Sebenarnya, saya merasa tidak layak untuk bercerita tentang
pengalaman rohani saya di FB. Namun, sejak bulan Juli 2016 ada dorongan yang
terus berkata" kamu harus saksikan apa yg kamu lihat". Di lingkungan
internal saya sudah menyaksikannya, namun untuk pertamakali di lingkungan
eksternal saya menceritakan pengalaman ini.
Sebenarnya memasuki bulan September ini saya tidak seceria
biasanya....karena di September 2015 saya harus melalui ujian iman yg begitu
berat.... September 2015 merupakan bulan terkelam dalam hidup saya, saya yang
amat sangat menyayangi papi dan mami saya, saya yang rela pindah ke Siantar
demi menemani papi mami di hari tua, saya yang rela mengorbankan karir saya di
Jakarta dengan meninggalkan sejumlah tawaran praktek di beberapa RS besar di
Jakarta harus menerima kenyataan pahit.
Papi saya meninggal mendadak setelah beberapa jam sebelumnya
masih mengoperasi dan menyelamatkan nyawa orang. Papi pergi setelah
sebelumnya membangunkan saya di jam 4 pagi dan beberapa menit kemudian pergi
begitu saja. Kepahitan hati saya masih ditambah dengan kondisi mami yang tiba2
kankernya aktif setelah 5 tahun mami sehat2, dan dinyatakan bebas kanker. Mami
kembali harus melakukan kemoterapi di Jakarta dan mami sedang di Jakarta saat
papi dipanggil Tuhan.
Pada saat itu hati saya menolak, saya menangis pada Tuhan,
saya berkata: Bapa, kenapa orang yang amat kusayangi dalam hidupku harus begitu
cepat Engkau panggil? Dan kenapa Engkau panggil papi dalam kondisi mami yg
sedang turun kondisinya?bagaimana cara kami mengatakannya pada mami? Bagaimana
cara kami menjaga mami? Bagaimana mami melanjutkan hidup tanpa papi? Aku kan
setia padamu Bapa? Kenapa kami harus melalui semua ini? Kami mengikuti perintah
Bapa tapi kenapa kami harus mengalami kepahitan seperti ini?"
Penolakan di hati saya terjadi terus menerus....pada saat itu saya bahkan tidak
mau melihat anak saya Zaveta, untuk pertama kali dalam hidup Zaveta, saya tidak
perduli padanya, saya marah pada semua orang dan marah pada Tuhan Yesus.
Tanggal 7 September pagi kepergian papi, tanggal 7 September
malam mami tiba dari Jakarta ke Siantar. Kondisi mami amat sangat lemah. Mami
diam tapi mami shock. Ditengah kondisinya yg menurun, mami harus menerima
kenyataan kepergian papi. Tanggal 8 September kami melarikan mami ke RS Vita
Insani karena mami tidak mampu berdiri, kondisi amat sangat lemah, trombosit
hanya 25.000, tensi hanya 60 per palpasi...pada saat itu tim dokter menyatakan
mami SIRS atau sepsis dan harus dirawat untuk mendapat obat2 inotropik karena
fungsi jantung melemah. Jadi kami semua harus menahan tangis kami, menegarkan
diri, memberi kekuatan dan menemani mami dirawat di RS sementara papi
disemayamkan dirumah.
Bagaimana hati saya melihat kondisi mami yang kritis sambil
memandang jenazah papi ??? Dunia saya runtuh. Saya setengah waras menjalani ini
semua. Saya bilang pada Tuhan Yesus....bawa saya juga sama papi...saya ga
sanggup...tega Engkau Tuhan....Baringkan saya disamping papi dan biarlah semua
berlalu...saya ga kuat Tuhan...
Puncaknya di tanggal 10 September 2015 hari dimana papi akan
dimakamkan. Pada saat itu tim dokter tidak memperbolehkan mami ikut acara
pemakaman karena trombosit mami yg hanya 20.000 ( di cek trombosit tiap hari
dan hasilnya selalu dibawah 50.000). Tim dokter takut mami syok karena mami
juga memakai 3 jenis inotropik untuk membantu kontraksi jantung, dengan kata
lain, bila obat dihentikan maka mami tidak mampu bertahan dan ditakutkan
terjadi perdarahan spontan pada mami yg dipicu stress karena trombosit mami yg
sangat rendah.
Mami berkeras mau melihat papi terakhir kalinya, mami memaksa
harus mengantarkan papi ke tempatnya yg terakhir. Ditengah kondisinya yang amat
sangat lemah, mami masih berdandan, memakai lipstik dan kaca mata hitamnya.
Luar biasa melihat ketabahan hati mami, mami yang tiap hari mempunyai waktu
berdoa 1 jam, mami yang dalam setiap helaan nafasnya selalu mengatakan dalam
nama Yesus, mami yang selalu mengajarkan dan menguatkan kami, apapun didunia
ini adukan saja pada Tuhan Yesus dan biarlah Tuhan yang membimbing jalan hidup
kita.
Mami membuktikan imannya, mami kenal Tuhannya,mami tidak
berteriak dan menangis2 menjerit, mami hanya meneteskan airmata dan berdoa atas
semua kejadian yang dialaminya namun mami tidak marah pada Tuhan.
Mami berangkat ke tempat papi disemayamkan dengan memakai
oksigen, memakai kursi roda, memakai infus pump dengan 3 jenis obat penguat
jantung ( inotropik) dan ditemani tim medis dan dokter. Pada saat saya sedang
mengikuti ibadah yang dilakukan oleh tim FULL GOSPEL (FGBFMI) yang khusus
datang dari Jakarta, saat itu saya dipanggil oleh seorang anggota vita insani
(Selly), dia berkata " dok, tolong lihat ibu, ibu ga kuat bangkit dari
tempat duduk toilet". Segera saya berlari, pada saat itu saya melihat mami
sedang duduk di toilet setelah BAK dengan memakai oksigen, infus pump dengan
nafas tersengal2...mami bilang" Grace, mami sesak...mami ga kuat bangkit
dari sini". Dengan menahan air mataku, aku memeluk mami, aku mengiggit
bibirku supaya aku tidak menangis melihat kondisi mami...aku berbisik pada
mami" Mi.. ingat Yesus ya mi...mami selalu bilang apa2 dalam nama Tuhan
Yesus, sekarang kita coba bangkit sambil mami bilang DALAM NAMA TUHAN
YESUS". Mami memandangku dan mengangguk. Aku meletakkan kedua tangan mami
di leherku dan akupun memegang pinggang mami sambil berusaha mengangkat
mami..."mi, dalam hitungan ketiga mami bilang "DALAM NAMA TUHAN YESUS
ya, mami tegakkan kaki mami dan berdiri ya...." mami pun melakukannya dan
karena nama YESUS, mami pun berhasil berdiri. Aku segera menyuruh perawat
memakaikan baju dalam mami dan memegang mami, tapi aku tidak mau memandang mami
karena bila kupandang mami pasti tangisku pecah.....lalu aku segera kabur dari
kamar mandi.....aku ga kuat, aku ga mampu tidak menangis, aku berjalan sambil
menangis sambil melangkah ke samping jenazah papi sambil mengikuti
kebaktian dari tim Full Gospel....
Sambil mengikuti kebaktian ....air mataku mengalir terus
menerus bagaikan sungai derasnya, aku menangis tanpa suara, hatiku sakit
melihat kondisi mami dan memandang jenazah papi dan aku hanya mengatakan kata2
ini pada Tuhan " Tuhan, aku ga sanggup lagi, Tuhan tolong aku, Tuhan ambil
alih daripadaku...tolong aku Tuhan...Tolong Tuhann.." berkali kali kata2
itu aku ucapkan dan sambil berdoa airmataku tetap mengalir seperti aliran
sungai.
Pada saat itu tiba2 aku merasakan lidahku bergoyang sendiri,
aku ketakutan karena aku mengira aku bakal kena stroke...aku menutup mulutku
dengan satu tangan namun lidahku semakin kuat bergoyang...akhirnya aku menutup
mulutku dengan kedua tangan karena aku takut dilihat orang. Namun semakin kuat
aku menutup mulutku, bukan hanya lidah yang bergoyang namun mulutku bergoyang
sendiri dan tiba2 aku bebahasa roh.....yahhhh aku berbahasa roh. Padahal aku
tidak pernah berbahasa roh dan tidak mengerti bagaimana bahasa roh. Aku juga
tidak begitu percaya dulu dengan bahasa roh...namun aku mengalaminya....dimana
mulutku bergoyang sendiri tanpa bisa kukontrol.
Pada saat berbahasa roh aku menutup mata...pada saat itu aku
melihat langit dan melihat YESUS amat sangat besar di langit, Tuhan berkata
padaku : Grace, kenapa engkau menangis??? Papimu sudah senang di sorga"
dan Tuhan membuka suatu layar dilangit dan tampaklah bagiku satu paduan suara
yang sedang bernyanyi. Mereka membentuk dua barisan yang rapi dan memanjang ke
kanan. Mereka semua memakai jubah putih panjang dengan tanda salib ungu
didadanya.. aku tidak mampu mengenali orang2 lain di paduan suara tersebut
karena wajahnya semua sama namun aku mampu melihat papi....yah aku melihat papi
berdiri di tengah2 barisan, dengan usia sekitar 45 tahun, dia tampak muda
dengan belahan rambut ke samping ( pada saat meninggal belahan rambut papi ke
belakang semua).
Papi kurus, muda dan ganteng.....aku melihat papi sedang
bernyanyi....aku berteriakkk " PAPIIIIII...aku disini piiii lihattt
piiii...aku disini sebelah kiri papiiii.....lihatt piiiii...aku berteriak
sekuat tenaga namun papi tidak juga menoleh....lalu aku berkata pada
Tuhan...Tuhannn...bilang papi aku disinii...suruh papi menoleh ke kiri....namun
papi tetap tidak mendengar aku....karena kecapean aku akhirnya berhenti
berteriak dan terdiam sambil terus memandang papi yang sedang bernyanyi. Papi
tampak muda dan tampak ganteng dengan jubah putihnya....
Tiba2 penglihatanku berubah....aku melihat satu lapangan
sepak bola besarrrrr dan ratusan ribu penontonnya...anehnya penontonnya semua
memakai jubah putih dan wajah mereka sama semua...mereka sedang bernyanyi2 lagu
pujian . Setelah melihat penglihatan tersebut aku tersadar....namun aku tidak
mampu menghentikan bahasa roh sampai akhirnya pendeta Hutagaol yang mendoakan
aku...dia berkata " terimakasih Bapa, Engkau memberikan roh penghibur
kepada anak ini..kuatkan anak ini Bapa" pada saat itulah aku mengerti
mengapa aku bisa berbahasa roh, ternyata Tuhan mengirimkan roh kudus
penghiburnya padaku...dan pada saat itulahhh aku mendengar seseorang berkata di
telinga kiriku " MARILAH KEPADAKU SEMUA YANG LEMAH LETIH LESU DAN BERBEBAN
BERAT, AKU AKAN MEMBERIKAN KELEGAAN KEPADAMU" (Matius 11: 28)
Pada saat suara itu berhenti, aku merasakan bebanku yang
berat, bebanku yang hitam kelam dan membuatku sesak terangkatttt langsung...pada
saat itulah aku mampu tersenyum dan pada saat itulah aku tidak mampu menangisi
papi seperti sebelumnya...aku merasa ringan, aku merasa kuat dan aku merasakan
kasih Tuhan....aku berteriak2 kepada mami...." mamiiiii..aku melihat papi
di sorga....mami tenang sajaa..papi di sorga...aku berteriak2 pada mami....pada
saat itu mami menangis sambil berkata " halelluyaaaa Tuhan...terimakasihhh
Tuhannnnn"
Aku pun lalu mengikuti acara keberangkatan papi dengan hati
yang kuat dan tenang...aku akhirnya merelakan kepergian papi. Kami semya dapat
melepas kepergian papi dengan tenang dan setelah itu mami kembali ke RS untuk
kembali dirawat..
Aku bertanya tanya kepada Tuhan kenapa Tuhan memperlihatkan
tempat papi di sorga, karena menurut beberapa pendeta, itu adalah satu
karunia... aku merasa tidak layak karena aku orang berdosa, aku masih banyak
kekurangan dan belum bisa menjadi orang yg mempunyai buah roh.....
Ternyata tujuan Tuhan lain...Tuhan memberikanku penglihatan
untuk menguatkanku dalam proses berikutnya karena memang aku harus
menghadapi proses pemanggilan Tuhan terhadap mami....aku harus menghadapi
kondisi mami yang semakin menurun sampai akhirnya mami masuk ventilator di RS
Columbia Asia Medan. kami memutuskan memindahkan mami ke RS Medistra Jakarta
dengan memakai pesawat yang ada ventilatornya dari Medan ke Jakarta. Dan
saya, suami, Zaveta serta 2 perawat kami sudah sampai duluan di Bandara
Soekarno Hatta untuk menerima mami di bandara.... Namun proses ini gagal karena
mami sudah meninggal di bandara Kualanamu persis didepan pesawat yang sudah
tiba dari Jakarta..jadi saya menyaksikan detik2 mami meninggal dan di
resusitasi oleh tim Siloam Jakarta dengan LINE yg dinyalakan oleh abang saya
selama mami kritis ...saya yg waktu itu baru saja nyampe di bandara Soetta
menangis histeris melihat detik2 kepergian mami melalui video call....dan saya
harus kembali lagi ke Medan...betapa berat beban yang harus saya alami....
Kembali 26 hari kemudian setelah kepergian papi, kami harus
merelakan kepergian mami kami....dalam waktu 1 bulan kami menguburkan kedua
orangtua kami...kedua orangtua kami yang amat sangat kami sayangi, bahkan di
tahun 2009, tahun pertama kali mami didiagnosis kanker multiple mieloma grade
IIIb ( late stage) dan prof hematologi yang mengatakan usia mami tidak lebih
dari 3 bulan karena kankernya sudah metastasis ke tulang dan ginjal dan kaknker
sudah menyebar 70% keseluruh tubuh. Saya yang sedang menjalani masa PPDS
Anak di RSCM selalu menangis setiap hari melihat kondisi mami sampai saya
selalu memakai masker supaya teman2 tidak melihat wajah dan mata saya
yang selalu bengkak. Setelah cape menangis, akhirnya sambil berdoa saya membuat
tawaran pada Tuhan" Tuhan...saya masih muda, saya tidak punya anak dan
tidak akan ada yang kehilangan saya...saya mohon pada Tuhan, jangan ambil nyawa
mamiku tapi saya rela Tuhan ambil nyawaku sebagai ganti nyawa mami"
Tuhan menjawab doaku dengan memberikan mujizat mami hidup
lebih panjang, semua teman2nya dengan sakit yang sama meninggal namun mami
bertahan dan bahkan sehat selama 5 tahun terakhir...mami mampu jalan2 ke mana
mana dan melakukan aktivitasnya sehari hari....namun ternyata Tuhan memanggil
papi dan mami bersamaan.
Setelah kejadian ini, saya mengerti..kita yang mengikut Tuhan
tidak akan terbebas dari masalah...Tuhan tidak pernah menjanjikan kita akan
bebas masalah namun Tuhan selalu menjanjikan KEKUATAN. Pada saat imanmu diuji,
pada saat itulah Tuhan menilaimu...sanggupkah engkau melewati ujian atau tidak
dan apakah engkau tetap bersyukur pada Tuhan atau tidak...karena mereka yang
tahan uji dan tetap setia pada Tuhan akan menerima mahkota ( Yakobus 1:
12) namun mereka yang lemah dan menyerah akan menerima kegagalan demi kegagalan
dalam hidupnya.
Sejak kepergian papi mami, fokus hidup saya berubah. Kalau
dulu saya berfokus menjadi dokter anak yang kaya raya, dokter anak terkenal dan
hebat....namun sekarang fokus saya berubah....saya berusaha semampu yg saya
bisa untuk menolong orang atau pasien saya...saya butuh duit tapi saya tidak
fokus menjadi orang yang kaya raya.
Kekayaan tidak terlalu menarik lagi bagi saya, karena saya
melihat dengan mata kepala saya sendiri....rumah papi mami, mobilnya, harta
bendanya ditinggal begitu saja pada waktu Tuhan panggil....jadi bila semua itu
tidak kekal, untuk apa saya berlomba2 mengejarnya?
Meskipun saya tidak terlalu ngotot mencari uang, namun PUJI
TUHAN....dengan masa kerja saya yg baru aktif 9 bulan, Tuhan membuka pintu2
rejekinya dengan amat sangat luar biasa sehingga saya terheran heran....pada
waktu itulah saya membuktikan kata kata firman " berkat Tuhan yang
menjadikan kaya, susah payah tidak menambahi" (Amsal 10:22)
Beberapa orang merasa heran melihat saya dan abang serta adik
saya yang merasa begitu kehilangan orangtuanya, padahal banyak orang yang
ditinggal orangtuanya tidak sesedih dan sedepresi kami.
Jawabannya sederhana, tidak semua orang punya hubungan yang kuat dengan
orangtuanya, banyak yg tidak terlalu akrab dengan orangtuanya. Namun,
hubungan kasih kami dengan mami papi amat sangat kuat, kami benar benar
dicintai dan dikasihi oleh mami papi. Kami selalu menyempatkan diri kami pulang
di hari2 ulangtahun mami papi sebagai bentuk terimakasih kami pada mereka berdua...tanpa
didikan mereka berdua, kami hanyalah manusia yang sekedar bernafas...namun
karena didikan mereka, kami bukan hanya bernafas namun kami mampu melakukan
sesuatu yang baik pada orang lain.
Cerita ini saya ceritakan apa adanya, kejadian pada waktu
saya berbahasa roh dan melihat papi di sorga disaksikan hampir 200 an orang
yang memang sedang mengikuti prosesi pemakaman papi. Saya tidak menambahi atau
mengurangi cerita ini, biarlah pengalaman ini menjadi kekuatan bagi mereka yg
mebutuhkan dan menjadi saksi bagi mereka yang belum percaya