McKenzie, “Catholic Church” p. 14.
Pada tahun 538 AD, ketika Ostrogoth runtuh, yang merupakan bekas Kekaisaran Romawi Barat dan setelah penggulingan tiga kerajaan Arian yang mana Paus Roma muncul sebagai individu yang paling penting di Barat [Eropa], kepala dari sebuah Gereja yang terorganisasi dengan sebuat keyakinan yang didefinisikan secara hati-hati, dan yang berpotensi besar bagi pengaruh bidang politik. Puluhan penulis telah menunjukkan bahwa sesungguhnya yang selamat dari Kekaisaran Romawi kuno adalah Gereja Roma. – E.G. McKenzie, “Catholic Church” p. 14.
A. “Gereja Katolik yang perkasa sebetulnya cuma Kekaisaran Roma yang Dibaptis… Ibukota Kekaisaran Roma kuno menjadi ibukota Kekaisaran Kekristenan
(Katolik). Kantor Pontifex Maximus diteruskan menjadi
kantor paus.” (sumber diambil dari: Alexander Clarence Flick, The Rise
of the Medieval Church, hal. 148, 149.) — “The mighty Catholic Church was
little more than the Roman Empire baptised … The very capital of the old Roman
Empire became the capital of the Christian empire. The office of Pontifex
Maximus was continued in that of the pope.” – Alexander Clarence Flick, The
Rise of the Medieval Church, pp. 148, 149.
B. “Apa pun unsur-unsur Roma yang ditinggalkan bangsa barbar dan
Arian … menjadi berada di bawah perlindungan Uskup Roma, yang adalah orang
tertinggi di sana sesudah pindahnya kaisar. Gereja Roma dengan cara ini menjejalkan
diri ke kursi Kekaisaran Roma, di mana Gereja sebetulnya merupakan kelanjutan
dari Kekaisaran.” (sumber diambil dari: Adolf Harnack,
What is Christianity? [New York: Putnam, edisi 2, direvisi, 1901], hal. 269,
270.) — “Whatever Roman elements the barbarians and Arians left … [came] under
the protection of the Bishop of Rome, who was the chief person there after the
emperor’s disappearance. The Roman Church in this way privily pushed itself
into the place of the Roman World-Empire, of which it is the actual
continuation.” Adolf Harnack, What is Christianity? (New
York: Putnam, second edition, revised, 1901), pp. 269, 270.
Vatican admits connection with CAESAR – Vatikan mengakui hubungannya
dengan Kaisar Pagan Romawi
Vatikan mengakui
hubungan dengan CAESAR (Kaisar) :
“…superior papal
authority and dominion is derived from the law of the Caesars.” Lucius
Ferraris, in “Prompta Bibliotheca Canonica, Juridica, Moralis, Theologica,
Ascetica, Polemica, Rubristica, Historica”, Volume V, article on “Papa, Article
II”, titled “Concerning the extent of Papal dignity, authority, or dominion and
infallibility”, #19, published in Petit-Montrouge (Paris) by J. P. Migne, 1858
edition. — “…otoritas superior dan kekuasaan kepausan berasal dari hukum
Caesars.” Judul “Mengenai sejauh mana martabat Kepausan, otoritas, atau
kekuasaan dan kesempurnaan.”
“…the appellation of God
had been confirmed by Constantine on the Pope, who being God, cannot be judged
by man.” Pope Nicholas I, quoted in History of the Councils, vol. IX, Dist.:
96, Can 7, “Satis Evidentur Decret Gratian Primer Para”, by Labbe and Cossart.
— “… sebutan Tuhan telah dikonfirmasi oleh Constantine pada Paus,
yang menjadi Tuhan, tidak dapat dihakimi oleh manusia.”
“Long ages ago, when
Rome through the neglect of the Western emperors was left to the mercy of the
barbarous hordes, the Romans turned to one figure for aid and protection, and
asked him to rule them; and thus, . . . commenced the temporal sovereignty of
the popes. And meekly stepping to the throne of Caesar, the vicar of Christ
took up the scepter to which the emperors and kings of Europe were to bow in reverence
through so many ages.”–American Catholic Quarterly Review, April, 1911. — “Sudah sejak dahulu,
ketika Kekaisaran Romawi dikarenakan kecerobohan kaisar-kaisar Romawi Barat
yang tersisa karena belas kasihan dari gerombolan barbar, orang-orang Romawi
berpaling ke satu figur untuk bantuan dan perlindungan, dan memintanya untuk
memerintah mereka, dan dengan demikian, ….. dimulai dengan kedaulatan sementara
(temporal) para paus. Dan melangkah ke tahta Kaisar, menjadi wakil Kristus (the
vicar of Christ) mengambil tongkat yang mana kaisar-kaisar dan raja-raja Eropa
yang begitu membungkuk [hormat / patuh] selama waktu yang lama.”
“Out of the ruins of
political Rome, arose the great moral Empire in the ‘giant form’ of the Roman
Church.”–A.C. Flick, The Rise of the Mediaeval Church, 1909, p. 150. — “Keluar [muncul] dari
reruntuhan politik Roma, muncul Kekaisaran moral yang besar dalam ‘bentuk
raksasa’ Gereja Roma.”
“Under the Roman
Empire the popes had no temporal powers. But when the Roman Empire had disintegrated
and its place had been taken by a number of rude, barbarous kingdoms, the Roman
Catholic church not only became independent of the states in religious affairs,
but dominated secular affairs as well. At times, under such rulers as
Charlemagne (768-814), Otto the Great (936-973), and Henry III (1039-1056), the
civil power controlled the church to some extent; but in general, under the
weak political system of feudalism, the well-organized, unified, and
centralized church, with the pope at its head, was not only independent in
ecclesiastical affairs but also controlled civil affairs”–Carl Conrad Eckhardt,
The Papacy and World-Affairs, The University of Chicago Press, 1937, P. 1. — “Di bawah Kekaisaran
Romawi paus tidak memiliki kekuatan temporal. Tapi ketika Kekaisaran Romawi
telah hancur dan tempatnya telah diambil oleh sejumlah orang-orang kasar,
kerajaan barbar, gereja Katolik Roma tidak hanya menjadi independen dari
negara-negara dalam urusan agama, tetapi urusan sekuler didominasi serta
kadang-kadang, di bawah penguasa seperti Charlemagne (768-814), Otto Agung
(936-973), dan Henry III (1039-1056), kekuatan sipil dikendalikan gereja sampai
batas tertentu,. tapi pada umumnya, di bawah sistem politik yang lemah dari
feodalisme, terorganisir dengan baik, bersatu, dan terpusat pada gereja, dengan
Paus sebagai kepalanya, tidak hanya independen dalam urusan gerejawi tetapi
juga mengendalikan urusan sipil.”
Pope Pius IX, in his
“Discorsi” (I., p. 253), said: “The Caesar who now addresses you, and to
whom alone are obedience and fidelity due.” — “Kaisar telah
mengatakan kepadamu, dan kepada dia sendiri (Kaisar) seorang harus taat dan
setia.”
[Speaking of the time,
about 500 A.D., when the Roman Empire was crumbling to pieces:] “No, the
[Catholic] Church will not descend into the tomb. It will survive the Empire .
. . At length a second empire will arise, and of this empire the Pope will be
the master–more then this, he will be the master of Europe. He will dictate his
orders to kings who will obey them”–Andrea Lagarde, The Latin Church in the
Middle Ages, 1915, p. vi. — “Tidak, [Katolik] Gereja tidak masuk
kedalam kubur. Gereja Katolik mempertahankan kekaisaran. Akhirnya kekaisaran
[kerajaan] kedua akan muncul , dan dari kerajaan ini Paus akan menjadi penguasa
[master] – lebih ini, ia akan menjadi penguasa Eropa Dia akan menentukan
perintah-perintahnya kepada raja-raja untuk mematuhinya.”
Sumber : babylon
mystery religion
Cardinal Newman admits
in his book that; the “temples, incense, oil lamps, votive offerings, holy
water, Holidays, and seasons of devotion, processions, blessings of the fields,
sacerdotal vestments, the tonsure (of priests, munks and nuns), images, and
statues… are all of PAGAN ORIGIN.” –The Development of the Christian
Religion Cardinal Newman p.359 — Kardinal Newman mengakui dalam bukunya
bahwa; yang “candi [biara], dupa, minyak untuk lampu, korban nazar, air suci,
hari libur, dan musim pengabdian, prosesi, jubah imam, mencukur ubun-ubun yang
(imam, biarawan dan biarawati), gambar, dan patung-patung … adalah semua PAGAN
ORIGIN.”
The penetration of the
religion of Babylon became so general and well known that Rome was called the
“New Babylon.” -Faith of our fathers 1917 ed. Cardinal Gibbons, p. 106 — Penetrasi agama Babel
menjadi begitu umum dan terkenal sehingga Roma disebut “Babel Baru.”
“Confiding then in the
power of Christianity to resist the infection of evil, and to transmute the
instruments and appendages of demon worship to an evangelical use… the rulers
of the church from early times were prepared should occasion arise, to adopt, or
imitate, or sanction the existing rites and customs of the populace.” -Development of
Christian Doctrine, Cardinal Newman. p. 372 —“Menceritakan rahasia
kekuatan Kekristenan untuk melawan infeksi kejahatan, dan untuk mengubah
instrumen dan pelengkap ibadah iblis pada penggunaannya dalam pengkabaran Injil
… para penguasa gereja mula-mula seharusnya memberi kesempatan munculnya,
mengadopsi, meniru, atau memberi hukuman [sanksi] terhadap munculnya ritus
pemujaan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam masyarakat.”
Cardinal Newman lists
many examples of things of “pagan origin” which the papacy brought into the
church “in order to recommend the new religion to the heathen: “in order to
recommend the new religion to the heathen:” “The use of temples, and these dedicated
to particular saints, and ornamented on occasions with branches of trees;
incense, lamps, and candles; holy water; asylums [hermitages, monasteries and
convents]; [pagan] holy-days, processions, sacerdotal vestments, the tonsure,
the ring in marriage, turning to the East, images, . . . and the Kyrie
Eleison.”–Cardinal J. H. Newman, An Essay on the Development of Christian
Doctrine, 1920 edition, p.373 [Roman Catholic]. — Kardinal Newman
memberikan banyak daftar yang merupakan contoh hal-hal “asal mula kekafiran”
yang dibawa kepausan kedalam gereja “untuk merekomendasikan agama baru kepada
kaum kafir: ” Penggunaan candi [biara], dan ini didedikasikan untuk orang-orang
kudus tertentu, dan kadang-kadang dihiasi pada kesempatan tertentu dengan
cabang pohon; dupa, lampu, dan lilin; air suci; rumah imam [pertapaan, biara];
[pagan] hari libur, prosesi, jubah imamat, mencukur kepala, cincin dalam
pernikahan, gambar. . .”
“The [Catholic] Church
took the pagan philosophy and made it the buckler of faith against the heathen.
She took the pagan Roman Pantheon, temple of all the gods, and made it sacred
to all the martyrs; so it stands to this day. She took the pagan Sunday and
made it the Christian Sunday. She took the pagan Easter and made it the feast
we celebrate during this season . . . The Sun was a foremost god with
heathendom . . . The sun has worshipers at this hour in Persia and other lands
. . . Hence the Church would seem to say, ‘Keep that old pagan name [Sunday].
It shall remain consecrated, sanctified.’ And thus the pagan Sunday, dedicated
to Balder, became the Christian Sunday, sacred to Jesus”–William L. Gildea,
“Paschale Gaudium,” in The Catholic World, 58, March, 1894, p. 809 [A Roman
Catholic weekly]. — “Gereja [Katolik]
mengambil filosofi paganisme dan membuatnya menjadi perisai iman melawan kafir.
Dia mengambil kekafiran Pantheon Romawi, kuil semua dewa, dan membuat suci
[menganggap suci] semua martir; sampai hari ini. Dia mengambil paganisme hari
Minggu dan menjadikan hari Minggu Kristen. Dia mengambil pagan Paskah dan
menjadikannya suatu pesta yang kita rayakan musim ini… The Sun [Sun-god / dewa
matahari] adalah dewa utama dalam dunia kekafiran… Matahari memiliki pengikut
di Persia dan negeri-negeri lain… Oleh karena itu Gereja mengatakan, ‘Jaga nama
pagan tua [Minggu]. Ini akan tetap disucikan, dikuduskan.’ Dan dengan demikian
pagan Minggu, yang didedikasikan untuk Balder, menjadi hari Minggu bagi
Kristen, suci bagi Yesus.”
“in order to recommend
the new religion to the heathen:” “The use of temples, and these dedicated to
particular saints, and ornamented on occasions with branches of trees; incense,
lamps, and candles; holy water; asylums [hermitages, monasteries and convents];
[pagan] holy-days, processions, sacerdotal vestments, the tonsure, the ring in
marriage, turning to the East, images, . . . and the Kyrie Eleison.”–J. H. Newman, An
Essay on the Development of Christian Doctrine, 1920 edition, p.373 [Roman
Catholic]. — “untuk
merekomendasikan agama baru bagi orang kafir:” “Penggunaan kuil [biara], dan
ini didedikasikan untuk orang-orang kudus tertentu, dan dihiasi pada dengan
cabang-cabang pohon, dupa, lampu, dan lilin, air suci, rumah [pertapaan,
biara-biara]; [pagan] suci-hari, prosesi, jubah imamat, mencukur kepala, cincin
dalam pernikahan, berpaling ke Timur, gambar, dan Kyrie eleison.”
“The mighty Catholic
Church was little more then the Roman Empire baptized.”– A. C, Flick, The
Rise of the Mediaeval Church, 1909 edition, p. 148. From ancient Babylon came the cult of the
virgin mother-goddess, who was worshiped as the highest of gods–see S. H. Langdon,
Semitic Mythology, 1931 edition. This worship was taken over as Mary-worship by Rome.
Heathen sun-worship on Sunday was likewise adopted by the Roman apostasy. — “Gereja Katolik yang
perkasa tidak lebih dari Kekaisaran Romawi dibaptis.” Dari Babel kuno muncul
pengkultusan perawan ibu-dewi, yang dipuja sebagai dewa-dewa tertinggi — see SH
Langdon, Semit Mitologi, 1931 edition. Ibadah ini diambil alih sebagai
penyembahan Maria oleh Roma. Pemujaan matahari pada hari Minggu itu juga
diadopsi oleh kemurtadan Romawi.
“In order to attach to
Christianity great attraction in the eyes of the nobility, the priests adopted
the outer garments and adornments which were used in pagan cults.” -Life of Constantine,
Eusabius, cited in Altai-Nimalaya, p. 94 — “Dalam usaha untuk
menarik ke-kristen-an menjadi daya tarik yang besar di mata kaum bangsawan,
para imam mengadopsi pakaian luar dan hiasan yang digunakan dalam kultus
paganisme.”
“The Church did
everything it couldto stamp out such ‘pagan’ rites, but had to capitualet and
allow the rites to continue with only the name of the local diety changed to
some Christian saint’s name.” -Religious Tradition and Myth. Dr.
Edwin Goodenough, Professor of Religion, Harvard University. p. 56, 57 — “Gereja melakukan
segala hal untuk membasmi ritual ‘pagan’ seperti itu, tetapi mengijinkan
ritual-ritual tersebut dilanjutkan dengan hanya mengubah nama ilah menjadi nama
orang-orang suci Kristen.”
“From the foregoing,
which treats merely of the more important solar festivals, it is clear that
these products of paganism are as much in force at present … as they ever were,
and that Christianity countenances, and in many cases has actually adopted and
practiced, pagan rites whose heathen significance is merely lost sight of
because attention is not called to the source whence these rites have sprung.
So heavy was this infiltration that Sir Samuel Dill exclaims: “Christianity is
only a sect of the Mithraists.” -Roman Society from Nero to Marcus
Aurelius, p. VII — “Dari sebelumnya, memperlakukan festival matahari lebih
penting, jelas bahwa produk paganisme ini masih berlaku sampai saat ini …
karena mereka pernah ada, dan berwajah Kristen, dan dalam banyak kasus
sebenarnya diadopsi dan dipraktekkan, ritual paganisme kafir hanya kehilangan
bentuk aslinya karena tidak disebut pada sumber dari mana ritual muncu. Begitu
dalamnya penyusupan ini sehingga Sir Samuel Dill berseru: “.. Kekristenan
adalah hanya sebuah sekte dari Mithraists.”
“We know that
Mithraism was a state religion of Rome at the time that the Christian church
was established there. Evidently tenants of Mithraism such as Sunday worship
and eating the wafer in the mass were adopted into Christianity at that time” -Jim Arrabito “666
& the Mark.” — “Kita tahu bahwa Mithraisme adalah agama negara Roma pada
waktu itu gereja Kristen didirikan di sana. Terbukti Mithraisme seperti ibadah
hari Minggu dan makan wafer didalam acara misa diadopsi ke dalam keKristenan
waktu itu.”
In Stanley’s History,
page 40: “The popes filled the place of the vacant emperors at Rome, inheriting
their power, their prestige, and their titles from PAGANISM.” — “Kepausan mengisi
tempat kaisar yang kosong di Roma, mewarisi kekuatan mereka, prestise, dan
topeng mereka dari paganisme.”
“In short, sun
worship, symbolically speaking, lies at the very heart of the great festivals
which the Christian Church celebrates today, and these relics of heathen
religion have, through the medium of their sacred rites, curiously enough
blended with practices and beliefs utterly antagonistic to the spirit which
prompted them.” -Sun Lore of All Ages, Olcott, p. 248 — “Singkatnya, menyembah
matahari, berbicara mengenai simbol, terletak di jantung festival besar yang
Gereja Kristen rayakan hari ini, dan relik adalah milik agama kafir, melalui
media ritual sakral mereka, cukup aneh dicampur dengan praktik dan keyakinan yang
benar-benar bertentangan dengan semangat yang mendorong mereka.”
“Yet the cross itself
is the oldest of phallic emblems, and the lozenge-shaped windows of cathedrals
are proof that the yonic symbols have survived the destructions of the pagan
Mysteries. The very structure of the church itself is permeated with (sexual
symbolism) phallicism. Remove from the Christian Church all emblems of Priapic
origin and nothing is left…” -The secret teaching of all ages by
Manley P. Hall — “Salib itu sendiri adalah simbol tertua dari phallic, dan
bentuk jendela katedral adalah bukti bahwa simbol yonic telah selamat dari
kehancuran misteri pagan. Struktur gereja itu sendiri berasal dari (simbolisme
seksual) falisisme. Hapus dari Gereja Kristen semua emblem asal Priapic dan
tidak ada yang tersisa … “
“When the zealots of
the primitave Christian Church sought to Christianize paganism, the pagan
initiates retorted with a powerful effort to paganize Christianity. The
Christians failed but the pagans succeeded. With the decline of paganism the
initiated pagan hierophants transferred their base of operations to the new
vehicle of primitive Christianity, adopting the symbols of the new cult to
conceal those eternal verities which are ever the priceless possession of the
wise.” -The secret teachings of all ages, Manley P. Hall p. CLXXXV — “Ketika orang-orang
fanatik dari Gereja Kristen berusaha untuk mengkristenkan paganisme, para
penggiat pagan membalas dengan upaya yang kuat untuk menjadikan Kristen
penyembah berhala. Orang-orang Kristen gagal tapi orang-orang kafir berhasil.
Dengan penurunan paganisme maka pagan memulai menyalurkan dasar operasi mereka
ke tumpangan baru kekristenan primitif, mengadopsi simbol kultus yang baru.”
“…The world, cloaked
with a form of righteousness, walked into the church. Now the work of
corruption rapidly progressed. Paganism, while appearing to be vanquished,
became the conqueror. Her spirit controlled the church. Her doctrines,
ceremonies, and superstitions were incorporated into the faith and worship of
the professed followers of Christ.” -The Great Controversy, p. 50. — “… Di dunia, berjubah
dengan bentuk kebenaran, masuk ke gereja. Sekarang karya korupsi cepat
berkembang. Paganisme, sementara muncul untuk kalah, menjadi penakluk. Rohnya
dikendalikan gereja. Doktrin nya, upacara, dan takhayul dimasukkan ke dalam
iman dan ibadah yang mengaku pengikut Kristus. “
“The belief in
miracle-working objects, talismans, amulets, and formulas was dear to
Christianity, and they were received from pagan antiquity . . . The vestments
of the clergy and the papal title of ‘pontifex maximus’ were legacies from
pagan Rome. The [Catholic] Church found that rural converts still revered
certain springs, wells, trees, and stones; she thought it wiser to bless these
to Christian use then to break too sharply the customs of sentiment . . . Pagan
festivals dear to the people, reappeared as Christian feasts, and pagan rites
were transformed into Christian liturgy . . . The Christian calendar of saints
replaced the Roman ‘fasti’ [gods]; ancient divinities dear to the people were
allowed to revive under the names of ‘Christian saints’ . . . Gradually the
tenderest features of Astarte, Cybele, Artemis, Diana, and Isis were gathered
together in the worship of Mary”–Wil Durant, The Age of Faith, 1950,
pp. 745-746. — “Kepercayaan pada
mujizat benda, jimat, jimat, yang mereka terima dari zaman pagan… jubah dari
para imam dan gelar kepausan ‘pontifex maximus’ adalah warisan dari pagan Roma.
[Katolik] Gereja masih menghormati mata air, sumur, pohon, dan batu;… dia pikir
itu bijaksana untuk memberkati ini untuk penggunaan Kristen, … muncul sebagai
pesta Kristen, dan ritus pagan berubah menjadi liturgi Kristen. Kalender
Kristen orang kudus digantikan dengan kalender Roma; dewa kuno diizinkan untuk
menghidupkan kembali di bawah nama ‘orang suci Kristen’. .. Secara bertahap
Astarte, Cybele, Artemis, Diana, dan Isis disatukan dalam ibadah kepada Maria.”
Langdon tells us that
Mary worship came from ancient Babylon where the virgin mother-goddess was
worshiped under the name “Ishtar.” Elsewhere in the Near East, the
mother-goddess was called “Astarte, Ashtoreth, Persephone, Artemis, [Diana] of
Ephesus, Venus, and Isis.” This goddess, considered to be greater than any god,
was called by these heathen the “virgin mother, merciful mother, Queen of
Heaven, and my lady” [which is what “Madonna” means in Italian]. Langdon says
she was often sculptured in mother-and-infant images, or as a “mater dolorom”
[sorrowful mother] interceding for men with a wrathful god. And thus ancient
paganism was brought into the churches and lives of Christians.–see S.H. Langdon, Semitic Mythology, 1931
edition, pp. 12-34, 108-111, 341-344. Laing mentions several other corruptions by which the
mother-goddess was worshiped by heathens, that Rome adopted into Christianity:
holy water, votive offerings, elevation of sacred objects [lifting of the
host], the priest’s bells, the decking of images, processions, festivals,
prayers for the dead, the worship of relics and the statues of saints.–see Gordon J.
Laing, Survivals of Roman Religion, 1931 edition, pp. 92-95, 123-131,238-241. — Langdon mengatakan bahwa ibadah Maria
berasal dari Babilonia kuno di mana perawan ibu-dewi disembah di bawah nama
“Ishtar.” Di tempat lain di Timur Dekat, ibu-dewi itu disebut “Astarte,
Asytoret, Persephone, Artemis, [Diana] Efesus, Venus, dan Isis.” Dewi ini,
dianggap lebih besar dari dewa manapun, disebut oleh orang kafir “ibu perawan,
ibu penyayang, Ratu Surga, dan Putri” [yang adalah “Madonna” berarti dalam
bahasa Italia]. Langdon mengatakan ia sering memahat gambar ibu-dan-bayi, atau
sebagai “mater dolorom” [ibu sedih] perantara bagi pria dengan dewa murka. Dan
dengan demikian paganisme kuno dibawa ke dalam gereja dan kehidupan Kristen.
–see SH Langdon, Semit Mitologi, 1931 edition, hlm. 12-34, 108-111, 341-344.
Laing menyebutkan beberapa kesalahan lainnya yang mana ibu-dewi disembah oleh
kafir, bahwa Roma mengadopsi kekafiran ke dalam agama Kristen seperti: air
suci, korban nazar, pengkultusan benda-benda suci, lonceng, penghiasan gambar,
prosesi, festival, doa untuk orang mati, penyembahan peninggalan dan
patung-patung orang-orang kudus.
Two dominant elements
brought into Christianity from paganism by Rome were Sun worship symbols and
the religious practices of ancient Babylon] “The solar theology of the
Chaldaeans [Babylonians], had decisive effect . . . [upon the] final form
reached by the religion of the pagan Semites, and following them, by that of
the Romans when [the Roman emperor] Aurelian, the conqueror of Palmyra, had
raised ‘Sol Invictus’ [the invincible sun-god] to the rank of supreme divinity
in the Empire”–The Cambridge Ancient History, vol. 11, pp. 643, 646-647. — Dua unsur yang dominan dibawa ke Kristen
dari paganisme oleh Roma adalah simbol pemujaan matahari dan praktik keagamaan
Babel kuno. “Teologi surya orang Kasdim [Babel], memiliki efek yang menentukan…
[Pada] bentuk akhir yang dicapai oleh agama Semit pagan, dan mengikuti mereka,
dari orang-orang Romawi ketika [kaisar Romawi] Aurelian, penakluk Palmyra,
telah mengangkat ‘Sol Invictus’ [dewa matahari yang tak terkalahkan] ke
peringkat ketuhanan tertinggi dalam Kekaisaran.”
From Palmyra he
transferred to the new sanctuary the images of Helios [the sun-god] and Bel,
the malaise patron god of Babylon–see Cumont, The Oriental Religions In
Roman Paganism, 1911 edition, pp. 114-115, 124. — Dari Palmyra ia
dipindahkan ke tempat kudus baru gambar dari Helios [dewa matahari] dan Bel,
dewa malaise pelindung Babylon.
“The removal of the
capital of the Empire from Rome to Constantinople in 330, left the Western
Church, practically free from imperial power, to develop its own form of
organization. The Bishop of Rome, in the seat of the Caesars, was now the
greatest man in the West, and was soon [when the barbarians over-ran the
empire] forced to become the political as well as the spiritual head.”–A.C. Flick, The
Rise of the Mediaval Church p. 168. — “Penghapusan ibukota
Kekaisaran dari Roma ke Konstantinopel pada tahun 330, meninggalkan Gereja Barat,
praktis bebas dari kekuasaan kekaisaran, untuk mengembangkan bentuk sendiri
organisasi. Uskup Roma, di kursi dari Caesars, sekarang yang manusia terbesar
di Barat, dan segera [ketika barbar over-lari kekaisaran] dipaksa untuk menjadi
politik serta kepala spiritual.”
“Whatever Roman
elements the barbarians and Aryans left . . . [came] under the protection of
the Bishop of Rome, who was the chief person there after the Emperor’s
disappearance . . . The Roman Church in this way privily pushed itself into the
place of the Roman World-Empire, of which it is the actual continuation; the
empire has not perished, but has only undergone a transformation . . . It [the
Catholic Church] is a political creation, and as imposing as a World-Empire,
because [it is a continuation of] the Roman Empire. The Pope, who calls himself
‘King’ and ‘Pontifex Maximus’ [the title of the Roman Emperor in the time of
Christ], is Caesar’s successor.”–Adolf Harnack, What is Christianity?
1963, pp. 269-270. — “Apapun elemen-elemen
Romawi, bangsa barbar dan Arya … [Datang] di bawah perlindungan Uskup Roma,
yang adalah kepala di sana setelah hilangnya Kaisar… Gereja Roma dengan cara
ini mendorong dirinya ke tempat Kekaisaran Romawi, yang merupakan kelanjutan
yang sebenarnya;… kekaisaran tidak binasa, tetapi hanya mengalami transformasi
Ini [Gereja Katolik] adalah ciptaan politik, dan penetapan sebagai Kekaisaran
dunia, karena [itu merupakan kelanjutan dari] Kekaisaran Romawi. Paus, yang
menyebut dirinya ‘Raja’ dan ‘Pontifex Maximus’ [gelar Kaisar Romawi di zaman
Kristus], adalah penerus Kaisar.”
·
Kata Iblis kepada-Nya: “Segala kuasa itu serta
kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan
kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. (Lukas 4:6).
·
Jawab Yesus: “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika
Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku
jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari
sini.” (Yohanes 18:36).
·
Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang
bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu
adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh
enam. (Wahyu 13:18).
·
Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan
hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa [yang berada di Sorga],
kalau tidak melalui Aku. (Yohanes 14:6).
·
Tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka
dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Karena itu
apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang
kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah. (Lukas
12:2-3).
·
Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan
kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah
perbuatan-perbuatan itu. (Efesus 5 : 11).
dan berkata kepada mereka: “Hai orang-orang Galilea,
mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga
meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu
melihat Dia naik ke sorga.” – (Kisah Para Rasul 1:11)
Sebelum Tuhan Kita
Yesus Kristus naik ke Sorga, Dia tidak menitipkan mandat kepada siapapun untuk
mendirikan Kekaisaran / Kerajaan Kekristenan atau tidak mewakilkan kepada
siapapun (termasuk Simon Petrus). Akan tetapi Dia akan segera datang kembali
untuk keduakalinya.
“Pergilah kamu, hai umatKu, pergilah dari padanya supaya
kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut
ditimpa malapetaka-malapetaka” (Wahyu. 18:4).
Artinya keluar dari ajaran Babylon (Sistem Babylon) supaya selamat masuk ke
Sorga. Amen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar