Translate

Kamis, 02 Juni 2016

KITA HARUS MEMBERITAKAN INJIL KESAKSIAN JOAN CORINNA


Saya seorang remaja berusia 15 tahun. Kegiatan saya sehari – hari adalah seorang pelajar dan hanya ke gereja setiap minggu-nya.  Pada Sabtu 12 maret 2016, saya harus menjalankan operasi Sinusitis, Amandel dan polip. Seminggu setelah operasi, luka bekas operasi saya sudah sembuh, namun yang saya rasakan addalah rasa sakit itu semakin parah karena obat melalui infus. Dalam beberapa hari rasa sakit itu redaa, sehingga saya bisa pulang ke rumah.

Ketika saya kembali ke rumah, rasa sakit itu kembali lagi,. Lebih sakit dari sebelumnya, sampai saya kembali kerumah sakit, langsung ke ruang emergency, untuk penanganan medis. Karena kamar rumah sakit tersebut penuh, maka saya mendapat kamar “ Isolasi.”

Keesokan harinya, saya pindah kamar ke ruang biasa, pada sore hari, lalu paa saat jam 5 rasa sakit itu kembli datang, dan saya hanya terbaring lemas, sampai pukul 11 malam ketika itu  saya tidak bisa minum, tidak bisa makan. Mama saya hanya membasakan mulut saya yang kering, tiba – tba rasa sakit itu seperti terbakar, dan menjadi parah.

Dokter dan suster yang menangani saya bingung dan pasrah harus melakukan apa lagi, karena dosis obat untuk anti rasa sakit yang diberikan kepada saya sudah sangat tinggi. Sampai akhirnya saya merasa tidak kuat saya lemas dan saya merasa jiwa saya sudah tidak ditubuh saya lagi.

Saya berada dihutan pinus yang lebat, saya berdiri disebuah pertigaan. Saya berdiri disebuah Goa besar, lalu saya masuk ke dalam Goa tersebut. Di dalam Goa itu terdapat anak Goa atau semacam lorong kiri dan kanan . yang membedakan kiri dan kanan, Goa yang kiri sangat gelap, sedangkan Goa yang kanan tersebut terang.

Lalu ada seorang pria dengan wajah Yahudi datang kepada saya dan berkata “ Jangan Takut ! ini aku Petrus, murid Yesus. “ saya semakin bingung apa maksud dan pria ini. Lalu Petrus menuntun saya ke Goa kanan yang terang itu. Disana terdapat 2 orang penjaga malaikat dengan jubah putih dan pedang di tangan mereka sehingga membentuk huruf  “X”.

“ Jangan takut dia hanya titipan. “ ucap Petrus kepada 2 orang malaikat itu. Akhirnya kedua malaikat itu memberikan saya masuk, jalanan tersebut berlapisi emas. Lalu petrus membawa saya ke sebuah tempat yang terdapat seperti sebuah mimbar pendeta yang diatasnya terletak buku berlapisi emas sampai kertas dalamnya.

“ Cari namamu di buku itu!” ucapnya, jujur saya kebingunggan mencari nama saya karena banyak nama yang mirip seperti “ Joan Corrina, Joana Corrinna “ dan sebagainya, dan saya harus mencari nama yang benar – benar mili saya.
Setelah saya menemukan nama itu, Petrus memberikan garis bawah di nama saya. menggunakan pena dari bulu burung merpati. Setelah itu saya dibawa masuk kedalam suatu tempat terlihat seperti desa yang sejuk dan indah.

Ketika saya masuk beban saya terasa ringan, seperti semua beban dipundak saya hilan. Yang saya lihat disana adalah, setiap rumah memiliki inisial pemilik mereka. “ JC”. Lalu disana hanya terdapat 1 ruangan saja. Setiap individu memiliki 1 rumah masing – masing.

Sampai akhirnya ada seorang anak seperti berusia 2 tahun datang kepada saya dan menarik jubah putih saya ( saat itu saya baru menyadari bahwa saya memakai jubah putih ). “ Hi, Aunty! Aunty apa kabar ? koq Aunty ada disini?”, ucap anak kecil itu sambil menarik jubah puth saya.

“ kamu siapa ?”, Tanya saya, “ Aku Hans, anaknya bunda okta. Aunty aku dengar aku punya adek lagi ya ?  Aunty jagain bunda sama kakak sama Adek ya, titip salam sama Bunda. Aunty jangan pulang dulu. Kasian mereka, masih banyak butuh Aunty. Masih banyak yang saying sama Aunty!” ucapnya sambil pergi bersama teman – temannya.

Saya disitu sadar jika saya berada disurga karena anak kecil itu adalah anak kakak saya yang keguguran pada usia 6 bulan. Saya disitu hanya bisa menangis . karena saya berada dirumah Bapa. Lalu Petrus mengajak saya kesebuah bangunan yang terdapat pondasi saja. “ Ini rumah kamu, masih 15% itu tandanya belum saatnya kamu pulang kesini. “

Petrus langsung mengajak saya ke ujung jalan dimana terdapat istana megah dan indah. Lalu ketika saya berjalan dijembatan terdengar sebuah suara “ AKULAH JALAN KEBENARAN, TIDAK ADA SEORANGPUN YANG DAPAT KERUMAH BAPA KALAU TIDAK MELALUI AKU !” ( YOHANES 14 : 6 ).

Lalu saya sampai disebuah ruangan, dimana terdapat 1 buah kursi kosong. “Tunggu disini”. Ucapnya  sambil pergi meninggalkan saya. Saya hanya duduk dikursi kosong tersebut, lalu saya melihat seperti sorotan lampu datang kepada saya.

Semakin lama semakin mendekat, saya menyadari itu adalah Tuhan Yesus. Saya berlari lalu memeluk Tuhan sambil menangis. “Aku ga mau balik kedunia, disana terlalu jahat. Disini aja enak nyaman, aku ga mau balik kesana. “ ucap saya. Tuhan menjawab “ Anak-ku, Aku kuat maka engkau juga harus kuat. “ lalu Tuhan Yesus membawa saya pergi mengelilingi surga. “ Disini rumah dibangun melalui iman. Semakin dalam iman kamu ke Aku, maka semakin cepat rumah ini jadi. “ ucapnya ( WAHYU 22 : 1 – 17 ).

Hingga akhirnya saya berada disebuah jurang , dimana ketika saya melihat kebawah terdapat banyak lautan manusia yang sudah hancur, dan disiksa. “ Yesus tolong, saya !”. “ Yesus, maafkan, saya!” itulah teriakan mereka. Saya melihat Tuhan Yesus sedih dengan apa yang terjadi pada mereka semua.

Lalu saya mencium bau yang sangat busuk dan anyir, saya menyadari  Tuhan Yesus tidak disamping saya lagi. Lalu semuanya berubah menjadi hutan pinus kembali, disitu saya bertemu dengan seorang lelaki yang gagah, sangat tampan.

“ kamu kalo takut kesana, ke tempat aku aja! Tempat aku enak, ga jauh dari dunia kok, disanatenag, enak dan nyaman!”, ucapnya sambil berjalan mendahului saya. ketika dia berjalan, saya melihat dibelakang tubuhnya terdapat ekor yang panjang.

“ LUCIFER ", ucap saya tiba – tiba. Dia langsung memegang tangan saya, lalu berubah menjadi seram. Keadaan berubah kembali, saya berada di sebuah jurang yang sama, namun ketika itu Lucifer berada dibelakang  saya, sehingga ia akan mendorong saya, karena selangkah lagi saya akan masuk ke dalam neraka itu.

Suhu disana sangat panas seperti terbakar. Bau busuk dan menyengat dimana – mana. Lalu Petrus menarik tangan saya. “ Dia milikku”. Ucap Petrus sambil menarik tangan kiri saya. “ Tidak!” Dia milikki!”, Ucap Lucifer sambil menarik tangan kanan saya. ketika saya melihat ke belakang , saya melihat badan saya berada dirumah sakit dan kedua orangtua saya sedang berdoa dan menangis.

“ Jawab saya ! Siapa yang kamu percaya ?!”, teriak Petrus . Saya berteriak sambil menutup mata “ JESUS! I BELIEVED YOU!” Lalu keadaan berubah, saya berada dipelukan Tuhan Yesus, sambil menangis.

“ Pulangah ! beritakanlah injil keselamatan ini kepada dunia karena waktu-KU sudah sangat dekat “ ucap Yesus. Lalu saya merasa saya menyatu dengan badan saya kembali. Saya mendapat penglihatan seperti layaknya film mengenai kegiatan aktivitas dosa, apa yang telah saya perbuat dari bayi sampai besar.

Tidak sampai disitu, 2 hari berturut – turut saya dibawa ke awan – awan , yang saya lihat adalah saya berada ditengah – tengah para malaikat. Lalu saya melihat sebuah pagar emas surga. Ketika saya naik ke pagar itu, terdapat suara  “ Pulanglah ke dunia  ! Belum waktunya kau disini “. Ucap suara itu.

Lalu saya dibawa pergi oleh bayangan hitam melihat bagaimana indahnya dunia . Sambil mengajak saya mengikuti dunia. Sampai akhirnya pendeta saya datang pada jam 2 pagi. Dan berdoa dikamar rawat inap tersebut. Saya merasa bebeas disitu.

Jujur setelah kejadian ini saya didatangi 2x oleh malaikat dengan berkata : “ kamu tahu tugas kamu didunia ini apa ?”  ucap mereka. “ Tugas kamu bukan strees karena dunia ! melainkan tugasmu  adalah menjadi pelayan Tuhan ! kamu harus memberitakan injil ini, memberitakan apa yang sudah kamu dapat ke seluruh dunia ini, setelah itu kamu kembali lagi kesana ( ke surga ). Ingat ! waktunya sudah sangat dekat “ ucap mereka.


Sejak saat itu saya sadar, memohon bantuan Tuhan untuk memberitakan injil ini. Lalu saya bertekad untuk membagi kita semua.  Tugas saya hanya memberitakan kebenaran ini. Biarlah roh kudus bekerja bagi kita semua. Terima asih. Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar: