Translate

Jumat, 24 Juni 2016

SEORANG HINDU UNTUK YESUS KESAKSIAN PREETI DARI INDIA


Saya Preeti berasal dari India, saya adalah pemeluk agama Hindu, dan di India ada banyak sekali tuhan / dewa, dimanapun saudara mau menyembah mereka ada dimana-mana. Tetapi fokus perhatian ini adalah bagaimana kita berbuat baik kepada orang lain. 

Kemudian saya masuk ke salah satu sekolah di India untuk mempelajari ilmu bisnis. Didalam proses belajar itu saya tidak begitu baik, artinya nilai yang didapatkan tidak optimal. Kemudian saya mulai tertekan, kemudian muncul perasaan kenapa semua ini terjadi ? Kenapa saya tidak bisa melakukan hal ini dengan baik. Kemudian ada suatu pemikiran berarti ada sesuatu antara saya dengan Tuhan yang tidak berjalan dengan baik. Dengan kata lain Tuhan tidak mengijinkan sesuatu yang baik terjadi.

Selama saya belajar saya berpikir untuk bagaimana menyenangkan Tuhan, Tuhan harus senang dengan keberadaan saya. Saya akan merasa sangat kecewa seandainya tuhan tidak membantu saya, mungkin saya bisa kecewa berat, begitu merasa down. Kemudian saya mulai berdoa kepada tuhan favorit orang india yang bernama Ganesha (berbentuk gajah). Ganesha itu Tuhan yang bentuknya seperti gajah, dan ganesha merupakan Tuhan dalam dunia pendidikan, ilmu pengetahuan. Kemudian saya berpikir ganesha akan berada disisi saya. Kemudian saya berdoa dan menutup mata saya. Didalam doa saya, saya melihat seekor gajah india besar, Saya tertegun dan berkata dia adalah Tuhan favorit saya, tetapi ganesha tidak mengatakan sesuatupun kepada saya. Dia tidak mengatakan apa yang harus saya lakukan, apakah pendidikan saya akan berubah menjadi lebih baik, tidak ada jawaban.

Kemudian saya teringat, bahwa saya memiliki alkitab, bentuknya kecil dan saya dapatkan dari sekolah. Kemudian saya membuka alkitab itu dan mulai membaca. Didalam beberapa saat yang tidak lama, ada sesuatu yang bersinar terang berwarna putih, kemudian saya merasakan itu seperti suatu hal yang bersih dan punya kekuatan besar. Kemudian saya merasakan sesuatu mengalir ketubuh saya dari atas kepala sampai ujung kaki. Pada saat aliran itu terjadi maka mengangkat pula semua ketakutan saya, beban saya. Kemudian saudara perempuan saya bangun, saat itu sekitar jam 3 pagi, kemudian dia melihat dan berkata kepada saya, ‘wajahmu bersinar (glowing)’, sesuatu telah terjadi dan apa itu ? kemudian saya mengatakan kepada dia bahwa Yesus itu ada, dan Dia menjaga aku.


Kemudian pada liburan berikutnya, saya kembali ke kampung halaman aku. Kemudian saya bertemu pastur di gereja dan menginjinkan aku untuk mengikuti pendalaman. Ia mengijinkan aku untuk berdoa dan mengatakan kepada saya apa yang sebaiknya dilakukan. Setiap orang yang saya temui mengatakan bahwa Dia (Yesus) adalah satu-satunya Tuhan yang bisa ditemui dan diajak komunikasi. 

Yesus merupakan Tuhan yang dapat menjawab dimanapun kamu berada. Banyak teman saya mengatakan bahwa saya adalah pemberontak, dan lain sebagainya. Saya kemudian membandingkan dengan kepercayaan lama saya, Hindu. Awalnya hal ini sangat susah bagi saya, hal ini dikarenakan ada suatu pertanyaan ‘Kenapa hanya Yesus ? Apa yang spesial dari Yesus sehingga membedakan dengan Tuhan saya yang lain dulu.’. Didalam kepercayaan Hindu berarti semua jalan menuju kepada Tuhan yang sama (pintu yang sama). Tetapi hal itu tidak sama, hanya Yesus adalah pintu. Hanya Yesus yang merupakan pintu yang bisa terbuka, sedangkan Tuhan yang lain seperti dinding, yang tidak dapat dilewati.

Kemudian saya berargumentasi didalam pikiran saya mengenai Yesus, saya mengatakan kenapa Engkau tidak membuat banyak pintu (100 – 300 pintu), sehingga mudah bagi siapa saja untuk melaluinya, kemudian saya tahu bahwa seandainya Yesus membuat banyak pintu, maka musuhNya akan membuat pintu lebih banyak lagi, maka hal itu akan membuat lebih komplek lagi. Jadi Yesus merupakan satu-satunya pintu yang bisa dilalui dan perhatikanlah pintu itu. Datang melalui Aku kepada Bapa. Tidak lama kemudian Preeti telah menyelesaikan Ph.D nya dan menikah dengan seorang yang telah lahir baru dalam Kristus.


—– Demikian Preeti mengakhiri kesaksiannya …

Tidak ada komentar: