Kesaksian Howard Storm Seorang Profesor Atheist ketemu Yesus
A Powerfull Testimony of Near Death Experience
Yohanes 11:25 - Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan
hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,
Howard Storm adalah professor kesenian dan kebudayaan yang
berada di Paris bersama muridnya, ketika perutnya tiba-tiba, melilit sakit,
peritonitis, shock, kematian yang tiba-tiba, kematian klinikal, resusitasi, dan
pengalaman di neraka. Saya berusia 38 tahun dan seorang profesor, mengajar
seni. Saya membawa murid-murid dan isteriku berkeliling Eropa. Kami baru saja
selesaikan tur 3 minggu, inilah yang terjadi pada hari terakhir. Kami di Paris,
pada jam 11:00 pagi, ada lubang di perutku. Saat ini terjadi, sakit yang pernah
terjadi dalam pengalaman hidup saya, dan membuat saya terjatuh kelantai. Jadi
saya melilit, berteriak, mengeluh, menendang dan berteriak keliling dilantai,
dan isteri saya menelepon pelayanan darurat. Seorang Dokter datang dengan
ambulan karena ia tahu apa yang terjadi. Ambulans membawa saya sepanjang 8 mill
ke Rumah sakit umum.
Kemudian saya dibawa ke Ruang gawat darurat dan di layani
oleh 2 Dokter lagi, yang tahu persis apa yang salah pada saya. Kemudian saya
dimasukkan ke kamar operasi. Tetapi karena tidak ada Dokter bedah pada saat
itu, Saya berada disana menunggu. Saya berbaring selama 8 sampai 10 jam di RS
tanpa pengobatan, penelitian, atau perhatian apapun, hanya menunggu seorang
ahli bedah untuk memberikan krisis operasi padaku. Saat itu 8:30 malam seorang
suster datang dan memohon maaf sebab tak mendapat Dokter untukku tetapi ada
pada hari esok. Ketika dia mengatakannya saya tahu bahwa waktuku sudah habis,
dan bahwa saya telah mati. Yang membuat saya tetap hidup adalah bahwa saya tak
mau mati. Saya atheis, seorang yang tidak percaya, seorang yang hidup untuk
kepentingan dirinya. Disamping rasa sakit, sekarat-lah yang terburuk terjadi
padaku karena itulah saat terakhir hidup, dan tiada lagi, tak ada. Namun ketika
dia katakan tidak ada Dokter sampai hari berikutnya, ide untuk mencoba hidup
kesuatu menit atau jam tak berguna lagi.
Saya telah menunggu dalam pengharapan bahwa mereka akan
membawa Dokter dan melakukan operasi, membedah saya dan memperbaiki saya.
Tetapi ketika dikatakan bahwa tidak ada Dokter, saya katakan pada isteriku
bahwa waktunya untuk kami mengucapkan perpisahan karena saya akan mati sekarang.
Jadi dia berdiri dan memeluk saya, dia mengatakan betapa dia sangat mencintaiku
dan saya mengatakan betapa saya mencintainya, sangat sedih. Kami melakukan
perpisahan. Kami mengatakan semua hal setelah hidup bersama 20 tahun. Dia
akhirnya duduk karena dia tahu sudah selesai, dan demikianlah denganku. Sangat
berat melihat dia menangis, saya menutup mata dan membiarkan berlalu. Saya
pingsan. Saya mungkin pingsan pada waktu singkat, mungkin beberapa menit.
Kemudian pingsan lagi. Saya membuka mata dan melihatku berdiri disamping tempat
tidurku. Saya tahu persis dimana saya berada, dan bagaimana situasinya, tidak
ada kebingungan dalam pikiran. Saya rasa hidup, lebih nyata daripada yang
pernah saya alami. Orang bertanya "apakah anda roh?" Sebaliknya, Saya
sungguh hidup.Saya memandang seluruh ruangan, dan melihat ada sesuatu dibalik
selimut, sebuah tubuh. Jadi saya menunduk untuk melihat wajahnya dan terlihat
seperti saya.
Tetapi apakah itu mungkin, saya hidup, sehat, bahkan lebih
dari hidup. Jadi saya mencoba berbicara dengan isteriku, tetapi dia tidak dapat
mendengar atau merasakan saya. Saya berpikir dia hanya mengabaikan saya.
Sehingga saya menjadi marah, karena dia mengabaikan saya. Jadi saya berteriak
dan menjerit padanya, "Mengapa ada tubuh sepertiku di tempat tidur?
Bagaimana bisa ada disana?" Pikiran saya berkata bahwa itu tubuhku, tetapi
sangat takut berpikiran semacam itu. Jadi saya bertambah marah, karena semua ini
sangat aneh. Hal ini tak mungkin terjadi, tak mungkin; Saya memakai pakaian
RS,dan semuanya sangat nyata. Saya mendengar teriakan orang memanggilku dari
luar, suara sangat lembut. "Howard, kau perlu ikut dengan kami sekarang.
Cepatlah,keluarlah kemari." Jadi saya berjalan kearah pintu. Banyak orang
dikoridor. Koridor itu terlihat pucat, abu-abu, tidak terang atau gelap,hanya
abu abu. Semua orang laki-laki dan perempuan memakai pakaian abu-abu, yang
dapat disebut seragam RS. Saya bertanya apakah mereka dari Dokter yang akan
membawah saya keruang operasi. Saya mengatakan semua situasiku dan bagaimana
saya telah menunggu. Mereka terus saja berkata, "Kami tahu, kami tahu,
kami mengerti. Howard cepatlah,ikutlah kami,kami telah menunggumu."
Saya meninggalkan ruang yang cerah dan terang, dan pergi ke
Koridor yang pucat dan pasi. Saya mengikuti orang-orang ini; perjalanan kami
jauh. Tidak ada waktu, dan saat saya mencoba mengukur waktu, hanya suatu ilusi
karena tidak ada waktu ditempat ini. Tetapi tempat ini, jika saya harus
mengukur, maka saya harus berjalan dari Nashville ke Louisville (175 mil, 281
km) untuk mengukur perjalanan orang-orang ini. Sewaktu berjalan mereka berada
didekatku, terus mendorongku, dan mulai gelap dan gelap. Mereka mulai menjadi
terbuka siapa mereka yang sebenarnya. Awalnya mereka manis membuatku ikut
dengan mereka. Kemudian ketika saya ikut mereka mengatakan hal seperti,
"cepat, teruslah bergerak, diam, hentikan pertanyaanmu" terlihat
lebih jelek. Kami memasuki tempat yang sangat gelap dan saya ketakutan.
Orang-orang ini sangat kaku dan saya tak tahu dimana saya berada. Saya katakan,
"Saya tak akan berlanjut denganmu." Mereka berkata, "kamu hampir
tiba disana." Kami mulai berkelahi dan saya mencoba lari tinggalkan mereka.
Mereka menolak dan menarik saya. Sekarang jumlah mereka banyak. Awalnya
beberapa, sekarang dalam kegelapan mungkin 100 atau 1000, saya tak tahu. Mereka
mempermainkanku. Mereka dapat merusakku jika mau, tetapi mereka tak mau, mereka
ingin membuatku sakit, dan mengambil kepuasan atas pengalaman sakitku. Sangat
berat bagiku untuk berkata-kata, dan saya tak akan bercerita banyak tentang hal
itu; terlihat jelek. Mereka mulai merobek dengan kuku mereka, mencakar,
mengelupas kulitku, mengerumuni, dan menggigit.
Saya mencoba membela diri, mencoba melawan dan lari
meninggalkan mereka tetapi seperti berada disarang lebah, jumlah mereka ratusan
yang mengerumuniku. Kuterjatuh ketanah; tubuhku sakit dan keluh, dalam dan
luar. Berat bagiku menjalani penderitaan jasmani dan emosi, dengan perlakuan
kasar. Tak pernah kurasakan ketidakadilan atau kesalahan. Saya mendengar
suaraku, bukan suara seseorang atau Allah, itulah suaraku, tetapi saya tidak
berbicara. Mungkin mengigau, saya tak tahu, tetapi saya mendengarnya,
"Berdoalah pada Allah!" Saya berpikir, "Saya tidak percaya pada
Allah." Saya berpikir, "jika saya berdoa, Saya tak tahu bagaimana
harus berdoa lagi."
Pada saat itu, Saya tak pernah berdoa selama 23 tahun. Ketika
saat kecil, kami berdoa di Sekolah Minggu atau Gereja. Saya berusaha mengingatnya.
Untukku, berdoa adalah membaca dengan nada tinggi sesuatu yang dipelajari.
"Tuhanlah Gembalaku, berikanlah pada hari ini makanan kami yang
secukupnya, negaraku kepunyaan-Mu. Sebentar, itu bukan doa. Ya sekalipun aku
berjalan dalam lembah kekelaman, 87 tahun silam nenek moyang kami"
kucampur aduk, dan tak dapat ingat bagaimana berdoa. Setiap kali menyebutkan
Allah, seperti melemparkan air panas. Mereka seperti kerasukan, berteriak dan
menjerit. Mereka akan menggunakan kata-kata kotor yang pernah saya dengar
didunia ini. Mereka tak dapat mengelilingiku yang membicarakan tentang Allah.
Mereka terlihat sangat menderita mendengar Nama Allah dan membuat mereka mulai
mundur. Jadi saya berkesimpulan bahwa saya dapat membuat mereka mundur dengan
berbicara mengenai Allah.
Saya mencoba mengingat doa-doa, tetapi saya bingung dan
bercampur aduk. Akhirnya kutahu bahwa mereka telah pergi dan saya sendirian.
Selamanya, maksudku adalah saya tidak mengetahui waktu saat itu. Namun berpikir
tentang hidupku, apa yang telah ku perbuat, dan yang tidak kuperbuat. Berpikir
tentang situasi yang baru saja kualami. Kesimpulan yang kudapati adalah,
seluruh hidup kedewasaanku adalah untuk ku, dan allahku ialah diriku sendiri.
Kusadari ada yang sangat salah dalam hidupku, dan mereka yang menyerangku
adalah yang sama sepertiku. Bukan monster, atau iblis; namun mereka yang
kehilangan. Alasan hidup didunia ini, telah hilang, mereka hidup bagi dirinya
dan keburukan. Dan sekarang saya ada didunia dimana tak ada apapun; yang ada hanya
kepentingan diri sendiri dan keburukan. Mereka bertengkar seorang akan yang
lain selamanya terus diantara mereka, tanpa akhir. Dan sekarang saya bagian
dari hal yang demikian. Walau tak mau berada disana, terlihat seperti tempat
yang tepat bagiku. Saya layak ditempat ini, karena seperti beginilah hidup
saya. Anda tak dapat membayangkan penderitaan itu. Saya berbaring disana dari
waktu tanpa batas, memikirkan nasibku. Timbul dikepala gambaran saya sewaktu
kecil, duduk di sekolah minggu, menyanyi Yesus Kasih padaku. "Yesus Kasih
padaku, la la la, Yesus Kasih padaku, la la la."
Saya dapat mendengar sewaktu kecil menyanyikannya. Lebih
utama dari semua saya dapat merasakannya dalam hatiku. Sewaktu saya muda dan
tidak mengetahui apapun saya percaya pada sesuatu yang baik, Saya percaya pada
seseorang lebih daripadaku. Saya percaya pada seseorang yang seluruhnya baik,
sangat berkuasa, yang perduli padaku, dan saya menginginkannya kembali. Itulah
yang telah hilang, Saya telah membuangnya, Saya menyangkal, Saya ingin hal itu
kembali. Saya tak tahu Yesus, tetapi saya mau mengetahui Yesus. Saya tak tahu
Kasih-Nya, tetapi saya mau mengetahui Kasih-Nya. Saya tak tahu jika IA nyata,
tetapi saya mau Dia nyata. Ada sesuatu yang saya percaya dalam hidupku, dan
saya mau kepercayaan itu benar. Jadi saya berseru dalam kegelapan, "Yesus,
selamatkanlah saya!" dan Dia datang.
Awalnya suatu cahaya kecil dalam kegelapan,dan sangat cepat
bersinar. Cahaya itu sangat besar dan bersinar sehingga kalau secara fisik
didunia maka saya pasti terbakar. Atau saya digoreng. Tetapi tidak panas atau
berbahaya. Dia berada dalam cahaya dan mengulurkan tangan-Nya dan dengan lembut
mengangkatku. Dalam cahayaNya dapat kulihat bahwa saya tak berkemuliaan, kotor
dan terluka. Saya terlihat seperti sesuatu yang tertabrak dijalan. Dengan
kelemah-lembutan Dia meletakan tangan-Nya dan mengangkatku. Sementara Dia
menjamahku, seluruh luka,sakit dan kecemaran hilang. Seperti menguap hilang,
saya sembuh dan sempurna. Didalamku, hanya diisi dengan KasihNya. Saya berharap
dapat menerangkan. Sangat frustrasi tak dapat menerangkan karena hal itu yang
paling terbaik yang pernah terjadi dalam hidupku, itulah segalanya. SEGALANYA
dalam hidup adalah mengetahui Kasih itu, dan saya tak dapat menerangkan nya
pada anda.
Dia memegangku, memelukku, memijat belakangku, seperti
seorang ayah melakukan pada anaknya, seperti seorang ibu pada anak
perempuannya, sangat lembut memijat belakangku. Saya bersukacita seperti
seorang bayi dalam kegembiraan; yang terhilang dan didapat kembali, mati dan
sekarang dihidupkan kembali. Dia membawaku keluar dari sana, dan kami terbang
keluar. Kami bergerak kearah terang dunia, dan saya mulai menjadi sangat malu.
Saya sudah sangat jahat, Saya hanyalah kotoran, sampah dan penuh cemar. Saya
berpikir, "Dia melakukan kesalahan, Saya bukan kepunyaan disini, Dia tak
ingin aku disini." Bagaimana mungkin IA perduli padaku, mengapa saya, Saya
ini jahat. Kami berhenti, bukan dineraka, bukan diSurga, kami dipersimpangan.
Dia berkata, "Kami tidak lakukan kesalahan, kau kepunyaan disini."
Kami berbicara, Dia katakan banyak hal padaku. Dia membawa malaikat yang
memulai hidupku dari awal hingga akhir.
Mereka tunjukan apa yang telah kulakukan yang baik dan salah.
Dan terlihat sederhana. Saat mengasihi, memikirkan orang lain, malaikat senang,
Yesus senang, dan Mereka katakan bahwa Allah senang. Saat mementingkan diri
sendiri dan manipulasi tidak menyenangkan malaikat, tidak menyenangkan Yesus,
dan mereka memberitahukanku bahwa Allah-pun tidak senang. Yang hendak
disampaikan, dalam bingkisan, yaitu bahwa seluruh existensiku hidupku adalah
Mengasihi Allah dan mengasihi sesama seperti diri sendiri. sebab itulah saya
diciptakan, sebab itulah saya didunia ini untuk melakukannya dan belajar.
Tetapi saya gagal. Mereka mengatakan saya perlu kembali kedunia, saya menjadi
sangat kecewa sebab saya mau ke Surga. Mereka katakan bahwa Surga tempat yang
penuh sukacita, sangat menarik, dan tempat terindah. Semua orang akan mau pergi
ke Surga dan saya pun mau. Mereka katakan bahwa saya TIDAK siap, bahwa saya
tidak sempurna, belum waktunya bagi saya pergi ke Surga. Waktu bagi saya
kembali kedunia dan berusaha hidup sebagaimana yang Allah inginkan, maksud
Allah menciptakanku dalam hidup ini.
Saya katakan pada Yesus dan malaikat bahwa saya tak dapat
hidup didunia tanpa mereka. Saya katakan bahwa hatiku akan hancur jika mereka
mengirimku kembali kedunia. Mereka disana dan aku disini. Mereka
katakan,"belum pahamkah? mengapa, Kami menunjukan semua ini?. Kami selalu
berada disana, bersamamu sepanjang waktu. Dan kau tak pernah sendirian
disana." Saya berkata "Kau harus memberitahu sesekali bahwa kau
ada." Mereka katakan jika berdoa mengaku dosa pada Allah, berserah
pada-Nya, berarti memberikan kekuatiran, kepedulian, harapan, dan impianku,
berserah pada-Nya, maka hatiku akan merasakan kehadiran mereka. Tak melihat
mereka, namun akan merasakan Kasih sebagaimana yang telah ku rasakan. Saya
berkata jika mereka dapat pastikan saat saya dapat merasakan Kasih, maka saya
akan hidup didunia ini. Mereka berkata bahwa mereka akan melakukannya, lalu aku
dikirim kembali. Setelah pengalaman itu, suster yang mengatakan mereka tak
menemukan Dokter, berlari kekamar dan berkata bahwa Dokternya baru tiba di RS.
seperti suatu keajaiban karena saat itu sekitar pukul 9 atau 9:30 malam. Dia
berkata "Dokter telah tiba dan kami akan melakukan operasi pada anda
segera." Dan beberapa orang datang dan menyuruh isteriku keluar. Sangat
menggangguku karena saya mencoba mengatakan pada mereka bahwa saya mau memberitahu
kan apa yang telah terjadi denganku. Jadi sewaktu saya melewati isteriku di
Koridor ke ruang operasi, Saya katakan semua akan membaik. Dan dia hanya
terlihat ... seperti sekarat. Aneh, hal ini terjadi dan ingatanku masih utuh.
Sungguh saya pingsan namun tidak tetap pingsan.
Saya percaya salah satu alasan Allah memberikan pengalaman
ini supaya saya dapat membagi dengan orang lain. Tak tahu siapa dan tak pernah
tahu kepada siapa. Tetapi saya tahu bahwa akan ada kesempatan membagi
pengalaman ini dengan orang lain agar dapat menolong mereka.
Yohanes 11:25 - Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan
hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar