Sekitar 10 ton ikan jenis nila di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mati mendadak akibat tubo belerang dan angin kencang melanda daerah itu beberapa hari lalu.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Agam, Ermanto di Lubuk Basung, Sabtu (27/8), mengatakan, ke 10 ton ikan dengan ukuran siap panen ini tersebar di Linggai Nagari Duo Koto sekitar empat ton, Duo Koto sekitar duo ton dan Sungai Tampang sekitar empat ton.
"Ke 10 ton ikan yang mati ini di 15 petak keramba jaring apung milik puluhan petani. Ikan ini mulai mati pada Jumat (26/8) pagi," katanya. Akibat kejadian ini, petani mengalami kerugian sekitar Rp190 juta karena harga ikan sebesar Rp19.000 satu kilogramnya.
Ia menambahkan, ikan ini mati akibat tubo belerang yang terjadi pada Jumat (26/8) pagi, sehingga ikan asli Danau Maninjau jenis rinuak dan bada juga ikut mati. Selain itu, kematian ikan tersebut juga disebabkan curah hujan tinggi disertai angin kencang yang terjadi pada Selasa (23/8) sampai Rabu (24/8), sehingga oksigen di dasar danau berkurang yang mengakibatkan ikan akan mati.
"Saat ini kondisi air danau vulkanik tersebut tenang dan ini harus diwaspadai oleh petani," katanya.
Untuk itu, ia mengimbau kepada petani keramba jaring apung untuk segera memanen ikan mereka, mengurangi untuk memberikan pakan. Lalu, mengurangi tebar benih dari 10.000 ekor per petak dengan ukuran 5x5 meter menjadi 2.000 ekor dan menghidupkan mesin oksigen.
"Ini harus dilakukan petani agar mereka tidak mengalami kerugian cukup besar," katanya.
Salah seorang petani "Awal mulanya ikan mengalami pusing dan beberapa jam setelah itu, langsung mati dan mengapung ke permukaan," katanya. Akibat kejadian ini, ikan miliknya mati sekitar satu ton dan ia mengalami kerugian sekitar Rp19 juta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar