Sebelumnya,
Perkenalkan nama saya kian, saya lahir 14 november 1991 di desa rasi, kecamatan
ratahan, kabupaten. Minahasa tenggara Provinsi Sulawesi utara. Saya bergereja
di gereja masehi injili minahasa, tapi saya juga senang beribadah di gereja lain,
seperti tiberias, bethel, Bethany, mawar Sharon, Pentakosta, dll. Aku besar
dari keluarga sederhana, Kristen, tapi sekedar Kristen saja.
Pengalaman
ini saya alami waktu saya bener – bener dalam pergumulan menghadapi skripsi
saya, waktu itu jam 02.00 subuh, 2 September 2014, di kamar kost saya di kota
tomohon. Saya terbangun dari tidur dan
susah untuk tidur kembali. Waktu itu tiba – tiba saya berada di tengah hutan
yang penuh dengan kayu – kayu yang kering, yang siap untuk dibakar. Diatas kayu
– kayu itu ada beberapa anggur – anggur itu. setelah itu ada suara yang
menyuruhku untuk berbalik belakang, aku melihat ada gunung itu ada seperti
gumpalan – gumpalan awan yang jatuh dari langit, didorong lagi untuk cepat
mengambil gumpalan itu. Semuanya di kaos saya , tiba – tiba ada yang membuat
saya mengerti anggur itu darah Tuhan dan gumpalan putih itu tubuh Tuhan.
Harus ada
percepatan untuk kita sebagai penuai, sebelum ditebang dan dibakar. Masih diatas
gunugn itu, tiba – tiba langit seperti terkoyak, petir dan kilat sangat kuat ,
ketika saya melihat kearah bawah gunung, disitu aku saksikan sosok manusia
berpakaian Putih panjang berkilau dan sangat silau untuk dipandang lama. Dari Dia
terpancar sukacita, damai, dan sangat harum. Saat itu yang ada dipikiran saya
hanya keindahan yang sangat indah. Dari sosok Putih itu berkata :
“ Kian,
turunlah. “
Sampai 3
kali saya disuruh turun oleh cahaya itu. Saya turun dari gunung itu sambil
membungkuk tubuh saya karena tidak mampu melihat cahaya itu. Setibanya pas di
kaki Orang itu. Saya bertanya.
“ Anda
Siapa ? “
Jawabnya : “
Akulah yang sering kamu sembah siang dan Malam.”
Saat itu
saya langsung Yakin dia Yesus, saya tertunduk menangis, rasa tidak layak berada
dihadapan Tuhan. Saya mundur dan terus ingin melihat rupanya, tapi tetap tidak
bisa. Saya bertanya kembali.
Tuhan, aku
memiliki teman di FB yang sudah lama aku injili, aku mau tahu kepastiannya,
apakah dia akan diselamatkan?”
Saya merasakan
bahwa Tuhan kecewa dengan orang yang saya maksudkan.
Tuhan
berkata, “ Dia keras hati, Kian. Teman kamu tahu Akulah Tuhan yang bisa
menyelamatkan dia, tapi dia keras hati, dia takut dikucilkan. “
Saya merasa
puas dengan jawaban Tuhan karena saya berpikir tidak susah – susah untuk
menginjili orang yang seperti itu. Kemudian seperti Tuhan berbungkuk dan
memegang pundakku. Rasa hancur hati, rasa penuh dosa, rasa tidak layak
mengerumuniku. Aku menangis pada saat itu. Tapi Tuhan berkata,
“ Kian,
kamu anak-ku, kamu layak karena darah-ku sudah tercurah bagimu, aku mau
memperlihatkan kerajaan-ku kepada-mu, kian. “
Saya diajak
berdiri, dan kami berjalan seperti diterowongan, gelap, sangat gelap. Tapi
karena disebelah kananku ada Yesus, maka jalan itu bisa kelihatan karena terang
dari Yesus bisa menerangkan jalan itu. Dan benar saudaraku, Yesus adalah pelita
bagi setiap jalan kita, tanpa Yesus kita berjalan dalam kegelapan dan pasti
mudah untuk terjatuh.
Kami terus
berjalan di ujung jalan, Di ujung jalan saya melihat ada sebuah gerbang yang
sangat megah, megahnya tidak terkatakan. Di samping gerbang itu ada seorang
laki – laki yang memegang banyak kunci di tangan kiri dan kanannya. Aku teringat Alkitab berkata kalau yang
pegang kunci Sorga itu rasul Petrus . terus kami berjalan hingga tiba didepan
gerbang itu. Rasul Petrus berkata,
“ Untuk apa
kamu disini, ini bukan waktumu. Lihat, ( Rasul Petrus menunjuk arah sebelah
kiri saya, disitu ada layar besar dan aku melihat tubuhku sedang terbaring di
kamar kost saya ) ini bukan waktumu. “
Tiba – tiba
Tuhan berkata , “ hari ini kian, anak-ku mendapatkan kasih karunia daripada-ku ,
Aku akan memperlihatkan kerajaan-KU kepada-nya. “
Saat itu
juga Rasul Petrus membuka Gerbang besar itu. Gerbang Surga itu Terbuka, dan aku
menyaksikan keindahan luaaaar biaasa ( sangat rohani untuk dijelaskan ) aku
disambut di udara – udara yang harum dan penuh kedamaian, aku mendengar pujian
dimana – mana. Kami masuk, terus berjalan, sebelah kiri kananku ada sungai yang
terus mengalir , suara air sungai itu sangat mendamaikan hati. Ada juga
pantulan suara yang kesana kemari, suara itu berbunyi :
“ HALELUYA …..
HALELUYA …. HALELUYA … “ ADA JUGA BERKATA “ HOSANA … HOSANA …. HOSANA …. “
Terus aku
mendengar sepanjang perjalanan itu. Tiba
didepan pintu yang saya yakin tidak sembarangan orang bisa masuk didalamnya. Di
pinggir sebelah kiri dan kanan pintu itu ada beberapa laki – laki yang memakai
jubah putih berkilau.
Tuhan
mengajak saya masuk saya teringat penjelasan pendeta kalau surga ada beberapa
bagian. Selangkah oleh salah seorang yang pakai jubah disebelah kiri pintu itu,
ada berkata,
“ Kamu
tidak layak masuk ke RUANG MAHA KUDUS ALLAH. “
Kemudian Tuhan
berkata, “ Dia anak-ku, Hari ini aku akan memperlihatkan tempat-ku kepadanya.”
Seketika itu
juga tuan – tuan disamping kiri kanan pintu itu membungkukan badan seperti
mematuhi perintah Raja. Kami masuk di ruangan itu. Tepat sebelah Tahta yang
sangat mewah. Tahta itu ada sesosok yang tidak saya kenal namun bersayap, terang
dari tahta itu juga sangat silau, sehingga saya hanya bisa melihat bagian bawah
tahta itu, di bagian depan di tahta itu ada tulisan yang tidak saya pahami
secara jasmani tetapi mata rohani saya mengartikan bahwa itu artinya YESUS.
Aku dikasih
kesempatan untuk memuji Tuhan diruangan itu.spontan sekali saya bertepuk tangan
dan mulai berbahasa Roh. Selesai saya memuji, keempat sosok bersayap disudut
Tahta itu berkata,
“ Pujianmu
indah dan menyukakan tempat ini.”
Kemudian saya
bertanya kepada Tuhan, “ Tuhan, saat ini saya sedang berjuang meninggalkan dosa pesta
pora ( maksud saya tarian katreli yang sudah menjadi budaya minahasa disetiap
ada pesta pernikahan. ) Apakah itu benar – benar tidak boleh, ataukah Cuma pandangan
gereja kami membolehkan tarian seperti itu …. ?”
Tuhan
menjawab, “ Semua tergantung motivasi hati anakku. Ada yang menari karena
memang benar – benar bersyukur atas pernikahan itu. Tetapi banyak yang hati
mereka terikat pesta pora. “
Saya
menganggukan kepala dan Tuhan berkata lagi, “ Kita akan pergi melihat Neraka. “
Saya menolak
ajakan Tuhan, saya berkata, “ Tidak Tuhan, saya tidak mau ke Neraka, saya tahu
tempat itu mengerikan, menjijikan dan
sangat tidak mengenakkan. “
Jawabnya, “
Aku akan tetap bersama-MU, jangan takut, Mari kita pergi. !”
Kami berjalan
lagi melewati terowongan gelap, ujung jalan aku melihat ada Pintu kayu tua,
reot bau busuk, sangat jelek. Saya mulai tiba didepan Pintu. Pintu itu terbuka
pelan – pelan dan udara dari neraka itu
mulai keluar dan mulai tercium olehku. Udara Neraka itu menusuk setiap
bagian Tubuhku, seperti ditusuk – tusuk dengan paku, Udara nya saja sudah
sangat menyakitkan. Saya merangkak kesakitan, saya mengeluh ke Tuhan, dan Tuhan
tahu kalau saya sedang merasakan sakit luar biasa Tuhan berkata,
“ Cepat masuk anakku, kamu harus melihat ini, cepat, supaya kamu tidak lama – lama disiksa oleh udara Neraka ini. “
“ Cepat masuk anakku, kamu harus melihat ini, cepat, supaya kamu tidak lama – lama disiksa oleh udara Neraka ini. “
Kami berjalan
masuk, kami tiba disuatu tempat seperti perbatasan yang sepertinya saya
dilarang untuk terus berjalan. Di depan saya ada seperti pantai, luas, dan sangat
menyeramkan, tapi bukan air yang saya lihat hanya semacam lumpur, sangat luas,
Saya bertanya kepada Tuhan,
“ Apa yang
perlu saya lihat disini Tuhan?”
JawabNya, “
Coba lihat disana. “ ( sambil Tuhan menujuk kearah sebelah kiri. )
Aku sangat
terkejut , hatiku hancur, aku berontak melihat seorang ibu yang saya tahu masa hidupnya baik, rajin dalam hal
kerohanian. Saya berkata pada Tuhan,
“ Tuhan,
mengapa ibu itu bisa ada disini ( neraka )? Dia
orang baik, Dia rajin ke gereja, mengapa dia ada disini ?”
Tuhan berkata, “ Anakku, aku tidak melihat semua itu, aku melihat hatinya saat dia
melayaniku, kemurnian hati para pelayanku, harus murni, bukan karena tujuan
yang salah. “
Saya mendengar
ibu itu memanggil – manggil nama saya, “ Kian, Kian,
lihatlah kemari, tolong
sampaikan kepada anak – anakku, dan semua orang dibumi hiduplah dalam Tuhan,
ajaklah mereka beribadah, tempat ini sungguh nyata tempat ini sungguh
menyakitkan. Tolong bawa aku keluar dari sini !" Yesus Maafkan saya, saya ingin keluar dari sini ! “
Saya mulai menangis melihat penderitaan ibu itu, saya tidak
tahan melihat penderitaan ibu itu, saya berkata “ Tuhan, cukup, kita harus
pergi dari sini. “
Tuhan
menujuk sebelah kanan bawah lagi. “ Lihat itu. “
Disitu aku
melihat mama temanku, aku kaget, karena aku tahu ibu itu belum meninggal.
Aku bertanya
kepada Tuhan, “ Tuhan kenapa ibu itu di sini .. ? Dia kan belum meninggal ? “
Tuhan
melihat ibu itu sangat sedih, jalan putar – putar ditempat saja dengan memegang
tongkat .
Tuhan berkata :
Tuhan berkata :
“ Dia
memang masih hidup, kamu melihat dia hidup senang … ? seperti tidak berbeban … ?
inilah yang sesungguhnya, meskipun ibu itu kelihatan bahagia di dunia , tapi
jauh dalam lubuk hatinya, dia sangat tertekan, dia menderita, kalau dia tidak
bertobat minta ampun kepada-KU, nantinya dia akan disiksa ditempat ini.
Saya bertanya,
“ Apa salah ibu itu, Tuhan ?
Jawab-NYA
ibu itu tahu FIRMAN-KU dia tahu di luar iman kepada-KU tidak ada seorangpun
bisa diselamatkan. Dia merestui anaknya meninggalkan Aku, menikah dengan orang
yang tidak peraya kepada-KU. “
Aku berkata
lagi, “ Tuhan mengapa ibu itu yang menanggung dosa anaknya ?”
Tuhan
berkata : “ Ibu itu tidak melarang anaknya saat meninggalkan Aku, malahan dia merestui pernikahan anaknya
, jika ibu itu melarang, lantas anaknya tetap meninggalkan Aku, maka ibu itu
bebas dari tanggungan jiwa anaknya. “
Saya mengerti
dan saya berkata kepada Tuhan , " Ok Tuhan, cukup saya ingin pergi dari sini. "
Lalu Yesus memegang tangan-KU kami pergi keluar dari neraka, roh-ku melesat cepat tiba di kamar kost-KU. Roh-ku mulai memasuki tubuhku yang terbaring dikamar lalu aku terbangun.
Lalu Yesus memegang tangan-KU kami pergi keluar dari neraka, roh-ku melesat cepat tiba di kamar kost-KU. Roh-ku mulai memasuki tubuhku yang terbaring dikamar lalu aku terbangun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar