Ini pengalamanku bersama Yesus yang kesekian kalinya dibawa
ke surga.
Kamis, 17 Maret 2016, Saya berdoa, memuji dan menyembah Tuhan
di gereja.
Tiba-tiba saya mencium bunga mawar yang sangat-sangat harum.
Saya melihat bunga mawar itu merah dan sangat banyak di taman itu.
Setelah itu saya berjalan, tetapi semakin gelap. Di kegelapan itu saya melihat ada seorang anak muda sedang duduk dan kepala tertunduk seperti menyesali sesuatu. Saya bertanya dimana ini Tuhan?
"Ini tempat kertak gigi."
Lalu saya melihat lautan api, disana saya melihat sel-sel api dengan didalamnya beberapa orang. Di dalam sel itu mereka menjerit.
Saya sangat ketakutan di tempat itu.
Lalu saya dibawa kembali ke surga, saya seperti dibawa terbang di atas surga.
Saya melihat ke bawah.
Banyak sekali bangunan-bangunan seperti skyper dan beberapa rumah. Tuhan mengizinkan saya melihat rumah saya, saya melihat rumah saya belum lengkap.
Saya teringat akan papah saya.
Lalu saya duduk di tangga bersama Tuhan Yesus. Saya mencurahkan isi hati saya, pergumulan saya bagi papah saya.
Sungguh indah, ini anugerah-Nya bagi saya.
Saya menyadari, bahwa saya masih jauh dari standartnya Tuhan, karena rumah saya belum lengkap terbangun.
Standartnya Tuhan bukan hanya beribadah di gereja, membaca firman, berdoa, memuji, dan menyembah Tuhan.
Tiba-tiba saya mencium bunga mawar yang sangat-sangat harum.
Saya melihat bunga mawar itu merah dan sangat banyak di taman itu.
Setelah itu saya berjalan, tetapi semakin gelap. Di kegelapan itu saya melihat ada seorang anak muda sedang duduk dan kepala tertunduk seperti menyesali sesuatu. Saya bertanya dimana ini Tuhan?
"Ini tempat kertak gigi."
Lalu saya melihat lautan api, disana saya melihat sel-sel api dengan didalamnya beberapa orang. Di dalam sel itu mereka menjerit.
Saya sangat ketakutan di tempat itu.
Lalu saya dibawa kembali ke surga, saya seperti dibawa terbang di atas surga.
Saya melihat ke bawah.
Banyak sekali bangunan-bangunan seperti skyper dan beberapa rumah. Tuhan mengizinkan saya melihat rumah saya, saya melihat rumah saya belum lengkap.
Saya teringat akan papah saya.
Lalu saya duduk di tangga bersama Tuhan Yesus. Saya mencurahkan isi hati saya, pergumulan saya bagi papah saya.
Sungguh indah, ini anugerah-Nya bagi saya.
Saya menyadari, bahwa saya masih jauh dari standartnya Tuhan, karena rumah saya belum lengkap terbangun.
Standartnya Tuhan bukan hanya beribadah di gereja, membaca firman, berdoa, memuji, dan menyembah Tuhan.
Tapi Tuhan mau hati kita bersih, tidak ada dendam, tidak ada sakit hati, tidak ada amarah.
Melakukan pertobatan setiap hari, meminta ampun setiap hari.
Intinya kita harus hidup kudus dan seperti Kristus.
1 Yohanes 2:6
"Barangsiapa mengatakan bahwa ia di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup."
Segala kemuliaan hanya bagi DIA.
Tuhan Yesus Memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar