BAGIAN DEPAN
Seorang lelaki bertemu kematian dan KeKuasaan yang tak Terduga. Gambaran seorang lelaki di pintu kegelapan dan cahaya, yang menyinari seluruhnya.
Dipublikasikan oleh: Rescuehouse
Seorang lelaki bertemu kematian dan KeKuasaan yang tak Terduga. Gambaran seorang lelaki di pintu kegelapan dan cahaya, yang menyinari seluruhnya.
Dipublikasikan oleh: Rescuehouse
BAGIAN BELAKANG
“Apa yang terjadi pada kita sewaktu kita mati?”
“Sekelumit sebuah kekekalan”adalah peristiwa luar biasa
kematian seseorang dan dunia dibalik itu. Disengati lima ubur-ubur
laut beracun sementara menyelam di pulau Mauritus, Ian lalu mati di RS antara
15-20 menit.Selagi mati ia melihati Neraka dan Surga dan kembali kedunia
menceritakan pengalaman tersebut! Mati adalah sebuah permulaan kehidupan baru
yang benar baginya. ceritanya mentransformasikan kehidupan ini pada pertanyaan
mendalam yang sering kita pertanyakan.
PENDAHULUAN OLEH Dr KENT
BAGIAN SATU –O.E. BESAR
Ada jalan
yang disangka orang lurus,
Tetapi
ujungnya menuju maut.
Amsal 14:12 (Alkitab
Terjemahan Baru)
Pada 1980
saat usiaku 24 tahun saya keluar berpengalaman untuk suatu perubahan. Saya
lahir dan dibesarkan di New Zealand. Orang tua- ku baik, dan stabil.
Keduanya guru, dan karenanya kami sering berpindah-pindah kota, direlokasi
ke beberapa daerah. Saya mempunyai dua kesempatan dan bersama-bersama kami
menikmati banyak hal yang dipergunakan anak-anak di New Zealand sebagai
kesempatan, seperti liburan panas di pantai. Dari usia mudah saya senang akan
laut.
Saya
menyelesaikan gelar universitas di bidang agrikultur pada Lincoln Universitas
dan bekerja dua tahu sebagai konsultan pada New Zealand Dairy Board. Saya suka
beternak. Seorang pencinta alam, dan berhasil dalam pekerjaan alami. Kebanyakan
akhir pekan dihabiskan dengan menyelam, selancar, berkemah, dan ber aneka
olahraga.
Sekali ada
duit saya langsung merencanakan perjalanan keluar negeri. di New Zealand sebuah
fenomena kelompok anak muda yang bepergian keluar negeri sebelum ber-karir.
Itulah Fenomena‘The Big O.E.’ pada tahun 1980, sahabatku dan saya memutuskan
menjual posesi dunia kami dan keluar bersafari dan selancar, suatu liburan
“panas tak berakhir”.
Maka
pergilah kami dengan papan selancar dibawah lengan kami. Awalnya Kami berangkat
ke Sidney, dan menyelam dari satu tempat dan terus hingga ke Penyelaman
Firdaus di timur Australia. Kami bepergian dan tinggal di akomodasi
termurah yang kami temukan, sementara menghabiskan hari-hari kami dengan
menangkap gelombang di Dee Why, Fosters, Lennox Heads, Byron Bay dan
Burleigh Heads.
Kami
putuskan untuk mencari tumpangan kendaraan dan pergi ke Darwin, suatu
pengalaman liar yang dapat kukatakan.
Kami terus
berangkat ke Bali di Indonesia, kami berselancar di Kuta Reef, dan di Uluwatu,
reef-nya sangat mengagumkan. Kami juga mengunjungi beberapa kuil Hindu &
Budda sebelum berlanjut ke daerah Jawa.
Sementara
berkeliling orang-orang disana bertanya jikalau kami orang Kristen, karena
berkulit putih. Pertanyaan mereka menerpaku karena saya dibesarkan dalam
keluarga Kristen, tetapi tak yakin jika menyebut diri ku Kristen.
Usia 14
tahun sidi di Gereja Anglican. saya pernah berdoa sewaktu kecil di Sekolah
Minggu dan kumpulan pemuda, Namun belum pernah mempunyai pengalaman hubungan
pribadi dengan Allah.
Saya
teringat saat keluar Gereja selesai sidi seperti illusi. Tak ada yang baru.
Maka saya bertanya pada ibuku jika Allah pernah berbicara dengannya secara
pribadi. Ibu menoleh padaku dan menjawab, “Allah benar berbicara dan Dia
nyata”. Ibu bercerita bagaimana dia menangis pada Allah saat tragedi dan
Allah menjawabnya. Saya bertanya mengapa Allah tidak berbicara denganku.
Dia membalas, “Kadang tragedi membuat kita merendahkan diri. Manusia pada
dasarnya suka akan kebanggaan”. Saya menimpal “saya bukan orang semacam
itu, saya tidak bangga”. Tetapi ada rasa bangga, saat saya me-refleksikan.
Ibu berkata,
“Saya tak akan memaksa mu ke Gereja. Tetapi ingat satu hal. Apapun yang kau lakukan
dalam hidup, kemanapun kau pergi, berapa jauhnya kau pikir telah jauh dari
Allah, Ingat hal ini; jika engkau dalam kesulitan dan menemui persoalan,
menangislah dengan hatimu pada Allah, dan Dia akan mendengar mu. Dia sungguh
akan mendengar mu dan mengampuni-mu.”Saya ingat kata-kata itu. Perkataan itu
terjerat dalam ingatan-ku. Tetapi saya putuskan daripada menjadi seorang
hipokrat saya tak akan kembali ke Gereja karena sungguh tak pernah
berpengalaman dengan Allah.Hal itu bagiku hanyalah Agama.
Dengan
temanku kami bepergian ke Jawa, Singapur, Pulau Tiomen dan Malaysia. Kami
memutuskan berangkat dengan kapal ferry ke Madras, India, sementara
saya berangkat ke Kolombo, Sri Lanka dengan seorang wanita
belanda yang ku temui.
Sejak
disana, saya berselancar di teluk Arugum. Setelah sebulan dengan ombak yang
indah disana ijin tinggalku telah habis sebab itu saya kembali ke Kolombo.
Saya
berteman dengan orang Tamil yang membawahku ke kuil Hindu di kotanya kemudian kotatersembunyi
Katragarma. Saat berada pada kota ini saya mendapat pengalaman
supernatural pertama. Saya melihat pada dewa-dewa dan melihat bibir-bibirnya
bergerak. Itulah pengalaman diluar zona kenyamananku dan seketika itu juga saya
ingin keluar.
Dengan
pendampingku saya melihat orang mempersembahkan makanan pada patung gajah
dirumahnya dewa Garnesh. Kadang memakaikan baju, hari lainnya mereka
memandikannya dengan susu atau air. Bagiku sangat aneh bahwa orang percaya dewa
yang adalah batu buatan sebagai allah, yang tentu saja dibuat oleh tangan mereka
sendiri.
Suatu hari
memandang patung batu ini saya merasa suatu kehadiran kuasa iblis padanya dan
merasa ter-intimidasi. Lalu dalam ingatan muncul kalimat, “Jangan ada padamu
allah lain dihadapan-Ku dan janganlah sujud menyembah pada gambaran apapun ataupun
dewa.” Segera saya sadari satu dari sepuluh hukum dan mulai merefleksikan
kalimat ini yang pernah dengar sewaktu di Sekolah Minggu.
Perjalananku
mencari ‘arti kehidupan. Kadang menjadikanku ateis di kesempatan lain seorang ‘pemikir
bebas’. Yang mau menikmati semua yang diberikan hidup ini.Tahun-tahun itu saya
tak pernah memakai arloji …hidup di zona ketidak batasan waktu terbit &
terbenamnya matahari.
Saat kembali
ke teluk Arugam Saya mendapat posisi pekerjaan pada pelayaran laut 96-kaki
disebut disebut “ Constellation”. Kami berlayar keluar Sri Lanka di
tengah malam menuju Afrika. Dua puluh enam hari kemudian kami tiba dipelabuhan Port
Louis pada kepulauan Firdaus Mauritius.
Saya berada
di teluk Tamarin hidup diantara para nelayan dan selancar lainnya. Mereka
menerimaku dalam kehidupan mereka dan mengajariku menyelam pada malam hari
disisi luar Reef. Menyelam pada malam merupakan pengalaman indah. Udang laut
keluar pada malam hari dan anda dapat menyilaukan mereka dengan lampu penyelam
dan menangkap mereka. Ikan-ikan tidur pada malam dan anda hanya memutuskan mana
yang hendak diambil untuk makan malam .
Hatiku jatuh
pada teluk Tamarin dengan cepat saya kehabisan uang. Sehingga pergi ke Afrika
selatan disana kutemukan pekerjaan mengajari selancar angin dan ski air.Yang
mengangumkan mereka membayarku mengajari semua ini! Dan berselancar di
teluk Jeffrey dan Eland dan mengunjungi beberapa kebun binatang termasyur
didunia.
Keinginan
hatiku ialah melewati jalan darat di Afrika dan ke Eropa Namun rencanaku sungguh
berubah ketika mendengar bahwa adik ku lelaki akan segera menikah di New
Zealand. Saya ingin berada di pernikahannya jadi kuputuskan kembali ke New
Zealand melewati kepulauan Mauritius, dan Australia.
Sewaktu tiba
di kepulauan Mauritius saya menemukan tempat selancar indah di sebut
St Leu dimana ombak-ombaknya sangat besar. Ini terjadi pada Maret 1982 saya
telah bepergian selama dua tahun, sering tidur di tenda ditepi pantai dan hidup
seperti orang aneh.
BAGIAN DUA –UBUR-UBUR LAUT BERKOTAK
Mata-Mu melihat
selagi aku bakal anak,
Dan dalam
Kitab-Mu semuanya tertulis
Hari-hari
yang akan dibentuk, Sebelum ada satupun daripadanya.
-Mazmur
139:16 (Alkitab Terjemahan Baru)
Kembali di
Mauritius untuk beberapa minggu, dan menyewa rumah serta menikmati selancar dan
menyelam. Saya bertemu dengan seorang teman pribumi yang mengundangku menyelam.
Kira-kira seminggu sebelum kembali ke New Zealand, mereka memintaku
menyelam pada malam hari. Saya berjalan ke beranda dan melihat badai yang besar
sedang melanda laut. Saya menoleh pada temanku dan berkata” Apa kau yakin?
Sudahkah kau melihat badai?” saya kuatir badai akan membawa gelombang
ke permukaan reef yang dapat membahayakan. Tetapi Simon membalas “tak apa-apa,
kita dekat ke pantai reef yang indah dan bagus untuk menyelam malam hari, kau
akan kagum betapa indahnya.”
Pada
akhirnya ia membuat saya ikut. Sekitar jam 11 malam. Kupakai semua
perlengkapan, masuk dalam perahu dan berangkat. Kami berdayung kearah teluk dan
sekitar setengah mill dari pulau. Kami berada dibagian tengah Laguna, dan
menyelam dibagian luar dari reef, yang tebingnya sangat curam dan dalam tak
terbatas.
Kami
menyelam kedalam. Saya naik kearah Reef dan kedua temanku turun melalui
reef. Biasanya kami bersama namun karena alasan lain kami terpisah. Saya mencari
udang laut saat melihat hal aneh dalam laut terlihat seperti cumi-cumi. Karena
tertarik, Saya berenang mendekatinya dan menyentuh dengan tanganku dan
memegangnya. Saya memakai sarung tangan dan benda itu melebur dalam
tanganku seperti ubur-ubur. Kulihat terapung lalu pergi, sangat menarik,
ubur-ubur aneh. Muncul dengan kepala seperti cumi-cumi, tetapi itu bentuk
kotaknya dan seperti mempunyai jari-jari. transparan. tak pernah kulihat
seperti demikian sebelumnya, tetapi saya berbalik dan melanjutkan mencari udang
laut.
Dengan
senter di reef, saya mencari udang, dan sesuatu menyengatku. Saya berputar
melihat apakah itu. Saya memakai baju selam lengan pendek, dan bagian lengan
itulah yang tak tertutup dengan baju penyelamku. Sesuatu telah lewat dan menyengatku
dan meninggalkan shock padaku. Seperti berdiri di kandang sapi yang
basah lantainya dengan tak bersepatu, telanjang kaki, dan mengangkat tangan
kearah kotak listrik. Ketegangan Luarbiasa. Saya menarik darinya, dan mencoba
mencari tahu apa dan dimana dengan lampu senter anti air, tetapi tak dapat
melihat apa yang menerpaku.
Mungkin
sesuatu telah menggigitku, atau saya mencederaiku sendiri pada reef. Kupastikan
lenganku jika berdarah, tetapi tidak. hanya kesakitan yang sangat. Saya
mengusapnya, yang seharusnya tak boleh kulakukan. Sekarang sakitnya berkurang
sehingga tak kuperdulikan dan berpikir, “Saya akan mendapat udang dan kembali
menanyakan pada lelaki yang di perahu apa yang menyengatku”. Saya tidak marah
Sebagai penyelam, Seharusnya tidak pernah marah.
Saya pergi
mencari udang. Menyelam lagi dan melihat ubur-ubur yang telah kulihat
beberapa menit lalu. Keduanya sedang menuju kearahku. Dengan samping mataku
dapat kulihat menempel pada lenganku. Saat menyengatku, pengalaman sama seperti
arus listrik menerpaku. seperti memukulku dengan pentung dalam air. Tiba-tiba
kusadari apa yang menyengatku!
Saya tahu
dari pengalamanku bahwa beberapa ubur-ubur laut beracun. Sewaktu kanak-kanak
sering saya merasa demam karena reaksi allergi jika disengat lebah maka kaki
akan membengkak seperti balon. sekarang Saya merasa sangat kuatir karena
disengat ubur-ubur pada dua tempat yang berbeda. Saya berenang kepermukaan air
dan mencari perahu. Saya Hanya bisa berenang kearah reef. Kutaruh lengan
dibelakangku dan membawahnya keluar dari air. Tak mau disengat lagi. Saat
berenang saya merasa sesuatu tergelincir dibelakangku dan merasa shock
berikutnya pada lenganku. Dan melihat ubur-ubur ini terlepas. Saya di sengat
yang ketiga kalinya!
Dengan lampu
senter kusorot keair dan mataku kearah reef supaya cahaya menyetop ubur-ubur
ini. Saya berpikir, “jika salah satunya menyengat wajahku, maka saya tak akan
pernah kembali ke perahu”. Jadi saya menaruh lampu senter pada wajahku dan
berenang. Kembali diperahu saya bertanya pada lelaki pribumi dalam bahasa
perancisku yang terbaik, jika dia tahu ubur-ubur itu. Dia tak tahu karena bukan
penyelam, menggeleng kepala dan menunjuk pada Simon yang berada di air.
sehingga saya terjun kembali dan berenang mendapatkannya.
Saya dapat
melihatnya dikedalaman, jadi kusoroti lampu senterku kearahnya menarik
perhatiannya. Dia berenang kepermukaan air, saya katakan padanya “saya mau
keluar”. Dan berenang kembali kearah perahu dan persis didepan wajahku
ubur-ubur laut ini menghadangku lagi. Saya harus memilih, diwajahku, atau
lenganku? Jadi kuangkat tanganku setelah disengat pada lenganku. Kudorong
ubur-ubur ini menjauh dan berenang kearah reef.
Pada kedalaman
dua kaki di reef. Saya berdiri dan memandang lenganku, yang telah
membengkak dengan kulit melepuh seperti bengkak terbakar. atau lenganku
terbakar di tungku panas, persis dimana tersengat.
Saat itu
temanku Simon berjalan di reef kearahku. Masih dalam segala perlengkapan dan
bahkan tidak disentuh oleh ubur-ubur laut. Dia melihat lenganku, kemudian
memandangku. Dia bertanya, “Berapa banyak? Berapa kali kau disengat?” saya
menjawab, “Empat kali.” Dia berkata, “tak bisa dilihat? Seperti
transparan?”saya menjawab,“Ya, tak terlihat .” Simon menundukkan kepala
dan mengumpat. Dia berkata “satu sengatan dan kau musnah, hanya satu!” Dia
menyoroti wajahku dengan lampu senter dan dapat melihat keseriusan yang
tertulis diwajahku. Saya katakan “Jadi, apa yang harus kuperbuat dengan empat
sengatan pada lenganku?”
Simon panik,
dan sayapun panik karena dia telah menyelam selama lebih dari 20 tahun dan tahu
pasti mengenai ubur-ubur ini. “Kau harus ke RS.” Dia katakan, “Allez,
allez, vitement.” RS pusat 15 – 20 mill jauhnya, dan ditengah malam dan
berada setengah mill jauhnya di reef. Saya dapat mendengarnya berkata ‘ayo’
tetapi saya merasa kaku berdiri. Dia sedang berusaha membawaku ke perahu. Saat
dia menarikku di air saya sadar bahwa lengan kanan mati dan tak bisa diangkat
keluar dari air. Dan saat itupun saya tersengat yang kelima kalinya..
Dalam hati
saya berpikir, “Apa yang telah kuperbuat sehingga terjadi begini?” Kemudian
muncul dosa-dosaku. Saya tahu segera apa yang salah. Ada banyak yang telah
kuperbuat sebab itu saya layak akan hal ini. Kau tak dapat berlari dari
kesalahan.
Kedua
temanku mengangkat perahu denganku didalamnya dan menyeberang reef. Yang
membuat bocor bagian bawahnya. Perahu kayu, adalah kehidupan mereka, pasti
hal ini sangat serius. Mereka mengangkat perahu kearah Laguna dan berenang,
mencoba mendorong perahu supaya tetap bergerak. Saya berkata, “Ikutlah saya!”
Mereka menjawab “Tidak, terlalu berat, bawahlah anak muda itu denganmu
kepantai”. Jadi anak mudah ini mendorong perahu dengan sebuah kayu.
Saya dapat
merasa racun itu melalui aliran darah dan menekan pada sesuatu dibawah
lenganku. Urat utama pada tubuh terkena racun tersebut. Kesakitan menanjak
dan membuatku sulit bernapas. Sebelah kanan paru-paru tertekan oleh baju selam
jadi dengan lengan kiri harus kubuka bajuku, merobek dan kemudian memakai
celanaku sementara masih dapat bergerak. Lalu terduduk dengan Mulut yang
mengering. Dapat kurasakan racun itu bergerak dalam tubuhku. kurasakan
sakit pada bagian belakang seperti seseorang memukul lambungku. Kucoba
untuk tidak bergerak, dan menjadi panik. Saat tengah dalam perjalanan kearah
pantai kurasakan racun itu beredar bersama aliran darahku.
Tak tahu
arah mana aliran darahku bergerak hingga malam itu, tapi aku mau katakan, saya
sangat tertarik kearah mana sirkulasi darahku mengalir! Racun itu telah
mematihkan kaki kananku, dan saya tahu bahwa jika racun itu turun kekaki dan
kemudian naik ke jantung atau otakku, maka saya pasti mati. Sewaktu tiba
dipantai, pandanganku kabur. Sangat sulit untuk memfokus. Sewaktu tiba
anak lelaki yang bersamaku berkata, “Ayo, Mari kita pergi.” Saya berdiri
hendak keluar dari perahu tetapi kaki kananku tak bisa digerakkan. Dan
membuat saya terjatuh diatas udang-udang, kedalam dasar perahu. Anak lelaki
yang bersamaku terkejut dan melompat kebelakang, kemudian dia menarik lenganku
dan melilit pada lehernya.Kutaruh tanganku pada lehernya, dan memegang sebelah
tanganku yang mati. Aku dibawah keluar dari perahu dan ke pantai yang
berpasir. Kemudian membawahku ke jalan.
Waktu telah
tengah malam. Tempat tersebut jauh- tak ada mobil, tak ada apa-apa. Saya
bergantung pada lelaki ini dan berpikir bagaimana dapat pergi ke Rumah Sakit di
tengah malam. Kaki kananku sangat lemah dan membuatku terduduk di jalan
beraspal. Lelaki ini mencoba menolongku tetapi akhirnya menunjuk laut, dan
berkata, “Kakakku masih dilaut, saya harus pergi dan membawah mereka”. Saya
katakan, “Tidak kau harus berada disini dan menolongku.” Tetapi dia tetap
pergi.
BAGIAN TIGA – KEKUATAN MENGHALAU COBAAN
KETIKA SEMANGATKU LEMAH LESU DIDALAM DIRIKU
Engkaulah
yang mengetahui jalanku
Di jalan
yang harus kutempuh
Dengan
sembunyi mereka memasang jerat bagiku
Pandanglah
kekanan dan lihatlah;
Tidak ada
seorangpun yang menghiraukan aku
Tempat
pelarian bagiku telah hilang
Tidak ada
seorangpun yang mencari aku
Mazmur
142:4,5
(Alkitab
Terjemahan Baru)
Saya duduk
dalam segala keletihan yang mengerubutiku dan terbaring dijalan memandangi
bintang-bintang dilangit. Hendak menutup mataku dan tidur, saat kudengar suara
yang berkata, Ia katakan “Ian, jika engkau menutup mata maka engkau tak akan
pernah bangun lagi”. Mataku kubuka lebar-lebar, “Apa yang kulakukan? Saya
tak bisa tidur disini, saya perlu ke RS, dan perlu mendapat suntikan anti-toksin,
serta memerlukan bantuan. Jika tidur disini saya tak akan bangun lagi.”
Maka saya
berusaha berdiri. Dan tertatih-tatih berjalan dan menemukan beberapa mobil
disamping sebuah restoran, yang tidak kuketahui, ada disana. saya mohon kepada
orang yang berada di mobil untuk membawaku ke RS. Dia memandangku dan berkata
"Berapa kau akan membayar kami?" Hal ini sangat lumrah di Asia. Ada
uang, dapat pergi, tak ada uang tak dapat pergi kemana-mana. Saya
katakan,"tak ada uang " saya berbicara kepada diri sendiri. kusadari
kebodohanku. Seharusnya tidak kukatakan hal itu. Saya dapat menipu mereka,
tetapi tidak kulakukan, Sebaliknya kukatakan yang sebenarnya. Sungguh tak
berduit. Dan ketiga pengemudi itu hanya tertawa, "kau mabuk, kau
gila". Mereka berbalik, menyalakan rokoknya dan berjalan pergi
meninggalkanku.
Kemudian
kudengar suara “Ian, bersiapkah engkau memohon atas hidup ini?" kuyakin
dapat. Dan bahkan tahu bagaimana melakukannya. Telah lama Saya hidup
di Afrika selatan. Dan kuperhatikan orang kulit hitam mengangkat tangan
dan menundukkan kepala kepada orang kulit putih dan berkata, “Iya boss, Iya
tuan.” Telah kulihat, dan sangat mudah bagiku berlutut karena kaki kananku
sudah tak berfungsi, dan kaki kiriku bergetar. Saya bersandar pada mobil dan
tersungkur dengan lututku lalu mengangkat tanganku. Dengan kepala tertunduk
pada mereka dan memohon hidup ini. Saya hampir menangis, karena kutahu
jika tak berada di RS secepatnya maka saya akan mati. Jika orang-orang ini
tidak berbelas hati dan memiliki kasih dalam hatinya bagiku, dan tidak kasihan
padaku, maka saya pasti mati dihadapan mereka.
Saya memohon
dan merengek pada mereka atas hidupku. Dengan kepala menunduk dapat
kuperhatikan kaki mereka. Dua orang dari mereka berjalan lewat, tetapi kulihat
seorang muda berjalan mondar-mandir. Kelihatannya untuk beberapa saat, kemudian datang
dan mengangkatku. Dia tak berbicara tetapi menolongku, menaruh dalam mobilnya
dan pergi. Setengah perjalanan ke RS dia berubah pendapat. Dan bertanya
"Orang kulit putih di hotel mana kau tinggal?” kujawab bukan Hotel
namun di Tamarin Bay. Dia mengira ku menipunya dan marah karena tak ada
uang dariku.
“bagaimana aku dapat duit?” dia kesal. Kujawab "akan kuberi
semua uang yang kumiliki!" Saat hidupmu dalam musibah. Uang bukan apa-apa.
Akan kuberikan uang yang kau mintah asal bawah aku ke RS. akan kuberikan
semuanya." Namun dia tak mempercayaiku.
Dia
membawahku ke hotel turis. Dia katakan"aku turunkan kau disini, engkau
takkan kubawah". “Jangan!” saya merengek, “tolonglah antarkan saya, saya
sekarat ". dia hanya menoleh, membuka sabuk pengamanku dan membuka
pintu. "Keluar!” dia berteriak. saya membalas."saya tak
dapat keluar, saya tak dapat bergerak" Jadi dia mendorongku keluar.
Kedua kakiku
terhimpit pada pintu mobil membuat dia mengangkatnya dan melempar keluar,
menutup pintu dan pergi. Saya terbaring disana, dan berpikir, “Dunia ini
berbauh busuk. Telah kulihat kematian, dendam, kekacauan; Dunia ini neraka,
tempat ini neraka dunia. kotor, kita hidup di dunia keji.” Saya berbaring
disana dan menyerah.
kupikir, “Apa untungnya ke RS? Jika nasib telah tiba,
saya mati.”
Kemudian
muncul kakek dalam pikiranku. Dia telah berada di perang dunia pertama dan
kedua. Dan berada di Gallipoli saat berperang di Mesir melawan Rommel. Saya
mengingat semua ini dan membayangkan bagaimana kakekku dapat bertahan dalam dua
perang dunia dan disini cucu lelakinya menyerah pada hidup karena lima
ubur-ubur beracun yang menyengatnya! kupikir “saya akan bertahan sampai napas
terakhir, jangan menyerah Ian!” dengan satu lenganku yang berfungsi saya
merangkak kedepan pintu masuk Hotel.Beberapa lampu yang masih menyalah. Penjaga
keamanan dengan lampu sorotnya melihatku yang sedang merangkak diatas tanah
kearah pintu masuk.
Seorang
berlari menghampiriku. Kupandang wajahnya dia teman seminum denganku.
Seorang Hitam berbadan besar Daniel namanya, dia besar dan baik. Dia datang
padaku dan bertanya, "Ada apa denganmu, kau mabuk, kau dilempari batu, ada
apa denganmu?” kuangkat kaosku dan memperlihatkan lenganku agar dia dapat
melihat semua sengatan dan bengkak di lenganku. Dia mengangkatku
dilenganya dan berlari.
Kurasakan
seperti seorang malaikat besar mengangkatku. Dia berlari masuk, melewati kolam
renang dan menaruhku pada kursi. Sekitar tiga meter orang china pemilik hotel
sedang bermain mahjong dan minum.Semua turis telah tidur, Bar sudah tertutup
dan mereka ini berjudi.
Daniel
menaruhku dan menghilang dalam kegelapan. Aku mengira-ngira kemana
perginya tetapi kusadari bahwa orang hitam tak bisa berbicara kepada orang
china di Negara ini hanya jika ia diminta berbicara. Saya mau berkomunikasi
dengan orang china ini. Jadi kuangkat kasoku dan menunjukan sengatan dan
bengkak pada lenganku. Saya katakan, “saya perlu pergi ke ‘Quartre Bonne’ RS
segera, saya disengat oleh lima ubur-ubur laut.” Saya bahkan menggunakan bahasa
chinaku. Satu dari mereka berdiri dan berkata “Oh orang putih, heroin tak baik
bagimu, hanya orang tualah yang menggunakan Opium.” Dia mengira saya
memakai obat-obatan terlarang karena saya menunjukan lenganku yang terlihat
seperti suntikan dari kejauhan.
Saya menjadi
sangat frustrasi dengan semua ini. Saya duduk dan mencoba menenangkan
diriku, karena jika saya bergerak banyak maka racun itupun akan bergerak lebih
cepat. Tetapi seluruh tubuhku, dan urat-uratku mulai melilit dan sakit. Saya
kesakitan dan merontah-rontah dikursiku setiap kali kesakitan itu bereaksi pada
urat-uratku. Ketiga orang cina itu datang dan berusaha menahanku. Namun
tak dapat menahanku.
Setiap
kesakitan itu berlalu rasa dingin yang sangat luar biasa mulai menusuk
tulang-tulangku. Dapat kulihat kegelapan itu mulai merangkak diantara
tulang-tulangku. Seperti kematian itu mulai merangkak mendekatiku. Saya
tahu tubuhku sekarat, tubuh ini. Sangat dingin. Mereka menutupiku dengan
selimut dan menjagaku agar tetap hangat., Saya mencoba agar selimut itu tetap,
tetapi tubuhku gemetaran, “bawah saya ke Rumah Sakit.” Salah satu orang
menaruh tangan pada bahuku dan berkata, “Tidak, kita tunggu Ambulans.” Saya
berpikir, “Tak mungkin akan kucapai RS.” Sesaat kemudian Ambulans tiba dan tak
tahu darimana muncul juga Daniel. Mereka mengangkatku dengan lengannya. Saya
sadar bahwa Daniel telah pergi ke bagian telepon dan menelepon RS.
Ambulans
tiba. Dengan sirenenya dan dan lampu yang berkelap-kelip dan kemudian parkir
ditempat parkir, lalu memutar didepan Hotel , dan pergi lagi. Sopir
Ambulans orang berkulit hitam, jadi sewaktu tidak ada orang didepan Hotel cina
ini pengemudi ambulans mengira ia telah menerimah instruksi yang salah.
Beberapa
jarak kearah pintu utama Hotel, dapat kulihat Ambulans menghilang dibalik
tikungan. Kucoba memanggil tetapi mulutku sangat kering dan tak kedengaran.
Daniel melihatnya dan langsung bersuit jari di mulut memanggil Ambulans. Suara
suitannya sangat keras menembus dinding dan kejalan. Pengemudi Ambulans
mendengarnya dan segera menginjak rem lalu mundur. Mobil Ambulans adalah
sebuah mobil tua Renault 4 dengan 4 kursi yang dikeluarkan dan tandu pengangkat
orang sakit ditempatkan.
Saya tak
kuatir. Saya bahkan tak perduli apa yang membuatku disana. Sopir
tidak keluar dari mobil Ambulans. Dia menoleh, membuka pintu Daniel
mengangkatku dan menaruh kedalam tandu. Tak ada sapaan,“Apa kabar
,Bagaimana ibumu, mau selimut, ada apa denganmu?” Dia hanya mengemudi segera
dia menginjak gas lalu kami pergi. Kucoba tidak menutup mata, dan harus
terjaga hingga mendapat suntikan anti-toksins. Jika masih tetap hidup hingga
tiba di RS.
BAGIAN EMPAT – DOA BAPA KAMI
Bapa kami
yang di Surga
Dikuduskan-lah
kiranya NamaMu
Datang-lah
Kerajaan-Mu
Jadilah
Kehendak-Mu
Di bumi
seperti di Surga
Berikan-lah
kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
Dan
ampunilah kami dari segala kesalahan kami
Sebagaimana
kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami
Dan jangan-lah
membawah kami kedalam pencobaan
Tetapi
lepaskan-lah kami dari pada yang jahat
Karena
Engkau-lah yang empunya Kerajaan
Dan Kuasa
dan Kemuliaan
Sampai
selama-lamanya
Amin
(diangkati
dari Matius 6;9-13)
Kami dalam
perjalanan ke RS dan mobil mulai menanjak. kakiku terangkat keatas Karena
posisiku dalam mobil dan kurasakan racun yang berada dalam aliran darah sedang
menuju kearah otak. Saya melihat gambaran anak kecil disalju, kemudian
melihat seorang remaja laki-laki dengan berambut putih seperti salju. kulihat
gambar itu dan berpikir, “Wah anak itu berambut putih,” tetapi tiba-tiba
kulihat diriku sendiri pada anak itu, saya telah melihat hidupku. Pengalaman
yang menakutkan, melihat hidupku sendiri seperti menonton video, semua ini
terjadi jelas dihadapan mataku. saya berpikir, “telah kudengar tentang hal ini,
dan telah kubaca tentang hal ini. Kehidupan orang sebelum ia mati diperlihatkan
sebelum ajalnya.”
kukatakan
pada diriku, “Saya terlalu muda untuk mati, mengapa pergi menyelam? Sangat
bodoh, seharusnya tinggal dirumah.”Pikiranku menerawang. Saya sedang bergelut
dengan kematian. Kudengar detak jantung dan menunggu apa yang terjadi denganku
jika mati? Apakah ada sesuatu disana setelah kematian? Kemanakah saya akan
pergi saat mati?
Lalu kulihat
ibuku. Mengatakan pesan yang ia sampaikan dahulu; “Ian, tak perduli berapa
jauhnya engkau dari Allah, atau kesalahan apapun yang telah kau perbuat, jika
kau menangis pada Allah dari dalam hatimu, Maka Ia akan mendengarmu dan akan
mengampuni-mu.”
Dalam hatiku
berpikir, “Apakah kupercaya bahwa Allah ada? Apakah saya akan berdoa?” Saya
hampir menjadi ateis. Tak percaya siapapun. Namun, Diperhadapkan pada
ibuku. Saat kembali di New Zealand saya berbicara dengan ibuku. Dia
katakan tak bisa tidur dan bangun beberapa kali pada pagi saat kecelakaan.
Allah telah menunjukannya sebagai bagian hidupku dan berkata,”Anakmu tertua Ian
hampir mati. Berdoa-lah baginya sekarang.” Maka ibuku mulai berdoa bagiku
pagi itu.
Tentu doanya
tak akan menyelamatkanku, atau membawahku ke Surga, Tetapi saya tahu bahwa saya
perlu berdoa. Tak tahu bagaimana berdoa dan pada siapa. allah yang mana harus
kupohon? Buddha, Kali, Shiva?Ada ribuan diantaranya. Namun tak pernah kulihat
Buddha, Krishna, beberapa allah lain atau yang kelihatan, yang kulihat ibuku,
dan ibuku mengikuti Yesus Kristus. Kupikir, “Sudah bertahun-tahun tak pernah
berdoa, Apa yang akan kudoakan? Bagaimanakah mengucapkannya sekarang? Doa
yang bagaimanakah yang disebut sebelum mati?”
Kemudian
saya teringat sewaktu kecil ibu mengajariku ‘Doa Agung’. “Bapa kami yang
di Surga, Dikuduskan-lah kiranya Nama-Mu, datang-lah Kerajaan-Mu, Jadi-lah
Kehendak-Mu dibumi seperti di Surga....” Itulah yang akan kusebutkan,
hanya itulah yang kuketahui. Saya mulai mengucapkannya, tetapi tak dapat
mengingatnya. Rasanya seperti racun itu telah sampai dikepalaku dan menyetopku
untuk berdoa. Menutup semua jalan pikiranku. Sangat menakutkan. Saya selalu
berharap pada akal pikiranku dan intektualku tiba-tiba sekarang mati dalam
diriku. Kekosongan mental. Kosong.
Sambil
berbaring saya teringat pesan ibu,jangan berdoa dari kepalamu, berdoa-lah
dari dalam hatimu. Sebab itu,saya berdoa “Ya Allah saya tak tahu dimana Doa
Agung, Saya mau mengucapkannya, tolong-lah saya”. Sewaktu saya katakan, Doa
Agung ini muncul dari dalam hatiku, dari Rohku. Dan ku-ucapkan, “Ampunilah
dosa kami.” kulanjutkan “Ya Allah, Kumohon Ampuni dosa-dosaku, Namun
banyak kesalahanku. sangat banyak,naluriku mengatakan mereka salah. Jika Engkau
sanggup, tak tahu bagaimana Engkau melakukan-nya-saya tak tahu-Tolong-lah
ampunkan dosa-dosaku”.Dan saya bersungguh-sungguh. Saya mau kesalahanku
dihapus,dan memulai lagi.“Ya Allah ampunilah saya.”
Sewaktu
berdoa, kudapati bagian doa lain. “Ampunilah mereka yang telah berdosa
kepadamu.” Saya mengerti bahwa saya harus mengampuni mereka yang telah
menyakitiku. kupikir, “Saya tak menahan amarah. Ada banyak orang yang telah
bersalah padaku dan mengkhianatiku dan mengatakan banyak hal jahat bagiku dan
melakukan yang buruk padaku Kuampuni mereka.” Lalu terdengar suara Allah,
“Apakah kau akan mengampuni orang yang mendorongmu keluar dari mobil dan orang
cina yang tak mau membawahmu ke RS?” Saya terhenti, “Hmm,ada rencana lain, jika
saya sembuh dari semua ini.” Tetapi saya berpikir, “Baiklah,Saya akan
mengampuni mereka.Jika Engkau mengampuniku,.”
Bagian doa
berikut muncul, “Jadi-lah Kehendak-Mu.” Telah banyak melakukan kemauanku selama
20 Tahun. Ku-katakan, “Ya Allah, jika sembuh dari semua ini, Saya tak tahu apa
Kehendak-Mu-Tak Kuketahui apa Kehendak-Mu-Yang kuketahui adalah tidak melakukan
yang jahat, Tetapi sama sekali tak tahu dengan Kehendak-Mu. Jika selamat dari
semua ini, akan kucari kehendak-Mu dan akan kulakukan. jika sembuh Saya akan
mengikuti-Mu dengan segenap jiwaku ”.
Waktu itu
saya tidak mengerti, tetapi itulah doa bagi keselamatan ku. Bukan dari
kepalaku, tetapi dari hatiku, memohon “Allah mengampuni kejahatanku dan
dosa-dosaku. Allah menyucikanku. Saya dapat ampuni mereka yang telah
menyakitiku. Yesus Kristus, Akan kulakukan Kehendak-Mu, jadilah Kehendak-Mu.
Saya akan mengikuti-Mu.” Saya Telah mengucapkan doa seorang berdosa, Doa
pertobatan pada Allah.
Suatu damai
yang luar biasa menyelubungi hatiku sewaktu berdoa. Ketakutan telah lenyap,
ketakutan pada apa yang akan terjadi. Saya tahu, Walaupun masih sekarat, tetapi
damai meliputiku. Saya telah berdamai dengan Penciptaku. Saya tahu, dari awal
bahwa akan dijamah bahkan mendengar-Nya. Tak pernah kudengar Suara Allah
sebelumnya. Tetapi sekarang dapat Kudengar Tidak ada seorang pun yang dapat
menolongku menyebutkan Doa Agung saat itu kecuali Dia.
BAGIAN LIMA – KELEPASAN TERAKHIR
Masuk-lah
melalui pintu yang sesak itu.
Karena
lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju pada kebinasaan
Dan banyak
orang yang masuk melaluinya;
Karena
sesaklah pintu,
Dan
sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan,
Dan sedikit
orang yang mendapatinya.
Matius
7:13,14
(Alkitab
Terjemahan Baru)
Akhirnya
tiba di RS Pengemudi Ambulans mengangkatku dan menaruh di Kursi Roda dan
melarikanku ke bagian Gawat darurat. Seseorang melakukan tensi pada darahku.
Saya duduk dan memperhatikan perawat yang mengukur dan menekan alat ini
pada lenganku. Saya berpikir RS apakah ini? Sebuah RS tentara yang tua
bekas Perang Dunia Kedua. Yang diberikan oleh Inggris pada penduduk
pribumi. Masih terlihat seperti bangunan tahun 1945 an. Kotor dan lapuk
disanalah saya.
Perawat
menekan alat ini lagi. Saya berpikir, “Tak ada yang salah dengan mesin,
hanya jantungku, tidak berdetak lagi.”Dia membuang alat ini dan mencari yang
lain dilemari yang terlihat baru. Dia menarik keluar alat itu, dan mengekangnya
di lenganku, lalu mulai menekan. Dapat kupastikan semua yang dilakukan tak ada
hasil. Dia memandangku, kemudian melihat ke Mesin. Mataku terbuka, tetapi saya
tahu dia kebingungan mengapa mataku terbuka. Dengan tekanan darah semacam ini
seharusnya mataku tertutup dan bukan terbuka. Saya masih berusaha bertahan
dalam keputus-asaan. Dengan segala yang kumiliki. Tak mau pergi kemanapun. Saya
mau tinggal dalam tubuhku. Tak mau mati. Saya bergulat dengan kekuatanku agar
tetap hidup.
Pengemudi
Ambulans, menyadari situasi ini, Ia lalu membuang alat ini dari lenganku dan
melarikanku ke Dokter. Dua Dokter pribumi sedang duduk, keduanya hampir
tertidur, merekaa menunduk. "Siapa Namamu, Dimana Tempat tinggalmu?"
salah satunya bertanya dalam bahasa Perancis, "Berapa umurmu?”tanpa
memandangku dia Dokter muda. Kulihat kearah Dokter yang berumur. Ada sedikit
uban pada rambutnya, “Dia pasti berpengalaman, dan mungkin tahu bagaimana
menolongku.” Sebab itu kutunggu. Dokter muda berhenti berbicara dan
mengangkat wajahnya. Saya tak mau melihatnya tetapi menunggu Dokter yang
berumur. Mengangkat wajahnya. Tak tahu jika masih kumiliki kekuatan untuk
berbicara.Kutatap wajahnya dengan pandangan berat.Dan berbisik "Saya akan
mati, Saya perlu anti-toksin sekarang". Dia tak bergerak. Mataku melotot
padanya, dan diapun menatap balik pada kedua mataku.
Seorang perawat
masuk dengan sepucuk kertas. Dokter melihatnya, dan memandangku, lalu melompat
kaget. Dapat kulihat dia berbicara dengan Dokter muda, "Kau bodoh, Mengapa
kau tak melihat anak mudah ini?" Dia maju, mendorong pengemudi Ambulans
kesamping, memegang kursi Roda dan mulai berlari di Koridor bersamaku. Dapat
kudengar suara berbisik. Dan Suara teriakkannya tetapi sangat perlahan di
pendengaranku.
Dokter
berlari masuk keruangan yang dipenuhi Botol dan perlengkapan medik.Saya
dikelilingi perawat-perawat,Dokter-dokter dan yang lainnya. Akhirnya, sesuatu
terjadi. Perawat membalikkan lenganku dan menyuntik cairan. Dokter dekatkan
wajahnya dan berkata, "Saya tak tahu apa engkau dapat mendengarku tetapi
kami akan mencoba menyelamatkan hidupmu. Tetaplah membuka matamu…Ayo nak,
lawan-lah racun itu. Coba dan tetaplah terbangun, tak apa-apa, kami berikan
dekstrose ditubuhmu untuk dihadrasi(kekeringan tubuh).”Suster lain
menyuntik dilenganku,yang lainnya menyuntik cairan.Tak dapat kurasakan apa-apa
tetapi dapat kuperhatikan mereka bekerja. Dokter katakan,"Anti-toksin
untuk penawar racun" dalam bahasa Inggris Oxford. Seorang suster berlutut
dikakiku, menampar tangan ku sekerasnya.kupikir,"Apa yang
dilakukannya?"tetapi saya tak perduli!
Suster
dibelakangku mengisih jarum suntik besar, seperti suntikan kuda. Mengeluarkan
udara. Dan mulai mencoba menusuk di lenganku tetapi tak ada urat yang timbul.
Jadi dia mulai mencubit kulitku, dan menyuntik. Cairan ini mengisi urat nadiku
seperti balon kecil. Dapat kuperhatikan bahwa dia gugup karena jarum itu berada
di uratku dan sepertinya akan merobek urat nadiku.
Dia
meninggalkan jarum tersebut dan. Sekali lagi, memberikan suntikan lain. Suster
melihat kearah Dokter dan bertanya, “Yang lain lagi?” Dokter mengangguk.
Kemudian menyuntik lagi. Sekarang dia berusaha memijat namun tidak berhasil,
Uratku hanya mengumpul semua cairan dan tidak menyalurkannya. Dia tak dapat
memberikan anti-toksin kedalam aliran darahku, sebab tak ada yang bergerak
dalam tubuhku.
Jantungku
tidak menyalurkan cukup darah. Uratku layu. Saya mempunyai gelar pada bidang
kedokteran hewan sebab itu saya mengerti dasar physiology dan anatomy. Saya
tahu persis apa yang sedang dialami, Tetapi tak dapat melakukan apa-apa. Saya
tahu sedang terhanyut dalam kelelahan yang sangat. Saya telah membeku.
Jantungku sudah mencapai puncaknya dan tak berdetak lagi.
Saya tak
menyangka akan disengat oleh ubur-ubur laut beracun, Bisa kedua didunia yang
mematikan manusia. Dan telah banyak membunuh sekitar 60 orang di Darwin dalam
jangka waktu 20 tahun. Setiap 6 bulan mereka menaruh peringatan adanya bahaya
disetiap pantai di Darwin untuk melindungi mereka yang berjemuran panas dan
hendak berenang di air. Cukup Toksin dalam tubuhku untuk membunuhku lima kali.
Biasanya orang segera mati dalam waktu lima belas menit setelah disengat. Dan
saat ini bukan hanya di otot tetapi,juga pada urat nadiku.
Dokter
menatapku dan berkata, “Jangan taku.” Saya berpikir, "Sahabat, dibanding
denganku Kau-lah yang ketakutan." Dapat kulihat ketakutan di matanya.
Saya diangkat dan ditaruh ditempat tidur dengan infus.Dokter berdiri
disampingku dan mengusap kepalaku. Sepertinya cairan infus yang masuk ketubuhku
mengembalikan semua cairan di tubuhku dan keluarlah keringat pada
keningku. Dokter lalu menyekanya dari wajahku, namun kemudian pergi
meninggalkanku. Saya terbaring disana dengan keringat pada keningku yang turun
ke mataku dan membuat penglihatanku kabur, seperti air mata yang di mataku.
“Kujaga
mataku agar tetap terbuka.”Dan berbicara padaku. Kuharap Dokter segera kembali
dan menghapus keringat ini namun ia tidak kembali. kucoba berbicara, “Dokter
kembalilah ” Tetapi bibirku tak bisa digerakkan. Kucoba kepalaku tetapi tak
bisa digerakkan. kupejap mataku.Dan berhasil mengeluarkan sebagian tetapi
pandanganku masih kabur. Kukejap mataku. Dan sedikit yang berhasil dikeluarkan,
Tiba-tiba saya menghela napas, seperti terlepas dan kutahu sesuatu telah
terjadi.
BAGIAN ENAM – KEGELAPAN
Terang telah
datang kedalam dunia,
Tetapi
manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang
Sebab
perbuatan-perbuatan mereka jahat.
Yohanes 3:19
(Alkitab
Terjemahan Baru)
Banyak… akan
dicampakkan kedalam kegelapan yang paling gelap,
Disanalah
akan terdapat ratap dan kertak gigi.
Matius 8:12
(NLT)
Saya tahu
ada kelepasan, perlawanan untuk kehidupan ini telah berakhir. Tak ada yang
memberitahu apa yang telah terjadi, Tak ada yang berkata, "Anakku engkau
baru saja mati." Saya tak tahu. Semua yang kuketahui ialah bahwa
perlawanan agar mataku tetap terbuka dan hidup berakhir.
Saya tahu
telah berpindah kesuatu tempat, dan bukan seperti menutup mata dan tidur, saya
tahu berada ditempat lain. saya telah mengalami perasaan mengambang selama 20
menit yang lalu sewaktu di RS sebelum mati. Dan telah bertahan pada tubuhku
dengan tidak bersandar pada apapun. Dan sewaktu saya menutup mata, saya tidak
mengambang, Saya mati.
Alkitab
mengatakan di Pengkhotbah, bahwa ketika manusia mati Rohnya kembali pada Allah
yang memberikannya dan tubuhnya kembali ke tanah darimana ia datang. Ya,Kutahu
bahwa Rohku telah pergi, Telah pergi kesuatu tempat, dan tak tahu bahwa
sebenarnya saya telah mati. Saya tiba disuatu jalan yang besar, suatu tempat
yang diselimuti kegelapan. Saya merasa saya berdiri.Seolah-olah terbangun dari
mimpi buruk dirumah orang lain, dan menerka-nerka dimana orang-orang ini.kulihat
berkeliling dan mencoba berorientasi dengan sekelilingku.
Pernakah
anda bangun pada tengah malam dan mencari kontak lampu? Demikianlah, saya
mencoba mencari kontak lampu, dan tak menemukannya. Saya mencoba menjamah
sesuatu, dan saya bergerak berkeliling namun tak menemukan sesuatu. Bahkan
tidak terbentur pada apapun. Saya tak bisa melihat tanganku dihadapan wajahku.
Kuangkat tanganku dan mencoba melihatnya. Kuangkat kearah wajahku tetapi
menembus wajahku. Pengalaman yang menakutkan. Saya tahu disaat itu, saya adalah
saya sendiri, Ian McCormack, berdiri disana, Namun tanpa tubuh. Saya
bersensasi dan merasakan bahwa saya memiliki tubuh, tetapi tak ada fisikku yang
dapat terjamah. Saya dalam bentuk Roh, dan tubuh fisikku telah mati, tetapi
saya hidup, dan sangat peka bahwa saya mempunyai lengan dan kaki dan sebuah
kepala, tetapi tak dapat menjamahnya. Allah itu Roh, suatu keberadaan yang tak
terlihat, dan kita dibentuk menurut gambarannya.
Muncul
pertanyaan, “Dibumi manakah saya berada?” Berdiri dalam kegelapan,
kurasakan hawa dingin dan ketakutan menghantuiku.Mungkin seperti anda berjalan
di jalan yang sunyi pada malam hari, atau anda masuk kerumah sendirian dan
merasa ada yang sedang mengawasi anda. Pernah merasakannya? Naluri anda
mengatakan bahwa seseorang sedang memperhatikan anda dari kegelapan tetapi anda
tak dapat melihatnya. Saya mulai peka dengan iblis dikegelapan. Gelap yang
bukan hanya fisik tetapi juga Rohani. Saya merasa sedang diawasi. Kedinginan
merangkak dan diisi iblis mendatangiku. Saya tahu ada ada sesuatu di
sekelilingku. Perlahan-lahan aku mulai peka dengan orang-orang yang datang
dari segalah arah kepadaku, sepertiku. Walaupun tidak berbicara mereka
dapat menjawab pikiranku. Di kegelapan kudengar suara teriakan keras berkata
padaku: “Diam!” “Kau layak di tempat ini!” kupikir, “Saya di Neraka, ini
kenyataan, Tetapi bagaimana saya berakhir disini?” Saya ketakutan–takut
bergerak atau bernapas atau berbicara. Dan berpendapat, “Ya, Saya layak
ditempat ini.”
Orang
melukiskan Neraka sebagai, Tempat berpesta pora dan bersenang-senang. Sayapun
pernah berpendapat demikian.Kupikir dapat melakukan apa saja disini yang tak
bisa dilakukan di dunia.Dan itu sampah. Tempatku berada saat itu adalah tempat
yang menakutkan yang pernah kutemui. Orang-orang disana tak dapat melakukan apa
yang diinginkan oleh hati mereka yang jahat, mereka tak dapat melakukan
apa-apa. Dan tak ada kebanggaan. Siapa yang dapat dibanggakan disini?“Oh
ya,memperkosa, membunuh, mencuri, merampok.” Bersuka hati! Tak ada seperti
itu,Tak ada.Mereka tahu bahwa pengadilan itu semakin dekat.
Tak ada
hubungan waktu di tempat tersebut. Orang-orang disana tak dapat mengatakan jam
berapa. Mereka tak dapat mengatakan apakah mereka telah berada selama sepuluh
menit, sepuluh tahun atau 10,000 tahun. Mereka tidak berhubungan dengan waktu.
Tempat yang sangat menakutkan. Alkitab berkata ada dua Kerajaan, Kerajaan
Gelap,yang dipimpin oleh setan, dan Kerajaan Terang. Dalam Kitab Yehuda
dikatakan bahwa Kerajaan Gelap ini dipersiapkan bagi malaikat yang tidak
mentaati Allah. Bukan untuk manusia, tak pernah untuk manusia. Tempat
menakutkan dan menjijikkan yang pernah kualami. Dan tidakingin atau
mengharapkan musuhku yang terburukpun berada di Neraka.
Tak tahu
bagaimana keluar dari tempat ini. Bagaimanakah anda dapat keluar dari Neraka?
Tetapi saya telah berdoa, Tetapi bagaimana mungkin saya berada disini, Saya
berdoa sebelum mati, dan memohon Allah mengampuni dosaku. Saya menangis pada
Allah, "Mengapa saya disini, Saya telah memintah pengampunan-Mu, mengapa
saya disini? Saya telah berbalik dengan hatiku kepada-Mu, Mengapa saya
disini?"
Jalan keluar
adalah saya telah bertobat sebelumnya. Sangat terlambat jika bertobat setelah
di Neraka. Anda dapat bertobat sebelum mati. Anda tak bisa berdoa diNeraka
memohon keluar dan Tak ada seorangpun didunia dapat berdoa supaya anda
dikeluarkan,Tak ada. Harus berdoa sendiri. Alkitab berkata Tidak
seorangpun dapat berdoa untuk kematian, jiwa tak bisa keluar dari Neraka.
Mereka harus bertobat sebelum terlambat.
Kemudian
Cahaya terang menyinariku dan membawahku keluar dari kegelapan.Alkitab berkata
bahwa Terang telah bersinar dalam kegelapan, mereka yang berjalan dalam
bayang-bayang kematian dan kegelapan, dan telah menuntun kaki mereka kejalan
kebenaran dan Damai. Saya berdiri terpaku pada cahaya yang menembus kekelaman
di atasku dan menyinari wajahku. Cahaya ini mulai membungkusku dan kurasakan
tubuhku sangat ringan. Lalu tubuhku terangkat kedalam Cahaya yang
menyinariku ini.
BAGIAN TUJUH – TERANG
Sebab Allah
,yang telah berfirman,
“Dari dalam
gelap akan terbit terang,”
Ia juga yang
membuat terang-Nya bercahaya didalam hati kita
Supaya kita
beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah
Yang nampak
pada wajah Kristus.
2 Korintus
4:6
(New Living
Translation)
Sewaktu
kulihat keatas dan kurasakan bahwa sedang dihentar kesebuah bundaran terbuka
diatasku. Saya tak mau menoleh kebelakang tak mau jatuh kedalam kegelapan itu.
Saya bersukacita keluar darinya.sewaktu
memasuki
Terowongan kusaksikan Sinar terang benderang menantikan di ujung terowongan.
Sinarnya menyilaukan, seperti pusat seluruh alam raya ini. Terlihat
seperti Sinar yang memiliki seluruh pilar kekuatan, Seluruh Terang. Lebih
Terang dari terang matahari, lebih berkilau daripada segala jenis perhiasan,
permata, benderang lebih dari Sinar Laser. Walaupun demikian anda dapat
memandang kedalam sinar-Nya.
Saat
terbawah ke arah sinar ini , seperti Laron kearah Lampu. Saya merasakan diriku
terbawah diudara dalam kekuatan yang dasyat kearah ujung dari terowongan ini.
Disaat yang sama dapat kulihat gumpalan gelombang-gelombang Sinar yang datang
kearahku. Gelombang sinar pertama memberikan kehangatan dan kesejukan.
Seolah-olah bukan hanya Sinar biasa tetapi “ Sinar Kehidupan” yang mengirim
suatu pesan perasaan belas kasih. Kemudian disusul oleh sinar yang kedua
padaku.
Sinar ini
memberikanku suatu kedamaian yang utuh. Telah kucari “suatu kedamaian”
bertahun-tahun dan semuanya hanya sementara. Disekolah saya pelajari Keats dan
Shakespeare ( Buku ) mencoba mendapati kedamaian. Telah kucoba Alkohol, telah
kucoba pengetahuan, telah kucoba beolahraga, telah kucoba berhubungan dengan
wanita, telah kucoba obat-obatan, telah kucoba segalah sesuatu untuk mendapati
kedamaian dan kepuasaan dalam hidupku, dan tak pernah kutemui. Sekarang dari
ujung rambutku sampai pada ujung kakiku kudapati diriku dalam suatu
kedamaian yang sejati.
Pikiranku
muncul “Bagaimana rupa tubuhku?” Dalam kegelapan saya tak dapat melihat
tanganku didepan wajahku. Kupikir “Saya pasti dapat melihatnya sekarang dalam
terang.” Saat kulihat Pandanganku dapat menembus lengan dan tanganku. Tubuhku
transparansi seperti Roh, hanya tubuhku dipenuhi dengan sinar yang memenuhiku
sejak berada dalam terowongan. Seolah-olah saya dipenuhi dengan terang.
Gelombang sinar yang ketiga di akhir terowongan memberiku Sukacita yang utuh.
Saya sangat bersukacita dan menantikan pengalaman indah yang akan terjadi dalam
seluruh kehidupanku.
Pikiranku tak
dapat katakan kemana tujuanku, kata-kataku tak dapat berkomunikasi dengan apa
yang kulihat. Saat keluar terowongan diriku berdiri dihadapan Pilar seluruh
Terang dan Kuasa.Penglihatanku ter-arah pada Cahaya menakjubkan ini.Kupikir
tentang Aurora.Kemudian tentang Cahaya Kemuliaan. Pernah kulihat Gambar Tuhan
Yesus dengan sebias sinar diwajahNya. Yesus Kristus mati, Bangkit dari kematian
dan Naik ke Surga, duduk disebelah kanan Allah Bapa, dan Dimuliaakan, dipenuhi
dengan Sinar Kemuliaan dan Tak ada kegelapan. Dia-lah Raja Kemuliaan, Pangeran
Damai, Tuhan diatas segala tuhan dan Raja diatas segala raja.Yang kulihat
itulah yang ku percaya ini-lah Sinar Kemuliaan Tuhan. Dalam Perjanjian Lama,
Musa naik kegunung Sinai selama 30 hari dan melihat Cahaya Kemuliaan Tuhan.Saat
turun wajahnya diliputi Cahaya Kemuliaan Allah. Wajahnya menyinarkan Kemuliaan
Tuhan, dan Musa harus menutupinya dengan selubung, agar orang-orang tidak
ketakutan. Dia telah melihat Cahaya Allah, Kemuliaan Allah. Paulus dibutahkan
oleh Cahaya dalam perjalanan ke Damaskus, Kemuliaan Yesus. Saat ini saya
berdiri dalam Cahaya dan Kemuliaan.
Saat itu,
Timbul pertanyaan dalam hatiku; “Inikah suatu, kepercayaan Budha, atau karma,
atau yin dan yang? Inikah suatu energi kuasa alami yang menyerupai seseorang
yang sedang berdiri disana?”masih bertanya-tanya. Dan terdengar-lah suara dari
dalam Cahaya. berkata“Ian, Apakah engkau berharap kembali?” Saya bergetar saat
mengetahui bahwa ada SeseOrang dalam Terang tersebut dan siapapun Orang Nya dia
mengetahui namaku.Bahkan jalan pikiranku. Kurenungkan apa yang dikatakannya “
Kembali,-kembali-kemana? Dimanakah saya?” Segera kuarahkan pandangan ke
belakangku, Kulihat terowongan yang menuju kedalam kegelapan. Saya menduga
sedang berada di tempat tidur RS dan bermimpi, kututup mataku.” Inikah suatu
kenyataan? Benarkah saya sedang berdiri disini, saya, Ian, berdiri dalam suatu
kehidupan disini, suatu kenyataan?” Tuhan berbicara lagi. “ Apakah engkau
berharap kembali?” Saya membalas “ Jika telah keluar dari tubuhku saya tak tahu
dimana keberadaanku, saya berharap kembali.” Jawab Nya “ Jika engkau berharap
kembali Ian engkau harus melihat dalam Terang yang baru.”
Saat
kudengar “Melihat dalam Terang yang Baru,” pikiranku terbuka. Saya
teringat diberikan Kartu Natal yang tertulis, “Yesus adalah Terang Dunia” dan
“Allah itu terang dan tak ada kegelapan didalamNya.”Saya bahkan bermeditasi
dengan Firman tersebut pada waktu itu. Saya Sadar baru saja datang dari
kegelapan, dan sudah jelas tak ada kegelapan disini.
BAGIAN
DELAPAN – PANCARAN-PANCARAN KASIH
Dan dapat
mengenal Kasih itu,
Sekalipun ia
melampaui segala pengetahuan.
Aku berdoa,
supaya kamu dipenuhi
Didalam
seluruh kepenuhan Allah.
Efesus 3:19
(Alkitab
Terjemahan Baru)
Inilah
ALLAH! Dia-lah Terang. Dia mengenal namaku dan mengetahui segala rahasiaku
akal,pikiran dan hatiku. Saya berpikir, “Jika ini Allah tentu dapat
melihat semua yang telah kulakukan dalam hidupku.” kurasa hina dan transparansi
dihadapanNya. Malu dan berpikir “Mereka pasti melakukan kesalahan
membawah orang yang salah. Tidak seharusnya disini. Saya bukan seorang
baik.Saya harus berjingkrak-jingkrak diantara bebatuan dan kembali ke
kegelapan.” Saya berjalan mundur kearah terowongan sebuah gelombang Sinar
dari Allah datang kearahku. Awal nya saya mengira Pancaran Sinar ini akan
membuangku kedalam jurang. Tetapi dugaan ku salah gelombang pancaran sinar ini
membawah Cinta Kasih yang murni kepadaku. Itulah hal terakhir yang
kudambahkan.Yang seharusnya diadili malah dibersihkan dengan Kasih yang tulus.
Tulus,
Murni, Suci, Tak terhalang, Tak mengharapkan balas, Kasih. itu mengisiku dari
dalam hingga keluar. Kuberpikir, “Mungkin Allah tak mengetahui semua
kesalahanku,” sebab itu hendak kusampaikan semuakebejatanku yang telah
kulakukan dalam kegelapan. Namun Dia telah mengampuniku dan hanya memberikanku
KasihNya dan Kasih itu mulai bertambah dalam diriku. Ternyata,kemudian Allah
menunjukanku bahwa sewaktu kumohon pengampunan di mobil Ambulans, Dia telah
mengampuniku dan membersihkan Rohku dari segalah yang jahat.
Saya
menangis tak terkendali disaat Kasih itu semakin mengalir kuat dalam diriku.
Sangat indah dan murni, tak terikat. Tak pernah kurasakan dikasihi
bertahun-tahun. Yang kurasakan terakhir kalinya adalah dikasihi ibuku sewaktu
kami tinggal bersama, tetapi saya telah keluar kedunia dan tak ada kasih yang
kudapati dalam dunia ini. Telah kulihat dan mengira dikasihi. Seks bukan Kasih,
hanya melelahkanmu. Dan hanya keinginan yang bernyala-nyala dan yang tak
terkendali yang keluar dari dalam dirimu.
Saat itu,
Gelombang pancaran kasih ini berhenti dan saya terbungkus dalam Terang yang
ber-isikan kasih. Terpaku diam. Saya berpikir, “Saya sangat
dekat,mungkinkah dapat melangkah masuk kedalam Cahaya yang mengelilingi Allah
dan melihat wajahNya. Jika dapat kulihat wajahNya maka saya akan mengetahui
kebenaran.”Saya lelah mendengar penipuan dan ketidak jujuran.Kuingin mengetahui
kebenaran. Telah kucari dimana -mana, tak seorangpun dapat memberitahukannya.
Saya mau bertanya pada siapapun yang dapat memberitahukan arti hidup
ini,kebenaran yang terjadi,sesuatu yang benar. Saya berpikir jika masuk bertemu
muka dan muka dengan Allah akan kuketahui kebenaran itu dan arti kehidupan.Tak
perlu menanyakan orang, wanita atau anak-anak. Saya akan mengetahui.
Dapatkah
kulangkah masuk?Tak ada suara yang mengatakan Tidak. Sebab itu, Saya masuk,
Kulangkakan kakiku kedalam cahaya itu. Seperti masuk kedalam selimut terang itu
sendiri, seperti bintang bersegi yang memberikan cahaya yang bersinar. Sinar
itu terus menerus menyembuh kan bagian terdalam diriku, seolah-olah menyembuhkan
bagian - bagian yang telah hancur dalam diriku, menyembuhkan kehancuran hatiku.
Kumasuk
kedalam titik Cahaya tersebut. Dalam pusat terang itu berdiri seSeorang dengan
jubahNya turun hingga kepergelangan kakiNya. JubahNya bukan buatan manusia
tetapi Jubah yang bersinar. Saat kuangkat wajahku dapat kulihat bagian dadaNya
dengan tangan yang terbuka menyambutku. Kupandang wajahNya. Sangat berkilau;
terlihat seperti sepuluh kali lebih terang dari terang yang kulihat. Dan
membuat sinar matahari berubah kuning dan pucat dalam perbandingannya. Sangat
berkilau sehingga saya tak dapat menggambarkanNya, saya terpaku memandangNya
dan mulai menyadari bahwa Terang ini menyatakankesucian,Kekudusan. Saya berdiri
dihadirat Allah Yang Maha Kuasa–tak ada seorangpun hanya Allah saja-lah yang
terlihat demikian. Kesucian dan Kekudusan terpancar dari wajahNya dan masuk
kedalam diriku. Ingin kudekati dan melihat wajahNya. Tak ada ketakutan hanya
kemenangan yang membuatku mendekat. Sekarang saya berdiri dihadapanNya, mencoba
mengamati pancaran wajahNya saat kupandang Ia bergerak kearah samping dan
semua Cahaya itu mengikutiNya.
BAGIAN SEMBILAN –PINTU DAN SEBUAH KEPUTUSAN
Akulah
(Yesus) pintu.
Barangsiapa
masuk melalui aku, ia akan selamat;
Dan ia akan
masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
Pencuri
datang hanya untuk mencuri dan membunuh
dan
membinasakan. Aku datang, supaya
mereka
mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Akulah
gembala yang baik.
Gembala yang
baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.
Yohanes
10:9-11
(NASB)
Tepat
dibelakang Yesus ada sebuah terowongan bundar yang baru saja kulewati. Saya
memandang kearahnya, dapat kulihat sebuah dunia baru yang terbuka dihadapanku.
Saya merasakan seolah-olah sedang berdiri ditepi Firdaus, memandang kedalam
sekelumit suatu kekekalan.
Tak
terjamah.Didepanku terbentang padang rumput hijau.Rerumputan ini memancarkan
sinar dan kehidupan sebagaimana berada dihadapan hadirat Allah. Tak kulihat
pepohonan yang layu. Jika berjalan di rerumputan maka mereka akan hidup kembali
seperti tak pernah terinjak. Air bening mengalir diantara padang rumput dan
pepohonan di sekelilingnya. Dikananku gunung-gunung pada kejauhan dan langit
biru cerah terbentang diangkasa. Dikiriku bukit-bukit yang biru dan
bunga-bunga, yang berkemilauan.‘Firdaus’. kutahu saya kepunyaannya, Saya telah
berkeliling dunia mencari Firdaus, sekarang saya menemukannya. Kurasakan
kelahiran baru dalam hidupku. Setiap bagian hidupku tahu bahwa saya telah tiba
dirumah. Dihadapanku terbentang suatu kekekalan, hanya selangkah didepanku.
Saya hendak
masuk kedunia baru Yesus melangkah dan berdiri di pintu. Alkitab katakan
Yesuslah pintu jika masuk melaluiNya,anda akan masuk dan keluar menemukan
padang rumput.Yesus-lah Jalan, Kebenaran dan Hidup. Tak seorangpun datang
kepada Bapa Kalau tidak melaluiNya. Dia-lah jalan satu-satuNya. Hanya ada jalan
yang sempit yang menuju pada KerajaanNya. Sedikit orang yang mendapatiNya.
Banyak orang menemukan jalan yang lebar yaitu Jalan raya kedalam Neraka.
Yesus
menanyakanku “Ian, sekarang kau telah melihat apa kau berharap kembali?”
kupikir "kembali, tentu tidak. Kenapa mau kembali? Kenapa ingin kembali
pada kekelaman dan kebencian? Tidak, Saya tak memiliki apapun.Tak
ber-isteri tak ada anak, tak seorangpun yang mengasihiku. Saya ingin
masuk.” Namun Yesus tidak berpindah maka saya menoleh kebelakangku dan berkata,
“Selamat tinggal dunia keji saya keluar!”
Sewaktu
menoleh, didepan terowongan, berdiri ibuku. Saat kulihat Saya tahu telah
menipu; ada yang mencintaiku – ibuku terkasih. Bukan saja mencintaiku, tetapi
kutahu dia berdoa setiap hari bagi hidup ku, dia telah mencoba membawahku pada
Allah. Dalam kebanggan dan kesombongan saya mencemoohkan kepercayaan-nya.
Namun dia benar, Allah ada Surga dan Neraka. Kusadari betapa hanya kuingat
diriku masuk ke Firdaus dan tinggalkan ibuku yang percaya bahwa saya di Neraka.
Dia tak akan tahu bahwa telah Ku-ucapkan Doa orang berdosa dan bertobat dari
dosa-dosaku dan menerimah Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat-ku. Dia mungkin
hanya menerimah jenasah terkirim dari pulau Mauritius.
Saya
berkata, "Ya Allah,Sungguh hanya ada satu orang yang membuatku ingin
kembali dan dia-lah ibuku. Kuingin katakan padanya bahwa yang di Imani-nya
benar, Allah yang Hidup ada, bahkan Surga dan Neraka, dan Yesus Kristus adalah
pintu kita harus melaluiNya". Kemudian, dibelakang ibuku kulihat Ayahku,
saudara lelaki-ku dan saudari perempuan-ku, teman-temanku dan ribuan orang.
Allah menunjukanku bahwa banyak orang tidak mengetahui kebenaran, dan tak akan
tahu jikalau saya tidak membagikan-nya dengan mereka. Saya bertanya, “Siapakah
orang lain yang banyak itu?” Allah katakan, “Jika engkau tak kembali, orang
banyak itu tak akan mendapat kesempatan mendengar tentang Aku karena banyak
yang tidak melangkah kedalam Gereja-Ku”.
Saya
berkata, “Allah saya mau kembali dan menceritakan. Saya telah berada sekali
disini,tak tahu bagaimana,tetapi tentu dapat mengetahui nya.Jika sekali datang,
kutahu akan kembali. Ingin kupastikan akan kembali ”kukatakan,“Allah,
bagaimanakah kembali? melalui terowongan gelap, dan kembali ke tubuhku?
Bagaimana saya kembali? Saya bahkan tak tahu bagaimana dapat tiba disini.”
Tuhan katakan, "Jikalau kembali kau harus melihat segala sesuatu dalam
Terang baru.” Kupahami bahwa melalui mata Allah, Mata penuh Kasih dan
pengampunan. Saya harus melihat dunia sebagaimana Allah melihatnya – melalui
mata kekekalan.
Kukatakan
“Allah,bagaimanakah saya kembali? Saya tak tahu bagaimana berbalik”.Dia
katakan, "Ian balikan kepala-mu…sekarang rasalah cairan itu mengering dari
mata-mu..sekarang bukalah matamu dan melihat-lah.”
BAGIAN
SEPULUH – KEMBALI
Sebab Engkau
telah meluputkan aku daripada maut;
Bahkan
menjaga kakiku,sehingga tidak tersandung.
Maka aku
boleh berjalan dihadapan, Allah,
Dalam cahaya
Kehidupan.
Masmur 56:14
(Alkitab
Terjemahan Baru)
Segera saya
kembali pada tubuhku. Kepalaku di balikan kekanan dan satu mataku masih
terbuka. Saya memandang kearah Dokter pribumi muda yang mengangkat kaki kananku
dan menghantam kakiku dengan bendah tajam. Dia mencari tanda jika ada
kehidupan. Sedikitpun dia tak menyadari bahwa sekarang saya hidup dan sedang
melihat padanya. Saya heran apa yang sedang ia lakukan, kemudian; “Dia mengira
saya telah mati!” pada saat yang sama Dokter itu berhenti dan memandang
wajahku. Saat melihatku, terror menyapuh wajah tersebut, seolah-olah ia
melihat hantu. Darah telah mengering diwajahnya dan dia pucat pasi . kakinya
hampir terangkat dari lantai.
Bergetar
saya memohon pada Allah agar dapat membalikkan kepalaku kekiri dan melihat
kearah lain. Saat saya membalikkan kepala kekiri kulihat perawat-perawat yang
menatap dengan terror kekaguman pada wajahku saya merasakan kelemahan dan
menutup mataku lagi,tetapi segera kubuka dan memastikan bahwa masih berada
dalam tubuhku. Saya tak pasti akan menghilang lagi. Sangat lelah. Saya
menutup mata lagi dan tertidur.
Saya tidak
terbangun hingga siang pada hari berikutnya. Saya terbangun dan melihat Simone
temanku berdir diluar kamar. Dia terlihat pucat dan menggelengkan kepalanya.
Dia tak percaya saya masih hidup. Dia telah mengikuti semua jejakku ke RS dan
telah membawah seorang temanku dari New Zealand dengannya. “Malam mu pasti
sangat berat?” temanku bertanya. “Ya sahabatku.” Saya membalas. “Saya
tak tahu apa yang terjadi.” Saya tak mau katakan –“Sebenarnya – Saya telah
mati!” Dan berjuang dengan semua kejadian dan tak mau mereka katakan “Kau aneh–banyak
menelan obat dan bahkan termuntahkan dari telingahmu!”
“Tempat ini
berbauh latrine.” Mereka katakan. “Kami akan membawah mu keluar dari sini.
Dan akan menjagamu.” Saya membantah mereka – Saya mau tinggal di RS. Tetapi mereka
mengangkatku, menaruh di bahunya dan berjalan keluar. Dokter muncul dan mencoba
menahan mereka secara fisik tetapi mereka mendorongnya kesamping. Sebuah Taksi
telah menunggu. Simone tak bisa ikut bersama denganku, Kuatir kalau saya hantu
atau yang serupa itu. Mereka membawahku ke bungalow di tepi pantai dan
menaruhku di tempat tidurku. Kemudian segera mereka pergi ke ruang tamu dan
merayakan kepulanganku!
Saya
Kecapaian dan lapar. Lalu tertidur kembali dan terbangun di tengah malam
menggigil dan berkeringat dingin. Hatiku di terror. Sambil memandangi
loteng kamar. Saya berbalik kesamping dan melihat apa yang membuatku ketakutan.
Melalui tirai kelambu kulihat sekitar tujuh atau delapan pasang mata yang
menatapku dari jendela, mata tersebut berwarna merah. Seperti mata seekor
kucing. Terlihat setengah manusia, binatang. Kupikir,“Apa sebenarnya
mereka ini ?” Mereka menatap mataku dan melihat pada mata mereka dan
Kudengar, “Kamu kepunyaan kami dan kami datang kembali.” “Tidak!” Kataku.
Kuambil lampu senter ku dan menyoroti mereka . Namun Tak ada sesuatu
apapun disana. Saya tahu bahwa baru saja melihat mereka!
Saya bimbang
jika hilang ingatan. atau mungkin kehilangan akal sehat. Ku-kuasai diriku dan
menyakinkan bahwa tak akan menjadi gila. Sangat banyak yang kuhadapi selama
waktu 24 jam. Sehingga kukatakan, “Allah, Apakah yang terjadi?” Kemudian
Dia membawahku seinci demi seinci melalui semua yang kualami.Seolah-olah Dia
menghapuskannya kedalam pikiranku. Akhirnya kukatakan, ”Baiklah Allah, apakah
itu yang hendak menyerang ku?” Dia menjawab, “Ian, ingat-lah Doa Agung itu.”
Maka kucoba mengingatnya dengan akal-ku tetapi tak dapat. Kemudian dalam hatiku
muncul semua kalimat lalu Ku-ucapkan Semuanya dan saat ‘janganlah membawahku
kedalam pencobaan.” Kuucapkan dengan segenap hatiku. Kemudian Allah berkata,
“Matikan lampumu Ian.” Dengan seluruh keberanian kupadamkan lampu. Duduk
ditepi ranjang dengan lampu senter yang menyalah. Seperti Prajurit Jedi dari
Star Wars! Kupikir, “jika tidak kupadamkan lampu senter ini maka saya akan
tidur dalam cahaya senter sepanjang malam.” Kumatikan. Tak ada apapun yang
terjadi. Doa Agung sangat efektif. Kubaringkan tubuhku lalu tidur.
BAGIAN SEBELAS – MELIHAT DALAM TERANG YANG BARU
Berjaga-jagalah.
Berdirilah
dengan teguh dalam Iman.
Bersikaplah
sebagai laki-laki.
Dan tetap
kuat.
1Korintus
16:13
(Alkitab
Terjemahan Baru)
Pada Pagi
hari berikutnya saya bangun dan siapkan makan pagi bagiku. Saat itu
Teman-temanku kembali dari selancar pagi dan mulai berbicara. Kulihat bahwa apa
yang mereka bicarakan bukan maksud sebenarnya. Membuatku bingung, seperti
kudengar dua pesan yang berbeda. Mulai kulihat melalui topeng mereka.
Untuk pertama kali dalam hidupku saya dapat melihat hal-hal dalam terang yang
baru. Dapat kulihatbahwa kekerasan hati mereka bertentangan dengan apa yang
dikeluarkan dari mulut. Saya gugup karena tak tahu bagaimanana bereaksi pada
pengertian mereka. Sehingga saya pergi kekamar ku dan, tinggal disana.
Malam itu
kuterbangun dengan berkeringat dingin. Sesuatu didekatku sedang menakutiku.
Saya melihat, banyak iblis berada Dikamarku dan melihatku melalui tirai
kelambu. Tetapi mereka tak dapat menyentuhku. Mereka meng-intimidasi-ku namun
tak dapat mendapatkan ku. Dihatiku ada damai yang mendalam. Kutahu bahwa
setelah melihat Terang Allah sekarang Terang itu berada dalamku. Tak mengapa
berapa kecilnya, namun ada didalamku dan membuat iblis-iblis ini tak bisa
masuk. Tentu mereka mencoba menakutiku dan membawahku kembali pada mereka.
Kuambil
lampu senter. Saat ini saya ketakutan keluar dari tirai kelambu dan menyalakan
lampu sebab mereka didalam kamarku. Saya tak tahu kekuatan apa yang mereka
miliki. Tetapi Kunyalakan lampu senter di seluruh ruangan kamar lalu
melompat dan menyalakan lampu kamar. Kemudian berlutut. Dan bergumul
dengan pikiranku lagi, hanya menjaga naluriku. Sekali lagi Ku-ucapkan Doa Agung
dan kembali tidur.
Dua malam
lagi yang harus kulewati sebelum berangkat ke New Zealand. Malam
berikutnya saya terbangun lagi oleh bunyi pada jendela kamar. Ada suara
perempuan, “Ian, saya ingin berbicara denganmu, biarkan-lah saya masuk.” Sewaktu
mendengar suara perempuan saya tak banyak berpikir. Setengah tidur Saya
berjalan kearah pintu dan membuka nya.dia segera menarik pintu lalu kulihat
matanya.Merah seperti dua malam lalu mereka menghantuiku. dia mulai berbicara
dalam bahasa inggrisnya yang sempurna. dia orang pribumi dan tak pernah
berbicara bahasa Inggris sebelumnya. dia katakan, “kau ikut dengan kami malam
ini Ian. Kami akan membawahmu ke suatu tempat.”Kemudian kudengar langkah kaki
lain mendekat. Kucoba menarik dan menutupnya namun seolah-olah dia memiliki
kekuatan supernatural dan membuatku tak dapat menggerakkan nya. Kemudian
melalui hatiku muncul perkataan,“Dalam Nama Yesus-Pergi!” Dia mundur
terjatuh seperti terpukul didadanya. Saya melihat dia melebur, pintu segera
kututup serta menguncinya. Saya selamat untuk saat itu.
Akhirnya
tibalah malam terakhirku dan saya berkemas untuk berangkat. Sebuah Taksi
akan datang pada jam 5am. Malam itu saya terbangun lagi, kali ini sebuah
batu menghantam jendelaku. Lagi-lagi Perempuan itu. Semua Pintu telah kukunci
tetapi membiarkan celah kecil pada jendela. kupikir, “Apapun makluk ini,
mereka keluar untuk membunuhku dan menggunakan manusia untuk hal tersebut!” Saya
hendak melompat dan mengunci jendela tetapi sebuah tangan besar dan hitam
menahan jendela itu. Kudengar suara lembut perempuan ini, ”Ian,kami ingin
berbicara denganmu. keluarlah.” Saya berpura-pura tertidur dan sebuah batu lain
menghantam daun jendela. Kali ini dia berteriak,“Ian, keluar.” Kemudian batu
yang lebih berat melayang masuk melewati jendela sekarang dia bertambah lebih
marah, “Ian, keluar!!” saya menoleh dan melihat sebuah tombak meluncur masuk
melewati jendela kearahku. Kunyalakan lampu senterku. “Hal terbaik adalah
menyerang.”kusoroti kearah mata tombak tersebut. Kulihat mata yang merah sekali
lagi!Saya melompat dan menjerit, memegang tombaknya dan menusuk kembali padanya
sehingga ia kehilangan kendali. Kulemparkan keluar jendela dan menutup serta
menguncinya. Segera kusoroti nyala senter kearah tiga lelaki dan seorang
perempuan. Mereka berlari seperti anjing yang takut dilempari batu. Yang
mengagumkan-ku ialah betapa mereka sangat takut pada terang.
Saya
gemetaran dan berjaga semalaman menunggu taksi. Tetapi tak pernah datang.
Kubangunkan temanku dan memintah mereka pergi mencari Taksi untukku.
Mereka mendapat suatu kesalahan. Seseorang telah menekan sebilah besi ke
radiator mobil malam itu. Dan itulah Taksi satu-satunya. Saya memintah temanku
pergi ke kota berikutnya dan memesan Taksi untukku. Dia hampir tak sempat
kembali, saat ini banyak berkerumun orang pribumi disekeliling rumah ku dengan
sebilah kayu dan Supir Taksi ketakutan mengemudi diantara mereka. Kami tetap
pergi dan saya berada dalam pesawat tujuan New Zealand Via Australia.
Di Perth
saya bertemu dengan Adik lelakiku. Kucoba menceritakan apa yang kulihat. Dia terkejut
dan tak dapat mempercayainya. Saat tidur dikamarnya malam itu karena dia
berangkat ke Sri Lanka, Ditengah malam saya terbangun oleh setan bermata putih
yang menyerangku. Saya keluar kamar dan melihat didepan tungku pemanas
ruangan duduk patung Buddha. Saat itu Allah berkata bahwa iblis itu muncul dari
patung ini. Saya kagum! Sekarang saya tahu bahwa pengalaman ku di Kolombo
adalah pengalaman iblis. Saya terus berangkat ke Melbourne dan Sydney dan
mengalami hal yang sama. Kuputuskan untuk memperpendek perjalanan di Australia
dan kembali segera ke New Zealand.
Dalam
pesawat yang hendak mendarat di Auckland saya bertanya pada Tuhan, “Menjadi
apakah saya saat ini?” Saya memakai walkman yang bermain ‘Orang sedang
bekerja”. Sebuah suara terdengar melebihi suara walkman, “Ian, engkau
telah menjadi orang Kristen yang dilahirkan kembali.” kulepaskan walkmanku dan
memastikan tak ada orang sekitar ku yang mengatakannya. Kemudian Kuambil kaca
mata gelap dari tasku dan Kupakai seketika itu saya kaget. Kristen! Saya
Kristen sebelumnya? Siapa yang mau menjadi Krsiten? Hal itu tak pernah
kubayangkan.
Orangtuaku
menjemput di Bandara. Pulang kerumah, ibuku telah membiarkan poster selancaran
dikamarku persis seperti dua tahun yang lalu. Seperti saya melangkah kedalam
waktu itu. Saya telah pulang kerumah untuk berlindung. Saat tidur malam itu
saya terbangun oleh sesuatu yang menggetarkanku. Sekarang kutahu bagaimana
menolaknya menggunakan nama Yesus dan Doa Agung. Mereka harus pergi. Tetapi apa
yang dilakukan dikamarku, di rumahku? ingin tahu! Saya bangun dan hendak
memberi peringatan! Dan kulakukan! orang tuaku terbangun tetapi tetap
kulakukan! Saya Duduk disamping ranjang dan berkata, “Allah – Saya lelah dengan
semua yang menggangguku di tengah malam. Apa yang harus kulakukan menempiskan
semuanya?” Dia menjawab, “Bacalah Alkitab.” Saya katakan, “berikutnya Engkau
akan memintaku pergi ke Gereja! Saya belum memiliki Alkitab!” “Ayahmu
memilikiNya pergi dan mintalah”saya melakukannya. Saya mulai membaca dari
awal;
Pada mulanya
Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong, gelap
gulita menutupi samudra raya. Dan Roh Allah melayang-layang diatas permukaan air.
Berfirmanlah Allah, “Jadilah Terang,” lalu Terang itu jadi. Allah melihat bahwa
Terang itu baik. Lalu di pisahkannya-lah Terang itu dari gelap.
Saya
menangis disaat membacanya. ”Saya telah menjadi sangat bangga. Telah berada di
Universitas dan mempelajari banyak buku tetapi tidak pernah kuberikan waktu
pada satu buku yang dapat memberikan-ku kebenaran.” Dalam enam minggu
kubaca dari Kejadian hingga Wahyu.
Sejak itu saya mengikuti Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadiku sejak pengalamanku di tahun 1982. Saya adalah pelayan Tuhan yang penuh dalam Gereja Sidang Allah di New Zealand. Saya telah bekerja dengan orang-orang pemburuh kepala di Borneo dan kemp pengungsi di selatan timur Asia. Saya mengadakan Pastoral di Gereja-Gereja, Saya dan isteriku telah berkeliling di 24 negara yang berbeda dan berbagi kesaksian ini.
Yesus
berkata “Akulah Terang Dunia.Barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan
dalam kegelapan melainkan ia akan mempunyai Terang Hidup” Yohanes 8;12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar