Tom Uzhunnalil, seorang pendeta asal India yang diculik di
Yaman pada Maret 2016, disalib oleh kelompok militan ISIS. Eksekusinya
dilakukan tepat pada peringatan Jumat Agung, menyerupai penyaliban Yesus
Kristus pada awal Masehi.
Sebagaimana dikutip dari DNA India, Senin (28/3/2016),
informasi tersebut sudah dikonfirmasi kebenarannya oleh Kardinal Christoph
Schonborn dari Gereja Katolik di Wina, Austria. Ia mengklaim bahwa ancaman
penyaliban tersebut sudah direalisasikan pada malam perayaan Jumat Agung.
Sebelumnya, pemerintah India telah mengonfirmasi penangkapan
Romo Tom Uzhunnalil, pendeta India dari Bangalore, yang diculik oleh ISIS di
Yaman.
Untuk itu, pemerintah berupaya melakukan segala cara agar
dapat membebaskan pendeta Salesian tersebut.
Pendeta Tom Uzhunnalil ditangkap dalam penyerbuan yang
dilakukan empat militan bersenjata di rumah panti jompo di Aden, Yaman pada
Jumat 4 Maret 2016. Sedikitnya 16 orang terbunuh, termasuk empat orang
biarawati meninggal dunia dalam serangan brutal tersebut.
Di antara biarawati yang tewas, seorang berasal dari India.
Sesaat setelah mendengar kabar tersebut, Paus Fransiskus I menobatkannya
sebagai martir.
Diketahui bahwa ada sekitar 80 orang lansia yang tinggal di
panti jompo tersebut, yang dijalankan oleh Misionaris Cinta Kasih, sebuah
organisasi yang didirikan oleh Bunda Teresa.
Pada 1998, biarawati Misionaris Cinta Kasih juga pernah
diserang di Yaman. Saat itu, sekelompok pria bersenjata membunuh tiga biarawati
di kota pelabuhan Laut Merah, Hodeidah.
“Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah
hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” ( Yohanes 16:33b)
“Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi
kita;” ( Ibrani 11:40a )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar