Nama saya
Reynold. Saya menuliskan kesaksian saya ini dengan sejujurnya, tanpa saya
tambah atau saya buat buat. Biarlah ini semua dapat di baca oleh siapapun,
entah dari agama apapun dan biarlah semua untuk hormat kemuliaan Tuhan.
Saya berusia
25 tahun waktu itu. Saya bekerja sebagai salah satu karyawan perbankan
"X" di kota Jambi, pekerjaan saya adalah sebagai Penilai Jaminan atau
lebih kami kenal dengan sebutan Investigasi.
Pekerjaan
yang cukup baik yang dipercayakan perusahaan kepada saya, bagian ini memiliki
kegiatan untuk menilai jaminan dari calon debitor yg akan mengajukan kredit
kepada kami.
Penilaian
dilakukan dengan cara turun langsung ke lapangan, melihat objek yang akan
dinilai, memfoto objek tsb untuk selanjutnya di analisa dan dibuatkan laporan
penilaian jaminannya.
MULAINYA
PERISTIWA.
Tepat hari
itu kamis tanggal 13 Maret 2014. Saya dan rekan marketing bermaksud menilai
beberapa aset berbentuk rumah dan ruko debitor Developer yang mengajukan kredit
kepada perusahaan. Di lokasi yang cukup strategis saya baru saja memfoto
beberapa rumah, kemudian yang terakhir kami akan menilai 2 buah ruko yang juga
akan di jadikan jaminan dari calon debitor tersebut di dampingi salah satu
staff calon debitor tersebut.
Ruko itu baru
di bangun sebab nampak baru. Singkat cerita, saya biasa melakukan pemotretan
jaminan dari bagian pintu masuk ( lantai pertama ) lanjut ke belakang dan
kemudian naik ke lantai berikutnya, ruko tersebut sekitar 3 setengah lantai.
Begitu saya
sampai di lantai kedua, saya dan rekan marketing saya serta staff pemilik ruko
sedang asyik mengobrol sembari saya mencari informasi mengenai ruko, baik
tujuan pendirian maupun akan di peruntukan untuk apa ruko kedepannya. Ketika
kami sedang mengobrol tiba tiba saya ingin menyelesaikan penilaian dengan
segera sebab waktu itu sudah jam 1 lewat kebetulan kami belum istirahat makan
siang. Sehingga saya bermaksud menaiki semua lantai untuk melanjutkan
pemotretan agar cepat selesai.
Karena saya
termasuk orang yang agak aktif, saya berlari menaiki anak tangga ( dari lantai
2 menuju lantai 3 ), kemudian saat saya berlari menaiki tangga sampai ke lantai
3 setengah tiba tiba dengan keadaan yang sangat cepat tangga yang saya naiki
perlahan ambruk satu persatu sehingga tidak tergapai oleh tangan saya, karena
panik kamera saya pun terhempas namun saya pasrah sebab keadaan tangan memang
tidak mampu lagi untuk menggapai apapun yang ada dikiri dan kanan ( anak tangga
/ pondasi ).
Sebelumnya staff pemilik ruko memang sudah tahu kalau bangunan
tersebut tangganya begitu rapuh mengingat baru di bangun dan terlalu tipis tapi
dia lupa menginformasikan kepada saya, sehingga apa daya saya terjatuh dan
kemudian terhempas.
Saya dan
reruntuhan anak tangga bukan hanya jatuh ke lantai 2 bahkan sampai ke lantai
pertama. Saya terjatuh di temani reruntuhan batu batu anak tangga, kepala kiri
saya terbentur ke siku siku anak tangga lainnya, badan saya nyaris remuk.
Karena
terantuk siku anak tangga, dagu dan kepala bagian kiri saya robek, dan berdarah
banyak. Rusuk saya sebelah kiri jatuh menghempas dasar terlebih dahulu.
Ketika
terjatuh, saya cuma berteriak dengan suara lantang,
"Mami...,
anakmu jatuh".
Saya yakin
saat itu orang tua dan istri saya yang berada ditempat lain pasti mengalami
kontak batin yang kuat.
Kemudian
entah mengapa tiba tiba saya mampu berdiri, namun nafas saya seperti terjepit,
begitu juga langsung saya berteriak,
" Tuhan
Yesussssss, Tuhan Yesussss... "
Seketika
saya tergeletak lemas karena kaki saya merasa tidak ada tenaga, dengan darah
yang lumayan banyak mengalir dari kepala dan dagu saya.
Singkat
cerita saya diberikan pertolongan sampai ke rumah sakit terdekat.
SAMPAI DI
RUMAH SAKIT.
Saya masih
sadar betul ketika mobil kami membawa saya ke rumah sakit terdekat. Saya tidak
merasakan sakit namun nafas saya seperti terjepit.
Tandu dari
rumah sakit membawa saya menuju UGD dan disana sembari diberikan pertolongan
pertama saya juga di interogasi oleh petugas rumah sakit,
"Apanya
yg sakit pak?"
Jawab saya,
"Rusuk saya pak dan kepala!"
Kemudian
mereka coba menggerakkan kaki saya, Puji Tuhan, kaki dan tangan saya berfungsi
dengan baik. Cuma kalau bergerak, saya tidak tahan sebab nafas saya seperti
terjepit dan merasakan sakit dibagian rusuk sebelah kiri.
Sesekali ada
suara yang bicara,
"Ini
pasti memar!!!"
"Ini
pasti ada yang patah!!"
"Ini
pasti ada pembekuan di kepala!!!"
"Ini
pasti parah banget.."
"Ini
pasti harus di rawat total"
"Ini
pasti bla bla bla bla".
Suara itu
dari petugas rumah sakit, sebab yang menangani saya pada waktu itu ada sekitar
6 sampai 7 orang, 2 orang menjahit kepala saya, 2 orang membersihkan bagian
luka lain, 2 orang lagi sedang belajar dan 1 lagi adalah dokter yang sedang
piket ( dalam keadaan itu saya sadar betul sebab memang tidak ada rasa untuk
pingsan / pusing ).
Dan saya
cuma termenung mendengar mereka berbicara seperti itu. Begitu orang tua dan
istri saya datang. Saya dibawa untuk di rontgen, melihat bentuk tulang, memar
serta luka luka yang ada di kepala saya.
Tapi saya
hanya berkata dalam hati,
"Tuhan,
inilah aku, aku tahu penyertaan Tuhan sempurna".
Sampailah
pada saat semua bagian sudah di rontgen, ternyata satupun tidak ada yang cacat.
Termasuk rusuk saya yg sakit tadi. Hanya memar yang masih ada.
PUJI TUHAN
YESUS.
Singkat
cerita saya di rujuk ke rumah sakit yang lebih baik, Siloam Hospital, di
perjalanan saya di bawa oleh mobil ambulance, di belakang itu hanya ada saya,
istri saya dan ibu saya.
Tiba tiba
terdengar suara yg begitu jelas di telinga saya, katanya,
"
Hey......!!!!"
Saya melihat
muka ibu saya, dia masih saja menangis, saya kira dia sedang memanggil saya,
saya melihat istri saya jg termenung dan masih shock atas kejadian yang sangat
cepat itu. Saya segera memejamkan mata karena saya takut berhalusinasi dan
bingung dari mana suara panggilan itu.
Barulah saya
mengerti suara itu adalah Rohul Kudus, Suara yang sangat Merdu ketika Dia
berkata lagi,
"Buka
matamu!! jangan terpejam.. Andaikan tadi engkau tidak memanggil namaKu, maka
sekarang engkau akan naik mobil ini namun dengan kondisi sudah tidak bernyawa
lagi!! Maka dari itu, jangan bersedih. Tersenyumlah..."
Sekejap itu
juga saya langsung membuka mata dan tersenyum lebar. Saya berfikir saya
seharusnya bersyukur bahwa penyertaan Tuhan itu memang sempurna. Sampai istri
dan ibu saya menjadi heran ketika mereka melihat saya tersenyum.
SAMPAI DI
SILOAM.
Disana saya
kemudian di rawat, saya disarankan untuk menginap untuk melihat bagaimana kondisi
saya, apakah semakin membaik atau malah muntah mengingat ada goncangan /
hentakan yang keras tetapi puji Tuhan semua baik dalam waktu 2 hari saya sudah
diizinkan dokter untuk rawat jalan, dan semua biaya ditanggung oleh perusahaan
tempat saya bekerja.
Yang mau
saya sharing disini adalah, saya tidak perduli siapa anda yang sedang membaca
kesaksian ini, mau anda dari suku manapun, agama apapun, atau bahkan yang masih
tidak percaya dengan tulisan ini.
Saya cuma
ingin menyampaikan, Tuhan saya pernah membangkitkan orang mati, namaNya Yesus.
Ketika mungkin sesuatu terjadi diluar apa yang anda pikirkan, seperti musibah
yang datang tiba tiba, atau bahkan masalah yang timbul yang mungkin anda
sendiri tidak ingin itu terjadi, maka ketahuilah satu hal bahwa dalam namaNya
ada kesembuhan, mujizat, dan lain lain yang tidak dapat saya tulis satu
persatu.
Kalau ada
kuasa yang sanggup melakukan apa yang Tuhan Yesus buat, maka mungkin hari itu
saya tidak pernah selamat. Sebab dibawah kolong langit ini tidak ada satupun
nama diberikan yang lebih besar selain nama Yesus.
Kalau anda
hari hari ini mengalami pergumulan atau masalah apapun terlepas apapun agama
anda maka saya sarankan anda untuk mulai berteriak dengan kerohanian anda, saya
tidak mengajak anda untuk berpindah keyakinan, saya cuma mau mengajak anda
untuk mengenal satu Pribadi yang dapat membuat apa yang mustahil bagi manusia
namun menjadi mungkin.
Panggil nama
ini jika beban hidup anda rasa berat atau masalah dan musibah datang secara
tiba tiba dan logika nalar anda merasa tidak ada jalan keluar, YESUS. TOLONG
SAYA. AMIEN
Tuhan Yesus
Memberkati kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar